PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur Prambanan, dan Ratu Boko (Persero) berencana menaikkan tiket naik Candi Borobudur seharga Rp 750 ribu untuk wisatawan lokal, serta wisatawan mancanegara sebesar 100 dolar AS. Sementara harga tiket masuk kawasan Candi Borobudur masih tetap Rp 50 ribu per orang untuk wisatawan nusantara lalu, wisman 25 dolar AS.
Harga tiket tersebut hanya bisa dibeli wisatawan untuk menikmati kawasan pelataran Candi Borobudur, tidak sampai menaikinya.
Dosen Manajemen Budaya Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata Indonesia (Stiepari) Semarang, Sri Yuwanti mengatakan, kalau masih rencana atau wacana, pasti stakeholder terkait sedang berdiskusi kemungkinan-kemungkinan terbaik dan terburuk. Menurut pakar pariwisata itu, yang paling berdampak, pasti pengelola candi. Pasalnya, pengunjung domestik mungkin turun sedangkan pengunjung internasional belum tentu naik juga. Apalagi masih terjadi resesi ekonomi dunia dampak perang Rusia-Ukraina, Pandemi Covid-19 di beberapa negara yang menghalangi orang berwisata.
Ini juga akan berpengaruh pada pemasukan dari tiket.[br]
"Kabar tentang harga tiket naik drastis, setelah candi Borobudur ditutup beberapa waktu yang lalu, pasti ada alasannya.
Mungkin untuk konservasi benda budaya warisan dunia yang tidak ada duanya itu."
"Menjaga agar agar tetap awet dengan mengurangi jumlah kunjungan yang bila berlebihan mungkin bisa mempercepat kerusakan benda tersebut," tambahnya.
Disampaikannya, kalau hanya mau swafoto di atas candi, mungkin tiketnya terasa mahal.
Tetapi kalau memang perlu untuk belajar atau meneliti candi, biaya tiket tinggi itu tidaklah mahal.
Menurutnya, yang langsung terkena dampak, pasti pengelola candi, bukan masyarakat sekitar candi. Kecuali kalau dapat dibuktikan, bahwa yang berkunjung ke Candi Borobudur, baik domestik maupun internasional itu mayoritas beli barang.
"Mungkin perlu juga diadakan penelitian terhadap segmen pasarnya, baik domestik maupun internasional, sebelum menaikkan harga tiket. Ini agar tidak merugikan negara dan masyarakat," tuturnya. (SM/a)