Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Rabu, 06 Agustus 2025
Sadar Tidak Bisa Terus Berprestasi

Peraih Medali Olimpiade Pilih Gunakan Bonus untuk Tabungan Hari Tua

* Greysia Polii Belum Putuskan Pensiun
Redaksi - Sabtu, 07 Agustus 2021 08:22 WIB
363 view
Peraih Medali Olimpiade Pilih Gunakan Bonus untuk Tabungan Hari Tua
ANTARA/Shofi Ayudiana
Tangkapan layar - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menyambut kedatangan rombongan terakhir tim Indonesia di Olimpiade Tokyo di Bandara Soekarno-Hatta, Kamis (5/8/2021).
Jakarta (SIB)
Peraih medali Olimpiade Tokyo 2020 mengungkapkan bahwa bonus berlimpah yang mereka terima akan digunakan untuk bekal tabungan di hari tua.

Peraih medali perunggu Anthony Sinisuka Ginting, misalnya, sadar bahwa atlet merupakan profesi yang tidak menjamin kehidupan hingga hari tua. Sebab, jika atlet semakin berumur maka performa pun akan kian menurun sehingga sulit untuk terus berprestasi.

Karena itu, pria berusia 24 tahun itu mengatakan akan menggunakan setiap bonus yang mengalir kepada dirinya untuk ditabung demi mempersiapkan kehidupan masa depan ketika pensiun nanti.

“Kalau di bulu tangkis mungkin di umur 30-32 tahun sudah banyak yang pensiun. Jadi (bonus) ini salah satu nilai tambah buat kami karena kami harus mempersiapkan hari tua,” tutur Anthony dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Jumat.

“Dana ini kalau buat saya pasti ditabung karena kami tidak bisa terus berprestasi di hari tua,” ujar dia.

Tak jauh berbeda dengan Anthony, peraih medali emas Olimpiade Apriyani Rahayu juga menyampaikan bahwa sebagai atlet yang mempunyai batas umur untuk bisa bersaing kompetitif maka dirinya harus pintar dalam mengelola bonus yang ia terima.

“Karena kami punya batasan umur maka harus pintar menabung apa yang sudah kami dapat. Pintar-pintar bisnis supaya uangnya terus berputar,” katanya.

Rencana serupa juga disampaikan peraih perunggu Windy Cantika dan Rahmat Erwin Abdullah.

“Sebenarnya tidak kepikiran buat apa-apa, jadi ditabung saja. Kalau ada keperluan tiba-tiba baru dipakai. Tapi untuk sekarang ditabung,” kata Rahmat.

“Saya juga belum kepikiran jadi sama sepertinya ditabung juga,” tutur Windy menimpali.

Sementara itu, peraih perak Olimpiade Tokyo Eko Yuli Irawan berencana untuk membangun usaha agar ia tetap berpenghasilan ketika sudah pensiun nanti.

“Ya tetap ada harus ditabung, tetapi kami harus mendiskusikan dengan orang rumah juga karena sudah berkeluarga, ada anak, ada tanggung jwab ke depan. Jadi lebih ke bagaimana cara menghasilkan di luar olahraga ini,” kata Eko.

Para peraih medali Olimpiade telah dijanjinkan bonus tidak hanya dari pihak swasta, pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), pemerintah provinsi hingga pemerintah kota/kabupaten juga sudah menyiapkannya.

Berdasarkan pengalaman di Olimpiade Rio 2016, peraih medali emas Olimpiade bakal diguyur bonus masing-masing Rp5 miliar dari pemerintah pusat, sedangkan peraih perak dapat Rp2 miliar, dan perunggu Rp1 miliar.

belum putuskan pensiun
Pebulu tangkis Indonesia Greysia Polii akhirnya angkat bicara terkait rencana pensiun yang kembali mencuat setelah raihan medali emas Olimpiade Tokyo 2020 bersama pasangannya, Apriyani Rahayu.

Capaian emas Olimpiade itu pun memunculkan banyak pertanyaan apakah Greysia akan menunda niat pensiun atau justru gantung raket. Namun ia mengaku masih menunggu waktu yang tepat untuk menemukan jawaban itu.

“Sekarang tinggal menunggu waktu yang tepat untuk pensiun dari bulu tangkis. Karena saya sudah menikah, saya punya prioritas. Sebelum Olimpiade priroitas saya masih di bulu tangkis dan keluarga suami sangat mendukung luar biasa,” ungkap Greysia dalam jumpa pers virtual bersama Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Jumat (6/8).

Greysia kembali mengenang masa-masa saat ia terpuruk setelah didiskualifikasi di Olimpiade London 2012 bersama pasangannya kala itu, Meiliana Jauhari. Momen tersebut sempat membuat dia berpikir untuk pensiun meski umurnya masih 25 tahun.

Namun perempuan yang akan menginjak usia 34 tahun itu memilih bangkit dan kembali tampil di Rio 2016 bersama tandem barunya, Nitya Krishinda Maheswari. Setelah itu, Greysia kembali berniat pensiun setelah pasangannya itu mengalami cedera dan harus menjalani operasi.

“Pada saat itu saya sudah ancang-ancang harus pensiun, saya juga punya pasangan dan kami berencana menikah dan itu normal sekali di pikiran saya sebagai atlet wanita,” kenang atlet kelahiran 11 Agustus 1987 itu.

“Tapi ternyata Tuhan berkata lain, meminta saya untuk do the extra miles. Ada Apri dan saya melihat pelatih minta tolong untuk menunggu sebentar, setelah 2016 itu enam bulan sampai setahun, terutama untuk mengangkat ganda putri agar berprestasi.”

Ia pun kembali mengurungkan niatnya untuk mengakhiri kariernya sebagai atlet demi kemajuan para juniornya.

Seiring berjalannya waktu, bertambahnya usia, dan dengan statusnya sebagai pemain paling senior, Greysia pun semakin merasakan perubahan dalam menjalani setiap pertandingan. Ia merasa bisa tampil tanpa beban karena sadar sulit untuk bisa bersaing kompetitif dengan pemain-pemain muda.

“Sebenarnya empat tahun ini saya jalan nothing to lose. Kalau dulu masih muda saya menggebu-gebu tapi sewaktu sudah menikah dan senior saya hanya nothing to lose, saya mencintai apa yang lakukan…Suami dan keluarga juga mendukung luar biasa.”

Meski mendapat dukungan dari suami dan keluarganya, Greysia sadar bahwa pada suatu hari ia harus berhenti demi melanjutkan kehidupan selanjutnya.

“Di dalam kehidupan ada season di mana kita harus tahu kapan harus berhenti dan melanjutkan kehidupan lain. Jadi saya tidak bisa bilang kapan waktunya (pensiun),” pungkas dia. (Antaranews/f)

Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru