Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kamis, 10 Juli 2025

Mahfud: Dulu Orang Tak Percaya Vaksin, Sekarang Rebutan di Mana-mana

* Harta-Jabatan Tidak Ada Gunanya, Masuk RS Antre
Redaksi - Senin, 26 Juli 2021 10:42 WIB
316 view
Mahfud: Dulu Orang Tak Percaya Vaksin, Sekarang Rebutan di Mana-mana
(Dok. Kemenko Polhukam)
Menko Polhukam, Mahfud Md 
Jakarta (SIB)
Menko Polhukam Mahfud Md menyebut saat ini masyarakat berlomba-lomba ingin disuntik vaksin Covid-19. Terutama semenjak varian Delta merebak di Indonesia.

"Vaksin, orang sekarang ribut. Dulu orang nggak percaya. Sekarang sesudah pemerintah, sesudah Delta merebak orang berebutan vaksin, di mana-mana rebutan vaksin. Nah sekarang tenaga dokternya yang nggak ada, tenaga vaksinatornya yang nggak ada," kata Mahfud, Minggu (25/7).

Hal ini disampaikan Mahfud saat menghadiri acara 'Silaturahmi Virtual Menko Polhukam dengan Alim Ulama, Pengasuh Ponpes, dan Pimpinan Agama Se-Jawa Barat'. Mahfud awalnya menjelaskan efektivitas vaksinasi dalam menurunkan tingkat kematian akibat Covid-19.

"Sekarang ini lebih dari 90 persen yang meninggal sekarang ini adalah karena belum divaksin (sedangkan) yang sudah divaksin 10 persen. Itu kalau (penjelasan) ilmiah sudah menemukan jawaban bahwa vaksin itu penting," jelasnya.

Kendati demikian, Mahfud menyadari saat ini pendistribusian vaksin Corona di wilayah Indonesia belum merata. Untuk itu, dia meminta warga tetap mematuhi protokol kesehatan dengan tetap memakai masker sambil menunggu giliran divaksinasi.

"Karena vaksin itu sekarang belum bisa merata maka pengganti vaksin sampai yang lain mendapat vaksin adalah masker. Yang sudah divaksin pun agar tidak tertular atau menulari tetap harus pakai masker, jaga prokes," sebutnya.

Bahkan Mahfud mengatakan di wilayah tertentu ditemukan antrean mengular warga disuntik vaksin sehingga tak tertangani secara maksimal. Semua ini karena pihaknya kekurangan tenaga vaksinator.

"Saya pernah lihat gambar antrean di sebuah tempat di jabar orang datang, antre sampai ga bisa terlayani. Bukan tidak ada vaksinnya, bukan tidak boleh. Itu tetap gratis. Tapi karena antreannya terlalu panjang kemudian menimbulkan situasi mental tersudut dan tertekan juga, peningkatan penyakit juga jadi meluas," imbuhnya.

Masuk RS Antre
Mahfud Md mengatakan harta dan jabatan kini seolah tak ada gunanya. Menurut Mahfud, warga yang terpapar Covid-19 dari semua kalangan tetap harus antre masuk rumah sakit.

"Nah sekarang saudara, harta, jabatan dan sebagainya ndak ada gunanya. Karena sekarang sudah pada antre di RS, nggak dapat tempat. (Yang) hartanya banyak, yang mau bayar paling mahal sudah nggak bisa, ini sudah ditepati begitu banyak orang di RS," kata Mahfud Md.

Mahfud memaparkan selama pandemi Covid-19, lebih dari 80 juta warga meninggal dunia akibat Covid-19. Bahkan, mereka yang meninggal selain dari masyarakat berasal dari kalangan tokoh agama hingga pejabat.

Mahfud juga mengungkap jika dulu penanganan Covid-19 berfokus mengajak warga untuk mau ditracing dan mau diobati, kini masyarakat justru banyak yang masuk ke RS. Selain itu, akses pengobatan ke luar negeri sulit diakses.

"Banyak uang ke luar negeri nggak bisa berobat juga ke luar negeri. Kalau dulu orang punya uang bisa mau ke Jerman, Singapura sekarang nggak bisa. Di sana tutup, di sini penuh," jelasnya. (detikcom/a)

Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru