Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Sabtu, 14 Juni 2025

Raih Medali Emas Lempar Lembing, Abdul Hafiz dari Sumut Pecahkan Rekor PON

* Merasa Dicurangi, Jatim Kembalikan Medali Perunggu
Redaksi - Rabu, 06 Oktober 2021 09:04 WIB
1.696 view
Raih Medali Emas Lempar Lembing, Abdul Hafiz dari Sumut Pecahkan Rekor PON
(Foto: Humas PPM/Joseph Situmorang/FajarPapua)
GIGIT EMAS: Abdul Hafiz atlet lempar lembing asal Sumut menggigit medali emas usai saat menerima medali di Mimika Sport Complex, Selasa (5/10). 
Mimika (SIB)
Kontingen Sumatera Utara menambah satu emas dan satu perak pada hari pertama perlomaan cabang atletik Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021 di Stadion Atletik Mimika, Selasa (5/10). Medali emas disumbangkan Abdul Hafiz dari nomor lempar lembing, sementara perak dipersembahkan Syafwan Hafizah nomor lompat jauh putra.

Abdul Hafiz meraih emas setelah mencatatkan lemparan sejauh 71,03 meter. Lemparan atlet asal Binjai ini sekaligus memecahkan rekor PON atas nama Agustinus Mahuse (68.81 m). Agustinus sendiri pada lomba ini harus puas meraih perak dengan lemparan 64.58, sementara perunggu Egi Patil Pranata dari Bengkulu 63.22 m.

Sementara Syafwan mendapat perak lompat jauh setelah melakukan lompatan sejauh 7.34 m. Medali emas nomor ini diraih Safwaturrahman (NTB) 7.58m, dan perunggu untuk Suwandi Wijaya (Babel) 7.31 m.

Sayangnya, prestasi Hafiz dan Syafwan gagal diikuti Pretty Sihite yang turun di nomor lari 5.000m putri. Meski telah berupaya sekuat tenaga, pelarih asal Sibolga ini finis di urutan keempat. Demikian pula halnya Khairuddin Syahputra, ia menduduki peringkat keempat nomor lari gawang 110 m putra.

Pelatih Atletik Sumut Joseph Lummy bersyukur dengan capaian anak didiknya M Hafiz. “Prestasi Hafiz cukup membanggakan. Terakhir saat SEA Games Philipina 2019 (mendapat medali perak), lemparannya 71.00m. Namun di PON Papua lemparannya 71.03m. Lemparannya ini tidak saja memecahkan rekor pribadi tapi juga rekor PON,” ujarnya.

“Mulai kesempatan pertama hingga kelima, lemparan Hafiz di kisaran 67-an meter. Baru di lemparan keenam ia melakukan lemparan 71.03,” tambahnya.

Ditanya tentang startegi yang diberikannya, Joseph menyebutkan dirinya memang memotivasi Hafiz untuk membuktikan bahwa ialah yang terbaik di tanah air saat ini.

“Kita bersyukur atas raihan pada hari pertama cabang atletik ini. Semoga saja ini merupakan awal yang baik,” tambah Pelatih Sinung Nugroho.

Sekretaris Pengprov PASI Sumut, Suharjo MPd ketika dihubungi juga mengaku senang. Dengan raihan, dia yakin target dua medali emas pada PON kali ini, bakal tercapai.

"Alhamdullilah, kita meraih satu emas dan satu perak pada hari pertama. Ini merupakan awal yang bagus. Kita yakin target dua emas bisa dilampui," ujarnya.

Kembalikan Medali
Muncul konflik di cabor binaraga PON Papua 2021. Kontingen Jawa Timur merasa dicurangi dan mengembalikan medali perunggu mereka.

Ini terjadi pada pertandingan binaraga di Auditorium Universitas Cenderawasih, Senin (4/10/2021). Pelatih kepala binaraga Jawa Timur Raja Siahaan mengaku geram dengan keputusan dewa juri pada pertandingan itu.

Ia menilai kejanggalan terjadi ketika Misnadi yang sebenarnya sudah mendapat medali di kelas 70 kg dan akan naik ke panggung untuk prosesi penyerahan, tiba-tiba namanya tidak dipanggil.

Disebutkan pula indikasi kecurangan lain terjadi di kelas +85 kg, ketika ada atlet asal Aceh yang tak memenuhi persyaratan, yakni berat badan di bawah 85 kg namun bisa tampil dan malah meraih medali emas. Sementara itu di kelas 80 kg, Komara yang merupakan atlet andalan Jatim gagal mempersembahkan medali emas karena diklaim dikalahkan keputusan dewan juri. Hal ini lantas membuat kericuhan terjadi di arena pertandingan.

Tim Jatim mempertanyakan keputusan dewan juri dan meminta mereka membeberkan data penilaian. Tapi, dewan juri tidak bisa memberikan jawaban dan malah berlindung di balik petugas keamanan. "Kami hanya meminta dewan juri membuka hasil penilaian sehingga ada transparansi, tapi mereka diam dan pergi membawa data-data perlombaan. Kami mencurigai adanya aksi kecurangan dalam penilaian karena peraih medali emas adalah atletnya dewan juri," tuding Raja dalam keterangannya kepada detikSport.

Alhasil, kontingen Jatim yang merasa kesal akhirnya mengembalikan dua medali perunggu yang didapat di kelas 65 kg atas nama Kariyono dan 80 kg atas nama Komara Dhitayana.

Protes keras juga dilayangkan ofisial kontingen Banten, Bali, Kalimantan Timur, dan DI Yogyakarta. Mereka menuding dewan juri sengaja memenangkan atlet-atlet 'mereka'.

Hari ini, Selasa (5/10), dewan hakim, dewan juri dan seluruh ofisial yang keberatan akan bertemu membahas protes tersebut. Kesepakatan tersebut dicapai setelah dewan hakim Herry dan Suyudi menjanjikan adanya pertemuan. Sementara dewan hakim lain Bambang Wijaya tidak menampakkan diri sejak keributan terjadi.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan dari dewan juri dan PP PBFI terkait kejadian tersebut. (R9/Detiksport/a)


Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru