Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 30 Juni 2025
Diskusi Semangat Kebangsaan Indonesia Maju

PIKI SU Ajak Publik Berpolitik Santun dan Lentur Ala Sabam Sirait

Redaksi - Rabu, 06 Oktober 2021 10:37 WIB
308 view
PIKI SU Ajak Publik Berpolitik Santun dan Lentur Ala Sabam Sirait
(Foto: SIB/Oki Lenore)
PIKI SU - In Memoriam Sabam Sirait: Ketua PIKI SU John Eron Lumban Gaol SE dan Sekretaris Jadi Pane SPd MM (tengah) bersama peserta diskusi serangkaian Inmemoriam Sabab Sirait di Medan, Selasa (5/10). 
Medan (SIB)
Persatuan Intelegensi Kristen Indonesia (PIKI Sumatera Utara (SU) mengadakan diskusi semangat kebangsaan Indonesia maju, Selasa (5/10). Diskusi dalam rangkaian In Memoriam Sabam Sirait yang wafat di Jakarta, Rabu (29/9) dan dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta, Minggu (3/10) itu melibatkan ragam kalanan.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PIKI SU, John Eron Lumban Gaol SE menegaskan, Bangsa Indonesia kehilangan guru politik bangsa. Bagi politisi deasa ini, khususnya keluarga besar PIKI, kehilangan sosok yang berpolitik secara santun dan melewati masa 7 presiden. “Almarhum itu meninggalkan keteladanan berpolitik secara beretika, politik yang bermartabat, politik beradab dan penuh nilai serta punya nasionalisme yang sangat tinggi. Tanpa pernah memaksakan kehendak,” tegasnya dalam pertemuan di Royal Condominium Medan.

Hadir di kegiatan itu sejumlah aktivis gerejawi, politisi lintas partai dan cendikiawan perempuan seperti Dr Elisabeth Komaesakh, MHum, Pdt Dr Rosiany Hutagalung MTh. Dari kalangan gerejawi dan pengurus PIKI ada Jadi Pane SPd MM, Ir Ronald Naibaho MSi, Dr Pngihutan Hutagalung dan Tiopan Tampubolon SP MTh.

John Eron Lumban Gaol mengatakan, jejak teladan yang ditinggalkan Sabam Sirait terlihat sangat menonjol sejak menadatangani fusi partai politik. Saat itu, tambahnya, di 1973 di mana sebagai Ketua Parkindo almarhum melebur dalam PDI. Ketika pada perjalanannya terjadi huru-hara politik karena kebijakan penguasa, almarhum tak memaksanakan kehendak tapi mengikuti irama namun tetap membawa misi kasih. “Terus masuk dalam sistem tapi mempertahankan kekristenannya.

Sampai di situ Sabam Sirait berhasil menunjukkan bahwa politik itu adalah suci dan politik itu untuk kemaslahatan semua warga negara. Politik adalah alat untuk menyejahterakan semua warga negara dan politik itu adalah seni dalam mencapai keadilan dalam bernegara.”

Contoh tersebut sangat cocok untuk Indonesia kini dan ke depan. “Indonesia butuh politisi tak memaksanakan kehendak dan mengikuti arus keinginan publik Pancasilais,” tutupnya.

Ronald Naibaho menunjuk sosok Sabam Sirait sebagai negarawan pekerja keras. “Almarhum terus berpacu. Meski dilindas ia tidak menjadi ganas, tapi terus santun dalam menjaga dan mewarat NKRI,” tambah mantan Ketua GAMKI SU tersebut.

Jadi Pane mengajak generasi muda termasuk politisi kini dan ke depan untuk bercermin pada pola persaudaraan yang dibangun Sabam Sirait. “Semoga generasi muda saat ini dan ke depan, mengilhami semangat kasih dan kekristenan yang dilakoni Sabam Sirait sebagai patron untuk menjadi politisi yang bermoral dan bermartabat,” tutup dosen ekonomi UMKM di sejumlah universitas tersebut. (R10/a)

Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru