Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 06 Juli 2025

WHO Minta Liburan Natal-Tahun Baru Ditunda

* Tedros Adhanom: Pandemi Berakhir Jika 70% Populasi Dunia Sudah Divaksin
Redaksi - Rabu, 22 Desember 2021 08:02 WIB
411 view
WHO Minta Liburan Natal-Tahun Baru Ditunda
Internet
Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus
Jenewa (SIB)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta masyarakat membatalkan rencana liburan Natal dan Tahun Baru demi melindungi kesehatan publik saat varian Omicron menyebar ke seluruh dunia. "Lebih baik acara batal daripada nyawa yang batal," kata kepala WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus. Ia menambahkan bahwa keputusan sulit harus dibuat. "Dalam beberapa kasus, itu berarti membatalkan atau menunda acara," katanya. Ia menambahkan bahwa sekarang sudah ada bukti konsisten bahwa Omicron menyebar secara signifikan lebih cepat daripada varian Delta.

Komentar Dr. Tedros muncul ketika sejumlah negara - termasuk Prancis dan Jerman - telah memperketat kebijakan pembatasan dan membatasi perjalanan demi menghentikan penyebaran varian baru. Belanda, misalnya, memberlakukan karantina wilayah ketat selama periode Natal.

Di Inggris, Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan, Senin (20/12) bahwa pemerintah perlu mempertimbangkan kemungkinan untuk menerapkan aturan baru di Inggris ketika kasus Omicron melonjak, namun ia tidak mengumumkan pembatasan yang lebih ketat. “Perayaan Malam Tahun Baru di Trafalgar Square London telah dibatalkan demi kepentingan keselamatan publik,” kata Walikota London, Sadiq Khan.

Pakar penyakit menular terkemuka di AS, Dr Anthony Fauci, sebelumnya memperingatkan bahwa perjalanan saat Natal akan meningkatkan penyebaran Omicron bahkan di antara warga yang sudah divaksinasi dosis penuh. Omicron - pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan pada bulan November - telah digolongkan sebagai "variant of concern" oleh WHO.

Berbicara pada taklimat, Senin, (20/12), Dr Tedros mengatakan: Kita semua sudah muak dengan pandemi ini. Kita semua ingin menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga. Kita semua ingin kembali normal. Cara tercepat untuk mewujudkan itu ialah kita semua, pemimpin dan individu, perlu membuat keputusan sulit demi melindungi diri kita sendiri dan orang lain. "Dalam beberapa kasus, itu berarti membatalkan atau menunda acara. Lebih baik membatalkan sekarang dan merayakannya di kemudian hari daripada merayakannya sekarang dan berduka kemudian," imbau Tedros.

Dr Tedros juga menekankan bahwa pandemi dapat berakhir pada tahun 2022 dengan memastikan bahwa 70% populasi di setiap negara di dunia sudah divaksinasi pada pertengahan tahun depan. Dia juga mengatakan bahwa China, tempat wabah virus corona diyakini dimulai pada 2019, harus membuka data dan informasi yang relevan. "Kita perlu melanjutkan penelitian sampai kita tahu dari mana asal-usulnya, kita perlu berusaha lebih keras karena kita harus belajar dari apa yang terjadi kali ini untuk melakukan yang lebih baik pada masa depan," kata Dr Tedros.

Sementara itu, kepala ilmuwan WHO Soumya Swaminathan mengatakan pada hari Senin (20/12) bahwa akan "tidak bijaksana" untuk menyimpulkan dari bukti awal bahwa Omicron adalah varian yang lebih ringan daripada yang sebelumnya. Dia memperingatkan bahwa dengan angka kasus positif yang naik, semua sistem kesehatan akan sangat terbebani. (BBCI/d)

Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru