Medan (SIB)
Pastor’s Prayer Meeting (PPM) dengan tuan rumah Majelis Umat Kristen Indonesia (MUKI) Sumatera Utara (SU), Selasa (3/8) diadakan di GBI Bethlehem Tabgha Jalan Rela 97 Medan. Kegiatan yang melibatkan gembala-gembala jemaat dan pendeta lintas denominasi gereja, pimpinan aras nasional organisasi religi berdoa untuk Indonesia agar dapat mengatasi persoalan yang dihadapi.
Pembina PPM Pdt Marlin Hutajulu MTh mengatakan, PPM adalah satu wujud kegiatan untuk bertopang tangan dari para pengembala dalam mencari solusi persoalan keumatan. Hal yang paling aktual dewasa ini, ujarnya, adalah pandemi Covid-19 yang dapat memangsa siapa saja. “Semua gereja, baik sebagai organisasi rumah Tuhan yang mewadahi pribadi-pribadi, maupun sebagai roh napas Kristen, bertanggung jawab ikut menangani pandemi,†ujarnya.
Ia mengatakan, tanggung jawab dimaksudkan mulai dari menyosialisasikan patuh protokol kesehatan Covid-19 sampai vaksinasi dan langkah selanjutnya. “Dari sisi kekristenan, PPM pun punya tangung jawab menyelesaikan persoalan umat. Hal yang menonjol adalah kesulitan mendirikan rumah ibadah sesuai asas formalitas,†tegasnya.
Ia berterima kasih, setiap kegiatan PPM yang rutin dilakukan, peserta semakin banyak. Termasuk kegiatan terakhir yang diprediksi dihadiri 50-an atau 75-an jiwa tapi yang hadir hampir dua kali lipat. “Seratus tiga puluhan jiwa yang dikirim Tuhan untuk PPM kali ini,†tegas Pdt Marlin Hutajulu yang mengucapkan terima kasih pada Pembina Asosiasi Pendeta Indonesia (API) Medan PS Rajamin Sirait MA.
Menurutnya, jumlah tersebut sangat membantu dalam menguatkan permintaan pada-Nya. “Tapi, jangan pula diasumsikan, apakah persoalan kekristenan dalam kehidupan berbangsa bernegara, semakin tambah? Biasanya orang Kristen baru bersatu bila ada persoalan. Jangan!†tutupnya.
Ketua MUKI SU Dedy Mauritz Simanjuntak MTh MACE MH(c) menjelaskan, PPM menjadi agenda rutin. Ia menginginkan rutinitas itu memberi solusi bagi persoalan bangsa. Menurutnya, semakin hari, persoalan kerakyatan termasuk persoalan jemaat Kristen, semakin bertambah.
Dalam masa pandemi, ujar pekerja sosial dan Ketua Sahabat Solmed tersebut, akses untuk mendapatkan vaksinasi harus dibuka lebar. “Vaksinasi memberlakukan syarat harus punya KTP dan KK atau NIK? Bagaimana warga yang belum memiliki administrasi kependudukan. Tidak dapat divaksin? PPM diharapkan dapat memberi solusinya dengan dialog pada eksekutif atau Gustu Covid-19,†tegasnya.
Ia menyorot vaksinasi yang justru menimbulkan kerumunan, seperti yang terjadi beberapa ratus meter dari kegiatan PPM di GBI Bethlehem Tabgha Jalan Rela Medan tersebut. “Semua itu mengharap peran serta jiwa-jiwa yang terpanggil dalam penanganannya,†tegas Dedy Mauritz Simanjuntak.
Dari hampir 150 jiwa yang hadir, terlihat pimpinan organisasi keagamaan seperti Pdt Dr Eben Siagian MH dari PGI, PGPI, Pdt Dr Baginda Nainggolan MTh yang Ketua PGPI-P Sumatera Utara, ketua dan sekretaris API kabuptaen kota Se-Sumut, Bamagnas, BKAG, IUKI, Sumatera Berdoa, LGSB dan sejumlah pendeta muda seperti Hendro Simbolon, cendikiawan perempuan Kristen Pdt Dr Rosna Sihotang MTh dan dari Gereja Pentakosta Sion, termasuk sejumlah pengurus MUKI Medan yang dikomandoi Boydo Panjaitan.
Dedy Mauritz Simanjuntak berterima kasih kepada PPM karena tak semata berdoa, tapi menyediakan waktu berdiskusi untuk mencari solusi persoalan bangsa. “Artinya, semangat ora et labora itu benar-benar dipahami,†tegasnya.
Di acara yang dibuka dengan menyanyikan ‘Indonesia Raya’ dipimpin Demawan Purba ditutup dengan renungan dalam doa Pdt Baginda Nainggolan. (R10/a)