Washington (SIB)
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden memenuhi janji kampanyenya untuk membawa perayaan Idul Fitri di Gedung Putih.
Setelah di bawah mantan Presiden Donald Trump, acara tahunan itu ditangguhkan
Presiden AS Joe Biden dan istrinya, Dr Jill Biden menyelenggarakan resepsi merayakan Idul Fitri di Gedung Putih pada Senin (2/5) dan mengundang Imam Masjid Muhammad di Washington yang dikenal sebagai Masjid Bangsa, Talib Shareef.
Dalam sambutannya, Biden menyampaikan ucapan selamat Idul Fitri kepada warga muslim di Amerika. Menurut Biden melalui puasa, umat Islam menunjukkan empati atas penderitaan orang lain, memperkuat dan memperbarui tekad mereka untuk memberi dengan murah hati dan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik Pada kesempatan itu juga dia menyerukan untuk memerangi Islamofobia.
Berbicara dalam perayaan tersebut, Presiden Biden memuji kontribusi Muslim Amerika, mengatakan bahwa “Muslim membuat bangsa kita lebih kuat setiap hari, sekalipun mereka terus menghadapi tantangan dan ancaman nyata dalam masyarakat kita, termasuk kekerasan yang menarget mereka dan Islamofobia.â€
“Jadi pada hari ini, kita juga mengingat semua orang yang tidak bisa merayakan hari suci ini, termasuk umat Islam, orang-orang Uighur dan orang-orang Rohingya dan semua orang yang menghadapi kelaparan, kekerasan, konflik dan penyakit.
Dan kita menghormati tanda-tanda harapan dan kemajuan menuju dunia yang ingin kita saksikan, termasuk gencatan senjata yang memungkinkan orang-orang di Yaman untuk menghormati Ramadan dan merayakan Idul Fitri dalam damai untuk pertama kalinya dalam enam tahun. Pada saat yang sama, kita harus mengakui bahwa masih banyak tugas yang harus diselesaikan di luar dan di dalam negeri,†kata Biden.
Biden, yang beragama Katolik mengatakan kepada hadirin dalam acara yang diadakan di East Room Gedung Putih bahwa, “Ada banyak kesamaan antara tiga agama besarâ€. “Untuk pertama kali selama berpuluh tahun, ketiga keyakinan Ibrahim ini merayakan hari suci pada saat yang sama,†yaitu Ramadan, Paskah, dan Passover atau Pesach.
Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) melaporkan bahwa pada tahun lalu terjadi lonjakan Islamofobia dan kejahatan rasial terhadap Muslim. Dewan merekomendasikan agar menyatukan komunitas minoritas untuk mencoba meredam ketegangan.
Menjawab saran CAIR, komunitas Sikh di Virginia merangkul komunitas muslim untuk bermalam takbiran. Dan dengan pesan yang lebih luas untuk berterima kasih kepada Muslim Pakistan atas toleransi yang ditunjukkan kepada Sikh di Pakistan, seperti disampaikan Kuldeep Gill dari panitia acara tersebut.
“Sejak saya datang ke Amerika, umumnya teman saya adalah Muslim Pakistan. Mereka seperti saudara saya, kami merasa kami sama. Dan alasan diadakannya acara ini adalah, selama bertahun-tahun, Pakistan telah menjaga gurdwara (kuil-kuil umat Sikh) di sana dan dengan rasa hormat.â€
Koridor Kartarpur adalah perlintasan perbatasan yang bebas visa dan koridor keagamaan antara India dan Pakistan. Dibuka pada 2019, koridor itu menghubungkan Kuil Sikh Kartarpur Sahib di Pakistan dengan Gurudwara Dera Baba Nanak di India.
Acara untuk pada akhir Ramadan itu juga dihadiri berbagai komunitas agama. Manju Mathur, penganut Hindu mengatakan, “Menurut saya semua seharusnya di atas agama, dan selayaknya manusia sejati, kita menikmati kebersamaan dan menjalani hidup seutuhnya.
Ini pertama kalinya Kelly Goldberg dari Yahudi menghadiri acara pada malam takbiran. Ia menikmati berada dalam ruangan yang penuh dengan orang dari beragam keyakinan, termasuk Muslim
Bagi Muslim, menghadiri perayaan keagamaan yang diadakan komunitas Sikh adalah kesempatan untuk secara halus mengatasi Islamofobia, yang meningkat di Amerika, menurut Council on American-Islamic Relations - Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR)
Solidaritas antaragama ini telah ditunjukkan Presiden Joe Biden dan ibu negara di Gedung Putih. Acara itu memperkuat dan menegakkan tradisi kebebasan beragama bagi semua di Amerika.(Okz/d)