Wakil Ketua Umum (Waketum) PAN Viva Yoga angkat bicara terkait Ketum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) yang kaget harga bahan pokok tinggi. Viva menyebut, mungkin Zulhas tidak pernah ke pasar sebelum menjadi Mendag sehingga tidak mengetahuinya.
"Ya karena mungkin Bang Zul nggak pernah ke pasar. Kalau misalkan Mas itu dulu lihat temen SMA, terus 10 tahun ketemu tambah cantik, kan pasti kaget juga kan," kata Viva dalam diskusi bertajuk 'Polemik Dramaturgi Reshuffle' yang disiarkan di YouTube MNC Trijaya FM, Sabtu (18/6).
Meski demikian, Viva menyebut kunjungan Zulhas ke pasar untuk memantau harga pasar itu menjadi sebuah catatan.
Dengan demikian, nantinya Menteri Perdagangan dapat merumuskan kebijakan terkait harga pangan yang tinggi berdasarkan produksi dan jumlah kebutuhan masyarakat.
"Ya bisa mantau (memantau di berita), tapi ternyata itu menjadi sebuah catatan ya kenapa terjadi kenaikan harga-harga bahan pangan pokok dan itu menjadi hal yang positif. Kalau menurut saya, untuk diperbaiki dalam rangka keseimbangan supply and demand barang dan jasa, terutama untuk 11 bahan pokok harus menjadi bagian penting yang harus diselesaikan selain minyak goreng," ungkapnya.[br]
Sementara itu, menurut Viva, kinerja Zulhas sebagai Mendag di masa tahun politik tersebut tidak akan terganggu. Sama halnya kinerja Zulhas sebagai Ketum PAN, menurut Viva juga tidak akan terganggu jika menjabat sebagai Mendag.
"Tanggung jawab Pak Ketua Umum sebagai menteri itu tidak akan mempengaruhi tanggung jawab Ketua Umum sebagai Ketum PAN. Karena ketum yang sekarang ada di lembaga eksekutif tunduk patuh pada peraturan perundang-undangan," kata Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga, dalam diskusi bertajuk 'Polemik Dramaturgi Reshuffle' yang disiarkan di YouTube MNC Trijaya FM, Sabtu (18/6/2022)
Blusukan
Menteri Perdagangan baru, Zulkifli Hasan, langsung tancap gas pada hari pertamanya menjabat. Pagi hari dia melakukan kunjungan kerja ke Pasar Cibubur, Jakarta Timur.
Zulhas mengecek harga pokok komoditas pangan, seperti beras, telur, minyak daging, dan lainnya. Dia mengaku kaget dengan kondisi harga pangan di Pasar Cibubur.
"Saya shock. Pembeli ngeluh, yang dagang juga ngeluh," katanya di depan wartawan, Kamis (16/6). Zulhas mengatakan, terjadi kenaikan di hampir semua komoditas pangan, kecuali beras.
Nantikan
Sementara itu, Anggota DPR dari Fraksi PDIP, Ono Surono menilai langkah Presiden Jokowi melakukan pergantian pada Menteri Perdagangan (Mendag) dari sosok Muhammad Lutfi sudah tepat. Ono menyoroti kinerja Lutfi karena polemik harga minyak goreng.
"Satu hal lah yang menjadi prinsip dari reshuffle ini Pak Jokowi pasti menginginkan di sisa dua tahun masa jabatan ini memberikan kinerja terbaik untuk rakyat. Dan tentunya dengan semua kita tahu siapa yang di reshuffle, saya termasuk keras banget pada saat minyak goreng naik, minyak goreng langka, bahwa Menteri Perdagangan itu ya harus di-reshuffle," kata Ono dalam diskusi Polemik Dramaturgi Reshuffle yang disiarkan di YouTube MNC Trijaya FM, Sabtu (18/6).
Anggota Komisi IV DPR itu mengaku senang sebagai pribadi, sebab Presiden Jokowi dinilai mendengar suara rakyat yang menginginkan pergantian Menteri Perdagangan akibat polemik minyak goreng. Ono berharap Zulkifli Hasan yang didapuk menggantikan Lutfi dapat bekerja maksimal memenuhi target Presiden.[br]
"Ya Alhamdulillah, secara pribadi saya senang, ternyata Pak Jokowi juga mendengar, karena apa yang dikeluhkan bagi rakyat menjadi sebuah harapan besar bagi rakyat untuk hasil reshuffle ini benar-benar bisa dibuktikan dengan kinerja yang jauh lebih baik lagi," kata Ketua DPD PDIP Jabar itu.
Sementara itu Ono mengaku puas terhadap hasil reshuffle kabinet kemarin. Ia mengatakan sebelumnya terdapat survei kepuasan masyarakat terhadap kinerja presiden yang menyoroti polemik kelangkaan minyak goreng. Ono berharap Ketum PAN Zulkifli Hasan dapat memenuhi ekspektasi.
"Jadi pada saat Mendag wajah baru posnya Kang Viva (PAN) ya, kita pun menaruh harapan, bahwa masa sih Indonesia dengan produksi minyak sawit yang terbesar di dunia sampai sekarang masih susah minyak goreng dengan harga yang mahal, sebetulnya ini harapan bagi saya dan teman-teman," tuturnya.
Ono juga menjawab isu reshuffle untuk mengakomodir tokoh parpol atau menggeser tokoh non parpol. Menurutnya yang terpenting tokoh tersebut memiliki kapasitas dan track record untuk bekerja sebagai menteri.
"Pasti kan untuk bisa bekerja dengan kapasitas sebagai Menteri tidak hanya harus apa namanya secara khusus misalnya harus melihat dari unsur parpol, tapi harus dari unsur parpol yang mempunyai kapasitas, track record, kemampuan dan kinerja yang bagus, sehingga bukan hanya itu menurut saya, jadi bukan berarti dari unsur parpol itu sama," katanya.
"Kedua, siapa sih yang benar-benar murni sebagai profesional? Ya kan kalau benar jujur misalnya, saya yakin lah profesional juga banyak di endorse juga oleh partai politik, ya kan," sambungnya. (detikcom/a)