Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Sabtu, 05 Juli 2025

Ucapan Selamat Natal Jangan Jadi Polemik Tiap Tahun, Setuju?

Redaksi - Minggu, 19 Desember 2021 09:57 WIB
493 view
Ucapan Selamat Natal Jangan Jadi Polemik Tiap Tahun, Setuju?
(Rengga Sancaya/detikcom)
Foto ilustrasi suasana Natal 2021.
Jakarta (SIB)
Suasana Natal sudah mulai terasa. Namun ada isu tahunan yang masih saja berulang hingga sekarang: polemik ucapan selamat Natal. Ada yang mempersoalkan, ada juga yang tidak.

Fenomena di masyarakat ini sudah menjadi perhatian pemerintah dan ormas Islam. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Utara mengeluarkan tausiah berisi larangan umat Islam mengucapkan selamat Hari Natal karena ucapan seperti itu haram bagi umat Islam.

Di Sulawesi Selatan, MUI setempat merasakan adanya pro-kontra soal ucapan selamat Natal. Di satu sisi ada yang mengharamkan, di sisi lain ada pula yang tidak mempermasalahkan ucapan selamat Natal dari umat Islam ke umat kristiani.

"Jangan menjadi polemik yang bisa mengganggu harmonisasi antarumat manusia, khususnya bangsa Indonesia," kata Sekretaris MUI Sulsel Muammar Bakri kepada wartawan di Sekretariat MUI Sulsel di Masjid Raya Makassar, Kamis (16/12).

Wakil Menteri Agama (Wamenag) yang juga Wakil Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Zainut Tauhid Sa'adi menjelaskan bahwa memang ada perbedaan pandangan soal ini. Sebagian ulama melarang, sebagian lagi tidak melarang mengucapkan selamat Natal. Namun yang jelas, itu urusan masing-masing. MUI tidak pernah berfatwa.

"MUI Pusat sendiri belum pernah mengeluarkan ketetapan fatwa tentang hukumnya memberikan tahniah atau ucapan selamat Natal kepada umat kristiani yang merayakannya, sehingga MUI mengembalikan masalah ini kepada umat Islam untuk mengikuti pendapat ulama yang sudah ada sesuai dengan keyakinannya," kata Zainut kepada wartawan, Sabtu (18/12).

Zainut mengimbau seluruh masyarakat bijaksana dalam menyikapi perbedaan pendapat tersebut. Dia berharap perbedaan pendapat ulama itu tidak dijadikan polemik yang justru mengganggu kerukunan antarumat beragama.

"Sebaiknya kita mengembalikan masalah ini pada keyakinan kita masing-masing dengan tidak saling menyalahkan, bahkan mengafirkan," ujarnya.

Maka, tak perlu lagi menjadikan pro-kontra ucapan selamat Natal sebagai polemik tahunan. Setiap orang dapat mempertimbangkan untuk mengucapkan atau tidak mengucapkan selamat Natal tanpa harus berseteru. (detikcom/a)

Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru