Medan (SIB)
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengamini banjir yang merendam ribuan rumah di Kota Tebingtinggi disebabkan penyempitan dan pendangkalan Sungai Padang.
Karena itu dia mendorong agar Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II segera merealisasikan kegiatan dimaksud.
"Selain pendangkalan di sana, ada kerusakan di tepi Sungai Padang yang harus dilakukan pekerjaan oleh nasional (Kementrian) bagian perairan," katanya menjawab wartawan di Pekanbaru, Selasa (23/11).
Sebenarnya, ungkap Edy, normalisasi dan perbaikan Sungai Padang dikerjakan pada tahun anggaran 2020 oleh Kementerian PUPR, tetapi alokasi anggaran tersebut dialihkan untuk penanganan Covid-19. "Saya sudah komunikasikan, tapi karena Covid-19 itu direfocusing dananya tidak dilakukan pemeliharaan sungai, nanti kita kejar lagi untuk berikutnya," ujarnya.
Ia berkomitmen segera mengkoordinasikan hal itu kembali kepada Kementerian PUPR. Sebab perbaikan Sungai Padang sudah bersifat mendesak. "Kementerian yang punya wewenang tak bisa juga provinsi yang mengerjakan ataupun tak cukup juga duitnya, Sungai Padang cukup panjang dan bertahun-tahun tak pernah dinormalisasi," ujarnya.
Edy juga berjanji kepada warga yang terdampak banjir, akan hadir ke sana untuk memberikan bantuan. "Itu urusan kita. Sekembali dari sini akan saya lihat," pungkasnya.
Diketahui, sebanyak 3.386 rumah warga terendam banjir luapan dari Bahilang dan Sungai Padang, Kota Tebingtinggi. Meski genangan air sudah surut banjir terparah di di Kota Tebingtinggi tahun ini pun banyak menimbulkan kerusakan fasilitas infrastruktur jalan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tebingtinggi Wahid Sitorus menyatakan, banjir yang ditimbulkan luapan Sungai Bahilang dan Sungai Padang merendam ribuan rumah di 5 kecamatan terhitung Minggu pagi hingga malam sebanyak 3.386 kepala keluarga (KK).
Diakuinya, banjir disebabkan tingginya curah hujan di Kabupaten Simalungun dan Kota Pematang Siantar. Alhasil Sungai Padang dan Sungai Bahilang yang melintas di tengah Kota Tebingtinggi meluap dan menggenangi rumah warga sejak pukul 04.00 WIB, dengan ketinggian air rata-rata 20-100 centi meter.
Adapun Pemko Tebingtinggi melalui perangkat daerah terkait lainnya mendirikan tenda hunian sementara, posko dan dapur umum di kelurahan hingga tingkat lingkungan masing-masing.
"Tidak ada korban jiwa hanya kerusakan rumah warga, untuk pasokan bahan makanan sudah dilakukan oleh pihak-pihak terkait," ungkapnya. (rel/A13/f)