Jakarta (SIB)
Mahardhika Soekarno, yang juga dikenal sebagai Didi Soekarno, memberikan pernyataan perihal perubahan nama Partai Pelopor jadi Partai Pergerakan Kebangkitan Desa atau Perkasa. Didi menegaskan almarhumah ibunya, Rachmawati Soekarnoputri, tidak terkait dengan perubahan nama Partai Pelopor.
Didi menjelaskan keputusan perubahan nama Partai Pelopor menjadi Partai Perkasa diambil beberapa bulan setelah Rachmawati meninggal dunia. Karena itu, dia menegaskan tak relevan mengaitkan ibunya dengan perubahan nama Partai Pelopor.
"Ibu saya memang pendiri Partai Pelopor yang wafat pada 3 Juli 2021, sehingga tidak lagi relevan dihubungkan dengan Kongres Partai Pelopor yang diadakan pada 9 Oktober 2021, yang antara lain mengubah nama Partai Pelopor menjadi Partai Perkasa serta Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Partai lainnya," kata Didi mewakili putra/putri Rachmawati, seperti dalam keterangan yang diterima, Kamis (13/1).
Bagi Didi Soekarno, pergantian nama Partai Pelopor menjadi Partai Perkasa tidak terkait dan bukan merupakan sarana dan prasarana perjuangan presiden ke-1 RI Sukarno (Bung Karno) dan Rachmawati Soekarnoputri.
"Pergantian nama tersebut semata merupakan keinginan pengurus setelah Ibu Rachmawati wafat," ujar Didi.
Lebih lanjut Didi memaparkan dasar perjuangan ibunya tertuang dalam pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat. Karena itu, sebut dia, jika ada pihak yang menyebut perjuangan Rachmawati berbeda dengan perjuangan Bung Karno, dipastikan tidak benar.
"Dasarnya yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat. Oleh karena itu, pernyataan yang menyatakan bahwa seolah-olah ada perjuangan Bung Karno dengan ajaran-ajarannya, dan ada perjuangan Rachmawati Soekarnoputri dengan ajaran-ajarannya yang berbeda dengan Bung Karno adalah tidak benar," tegas Didi.
Masih soal perjuangan Rachmawati. Didi mengungkapkan bahwa Partai Gerindra merupakan pelabuhan politik yang dipilih ibunya dan tak tergantikan sampai wafat. Rachmawati, sebut dia, memilih Gerindra karena sosok Prabowo Subianto dinilai memiliki visi dan misi untuk mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera.
"Pilihan politik itu dilanjutkan oleh saya sebagai anaknya," ujar Didi Soekarno, yang saat ini menjabat Wasekjen DPP Gerindra.
Sebelumnya, Partai Pelopor resmi berubah nama menjadi Partai Perkasa. Partai Perkasa telah menerima Surat Keputusan (SK) dari Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan HAM (Dirjen AHU Kemenkumham).
"Hari ini kami dari Partai Perkasa hadir ke Kemenkum HAM untuk mengambil SK penetapan badan hukum Partai Perkasa sebagai partai politik," kata Ketua Umum Partai Perkasa, Eko S Santjojo, dalam keterangannya, Kamis (6/1).
Eko mengatakan dulu Partai Pelopor berganti nama lewat keputusan Kongres Partai Pelopor yang dilaksanakan pada 9 Oktober 2021 di Jakarta. Partai Pelopor disebut sudah dua kali ikut pemilu. (detikcom/a)