Jakarta (SIB)
Pemerintah menegaskan, bila kebijakan PPKM masih terus diberlakukan. Kebijakan PPKM itu selalu diberlakukan hingga waktu yang belum ditentukan.
"Pemerintah juga menegaskan hingga hari ini masih akan terus memberlakukan PPKM Jawa-Bali hingga waktu yang masih belum ditentukan dan juga mengikuti hasil evaluasi secara reguler yang dipimpin langsung oleh Bapak Presiden," ucap Menko Marves Luhut B Pandjaitan dalam konferensi pers yang digelar langsung di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (9/5).
Luhut menyampaikan itu ditemani Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menkes Budi Gunadi Sadikin. Untuk kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia sendiri Luhut menyebut semuanya terkendali.
"Hari ini kondisi dan situasi pandemi Covid-19 dalam kondisi yang yang begitu baik, dilihat secara nasional sudah 25 hari berturut-turut kasus harian kita berada di bawah 1.000 kasus," ujar Luhut.
PPKM sendiri merupakan kependekan dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat. Kebijakan ini awalnya diberlakukan sejak 11 Januari 2021 dan sempat mengalami perubahan nama menjadi PPKM Mikro hingga PPKM dengan level.
Kebijakan ini berlaku di Jawa-Bali dengan penanggung jawab Luhut. Sedangkan untuk luar Jawa-Bali menjadi urusan Airlangga.
Luhut juga mengatakan sejauh ini tidak ada kabupaten/kota yang berada di level asesmen Corona level 4 PPKM.
"Berdasarkan level asesmen yang dilakukan pemerintah hingga 7 Mei 2022, tidak ada kabupaten/kota yang berada di level 4 lagi," ujar Luhut.
Namun, ada satu kabupaten yang berada di level 3, yakni Kabupaten Pamekasan. Pamekasan berada di level 3 karena level vaksinasi yang belum memadai.
"Hanya ada satu kabupaten, yakni Kabupaten Pamekasan, yang berada di level 3 akibat level vaksinasi yang belum memadai," ungkapnya.
Sedangkan terkait detail kebijakan level asesmen perkembangan penanganan Corona ini nantinya akan dituangkan dalam Instruksi Mendagri (Inmendagri).
Selain itu, Luhut menyebut pemerintah terus memantau pergerakan kasus dalam satu hingga dua minggu ke depan. Testing hingga tracing akan diperkuat.
Dipermudah
Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, kondisi pandemi Corona di RI terus membaik. Luhut menyebut, relaksasi aturan PPKM akan terus dipermudah dan dilonggarkan.
"Di tengah terus membaiknya kondisi pandemi Covid-19 di Tanah Air, relaksasi aturan PPKM akan terus dipermudah dan dilonggarkan, namun akan tetap terus mengikuti standar protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah," ujar Luhut.
Luhut menyebut pemerintah terus memantau pergerakan kasus dalam satu hingga dua minggu ke depan. Testing hingga tracing akan diperkuat.
"Kami juga mengimbau untuk mengoptimalkan WFH selama beberapa waktu ke depan untuk mengurangi risiko penyebaran virus ini," kata Luhut.
Dia menegaskan PPKM di Jawa-Bali terus diberlakukan. Presiden Jokowi akan memimpin langsung evaluasi penerapan PPKM.
Turun Signifikan
Luhut mengatakan, kasus Corona varian Omicron saat ini sangat terkendali. Tren kasus Corona di Jawa dan Bali turun signifikan.
Rawat inap pasien Corona di Indonesia turun hingga 97%.
"Gambaran baik lainnya terlihat pada rawat inap secara nasional yang terus turun hingga 97%, tingkat hunian tempat tidur rumah sakit juga sangat rendah hanya 2% dari keseluruhan bed yang tersedia. Selain itu kasus kematian juga turun hingga 98% yang disebabkan oleh varian Omicron dan positivity rate berada di bawah 0,7%," kata Luhut.
Luhut mengatakan data tersebut menunjukkan, kondisi kasus Corona varian Omicron di Indonesia terkendali. Luhut meyakini hal tersebut.
Selain itu, Luhut memaparkan penurunan kasus Corona di Jawa dan Bali hingga 99%.
"Secara khusus untuk wilayah Jawa dan Bali perkembangan pandemi juga terus menunjukkan tren penurunan yang sangat signifikan dalam semua aspek, seperti kasus konfirmasi, rawat inap rumah sakit hingga tingkat kematian di hampir seluruh provinsi Jawa dan Bali hingga hari ini mengalami penurunan kasus mencapai 99% dibandingkan dibandingkan puncak kasus Omicron beberapa waktu yang lalu," katanya.
Namun Luhut meminta masyarakat tidak jemawa. Dia lantas mengambil contoh kasus di Amerika Serikat yang secara tiba-tiba naik 100 ribu kasus.
"Tapi kita nggak bisa jemawa dengan ini, seperti Amerika kasusnya bisa tiba-tiba 100 ribu kasus per hari, kemarin saya baru dari Amerika ya rame-rame kita kena Omicron di sana," ujarnya.
Pantau
Sementara itu, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah saat ini sedang memantau varian baru virus Corona yang ada di dunia. Budi menyebut, lonjakan kasus Covid-19 biasanya terjadi karena adanya varian baru.
"Kami sekarang ada fase monitoring dengan waspada dengan hati-hati. Satu hal kami monitoring adalah varian baru yang ada di dunia. Karena kami mengamati bahwa lonjakan kasus itu terjadi kalau ada varian baru," kata Budi.
Budi menjelaskan beberapa negara mengalami kenaikan kasus akibat varian Omicron BA.2. Hal itu, kata dia, terjadi di Taiwan dan Amerika.
"Beberapa negara yang kasusnya naik seperti Taiwan dan Amerika itu disebabkan oleh varian Omicron BA.2 yang juga sudah banyak di Indonesia," tuturnya.
"Di negara lain seperti Inggris dan India itu juga varian BA.2-nya sudah dominan tapi kasusnya tidak menaik secara pesat, jadi sama seperti di Indonesia," imbuhnya.
Lebih lanjut, Budi mengatakan pemerintah juga mengamati varian baru Corona yang dilaporkan di Afrika Selatan. Saat ini, Afrika selatan sedang mengalami sedikit kenaikan kasus Corona.
"Kami mengamati ada 1 negara, di Afrika Selatan yang ada kenaikan sedikit dan itu disebabkan adanya varian baru, yaitu BA.4 dan BA.5, tetapi karena memang kenaikannya masih sedikit dan jumlahnya juga belum banyak kita terus melakukan monitoring bersama dengan WHO mengenai varian-varian baru ini," katanya.
Budi menyebut pemerintah masih terus melakukan pemantauan. hingga 25 hari ke depan.
"Sekarang kita sudah 7 hari sesudah hari rayanya, jadi kami mengusulkan kepada Bapak Presiden, kalau kita tunggu dulu sekitar 20 sampai 25 hari ke depan untuk melihat apakah pola kenaikan yang sama seperti liburan lebaran dan liburan Natal dan tahun baru sebelumnya," katanya.(detikcom/d)