Kolombo (SIB)
Perdana Menteri (PM) Sri Lanka, Mahinda Rajapaksa, mengundurkan diri beberapa jam setelah terjadinya bentrokan dengan demonstran pro dan anti-pemerintah di ibukota komersial Kolombo, Senin (9/5).
Dalam sebuah pernyataan, kantor PM mengatakan, politisi veteran berusia 76 tahun itu telah mengundurkan diri.
"Beberapa saat yang lalu, Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa mengirimkan surat pengunduran dirinya kepada Presiden Gotabaya Rajapaksa," kata pernyataan itu, dikutip dari Reuters.
Dievakuasi
Para tentara bersenjata lengkap harus mengevakuasi PM Sri Lanka Mahinda Rajapaksa yang baru saja mengundurkan diri.
Rajapaksa harus dievakuasi tentara bersenjata dari kediaman resmi PM di Kolombo setelah ribuan demonstran menerobos gerbang utama pada Selasa (10/5) waktu setempat.
Seperti dilansir AFP, Selasa (10/5), para demonstran dilaporkan memaksa masuk ke dalam kediaman resmi PM yang disebut 'Temple Trees' di Kolombo, kemudian berupaya menyerbu gedung utama dua lantai di mana Rajapaksa bersembunyi dengan keluarga dekatnya.
"Setelah operasi sebelum fajar, mantan PM dan keluarganya dievakuasi ke tempat yang aman," tutur seorang pejabat tinggi keamanan Sri Lanka, yang enggan disebut namanya, kepada AFP.
"Sedikitnya 10 bom molotov dilemparkan ke dalam kompleks," imbuhnya.
Rajapaksa dan keluarganya dievakuasi ke sebuah lokasi yang dirahasiakan sekitar sehari setelah unjuk rasa sarat kekerasan menewaskan lima orang, termasuk seorang anggota parlemen, di Sri Lanka. Nyaris 200 orang lainnya mengalami luka-luka dalam unjuk rasa yang sama.
Disebutkan pejabat tinggi keamanan Sri Lanka itu bahwa polisi terus menembakkan gas air mata dan melepas tembakan peringatan ke udara untuk menahan massa di tiga pintu masuk menuju gedung era kolonial yang menjadi simbol penting kekuasaan negara itu.
Belasan rumah para pejabat dan loyalis Rajapaksa dilaporkan dibakar di wilayah yang berada di bawah ketentuan jam malam. Sri Lanka sendiri ada di bawah penetapan kondisi darurat sejak Jumat (6/5) lalu.
Perintah darurat dari Presiden Gotabaya Rajapaksa -- adik laki-laki Mahinda Rajapaksa -- memberikan wewenang besar kepada militer saat berbagai unjuk rasa menuntut pengunduran diri kakak-beradik Rajapaksa itu semakin meluas di Sri Lanka yang tengah dilanda krisis ekonomi terparah.
Para demonstran dan pemimpin keagamaan di Sri Lanka menyalahkan Mahinda Rajapaksa yang dituduh menghasut para pendukung keluarganya untuk menyerang para demonstran yang tidak bersenjata pada Senin (9/5) waktu setempat, yang memicu serangan balasan.
Aman
Ruas jalan di ibu kota Sri Lanka, Kolombo saat ini aman setelah bentrokan yang menewaskan lima orang dan melukai lebih dari 200 orang berakhir, kata polisi.
"Situasinya lebih aman sekarang, meski masih ada laporan soal kerusuhan secara sporadis," kata juru bicara kepolisian, Nihal Thalduwa.
Ia menambahkan bahwa lima orang tewas dalam sejumlah bentrokan dan sekitar 200 orang lainnya terluka saat kekerasan berkecamuk di seluruh negeri.
Belum ada penangkapan dalam insiden kekerasan, katanya, menambahkan bahwa tiga orang tewas akibat luka tembak.
Krisis Ekonomi
Sri Lanka kini tengah berada dalam krisis ekonomi terburuk yang memicu protes oleh ribuan orang. Pengunjuk rasa di seluruh negara pulau berpenduduk 22 juta orang itu menuntut agar Presiden Gotabaya Rajapaksa dan kakak laki-lakinya, PM Mahinda Rajapaksa, untuk mundur karena salah menangani ekonomi negara.
Konfrontasi awalnya dimulai dengan ratusan pendukung partai yang berkuasa berkumpul di luar kediaman resmi PM sebelum berbaris ke tempat protes anti-pemerintah di luar kantor kepresidenan.
Polisi telah membentuk barisan sebelumnya di jalan utama menuju lokasi tetapi tidak banyak berbuat untuk menghentikan pengunjuk rasa pro-pemerintah untuk maju, menurut seorang saksi mata.
Pendukung pro-pemerintah, beberapa dipersenjatai dengan jeruji besi, menyerang demonstran anti-pemerintah di desa tenda "Gota Go Gama" yang muncul bulan lalu dan menjadi titik fokus protes nasional.
Polisi menggunakan peluru gas air mata dan meriam air untuk membubarkan konfrontasi, bentrokan besar pertama antara pendukung pro-dan anti-pemerintah sejak protes dimulai pada akhir Maret.
Sedikitnya sembilan orang dibawa ke Rumah Sakit Nasional Kolombo untuk perawatan yang berkaitan dengan cedera atau menghirup gas air mata, kata seorang pejabat rumah sakit, yang menolak disebutkan namanya.
Dipukul keras oleh pandemi, kenaikan harga minyak dan pemotongan pajak, Sri Lanka hanya memiliki US$ 50 juta cadangan asing yang dapat digunakan, menurut Menteri Keuangan Ali Sabry pekan lalu. (CNBCI/detikcom/Antaranews/KJ/d)