Jakarta (SIB)
Politikus senior PDIP Panda Nababan mengungkap alasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk tak lagi tinggal di Istana Kepresidenan Jakarta. Panda mengatakan, dinding Istana yang bisa berbicara menjadi salah satu penyebabnya.
Cerita perihal Jokowi yang kemudian memilih menetap di Istana Kepresidenan Bogor itu diungkap Panda melalui bukunya 'Panda Nababan Lahir Sebagai Petarung: Sebuah Otobiografi, Buku Dua: Dalam Pusaran Kekuasaan'.
Cerita itu dirangkum dalam bab 'Dinding Istana Pun Bisa Bicara'.
Panda mengungkapkan, Jokowi merupakan Presiden ketiga yang memilih tinggal di Istana Kepresidenan. Dua presiden lainnya yakni Presiden ke-1 RI Soekarno dan Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
"Awalnya, setelah setahun menjadi Presiden, Jokowi memang memilih tinggal di Istana Merdeka, Jakarta, dan sesekali menginap di Istana Bogor. Namun, kemudian, Jokowi lebih memilih tinggal di Istana Bogor," kata Panda dalam bukunya, seperti dikutip, Senin (27/6).[br]
Panda pun mengaku penasaran mengapa Jokowi berubah pikiran memilih tinggal di Istana Bogor. Karena itu, dia pun kala itu bertanya langsung kepada Jokowi.
"Jokowi mengatakan kepada saya, dirinya merasa tidak nyaman dan aman tinggal di Istana Merdeka," ungkap Panda.
Apa alasan Jokowi? "Meja, kursi, pintu, dan dinding bisa bicara," demikian jawab Jokowi saat itu yang ditulis kembali oleh Panda.
Panda kembali bertanya kepada Jokowi, apa maksud dari pernyataannya tersebut. Jokowi, kata Panda, mengatakan bahwa "tidak ada pembicaraan yang bisa dirahasiakan. Semua pembicaraan dalam waktu yang singkat bocor".
Panda mengaku kaget kala itu. Dia lantas menceritakan ketidaknyamanan Jokowi ini kepada Mensesneg Pratikno, Andi Widjajanto (Sekretaris Kabinet saat itu), dan Luhut Binsar Pandjaitan yang saat itu menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan. Ketiganya mengaku tak pernah mendengar cerita itu dari Jokowi.
Tak berhenti di situ, Panda juga mencari informasi dari purnawirawan TNI yang pernah menjadi perwira intelijen. Politikus PDIP itu mengaku ingin menelisik lebih jauh alasan Jokowi.[br]
Dari sang purnawirawan, Panda mendapatkan informasi bahwa memang ada alat semacam proyektil yang bisa ditembakkan ke dinding suatu ruangan dan kemudian dinding itu merekam pembicaraan orang tersebut.
Alat itu disebut bisa saja ditembakkan dari kawasan Istana seperti Jalan Merdeka Barat, Jalan Merdeka Utara, hingga Jalan Veteran.
"Beda halnya dengan Abdurrahman Wahid. Dia justru memilih tinggal di Istana Merdeka selama menjadi presiden. Gus Dur tidak takut pembicaraan di Istana disadap. Bahkan, di masa itu, Gus Dur mengubah suasana Istana menjadi lebih 'kerakyatan'. Artinya, orang bisa masuk Istana dengan memakai sandal dan mengenakan kain sarung. Juga bebas merokok, sehingga gordin-gordin dan karpet pun baus asap rokok semuanya," tutur Panda.
Lebih lanjut, Panda menduga, Jokowi saat itu juga belum terlalu yakin dengan lingkungan sekitar Istana Merdeka. Selain itu, menurutnya hawa yang sejuk dan lingkungan yang asri mungkin menjadi pertimbangan Jokowi mengapa memilih tinggal di Istana Bogor.
"Berdasarkan pengalaman saya, berkunjung ke Istana Merdeka dengan berkunjung ke Istana Bogor memang ada perbedaan dari sisi pengamanan. Kalau datang ke Istana Bogor, pengamanannya lebih ketat: sebelum datang sudah ditanya jenis mobil dan nomor polisinya. Pintu masuk tamu pun tidak dari gerbang utama, ada pintu khusus. Pemeriksaan fisik kepada tamu juga sangat cermat. Tapi, kalau ke Istana Merdeka atau Istana Negara, kadang handphone bisa masuk. Jadi, tidak ada standar baku yang jelas," papar dia.[br]
Nyaman
Andi Widjajanto, yang saat itu masih menjabat Seskab, pernah bicara soal kecenderungan Jokowi tinggal di Istana Bogor. Menurut Andi, Jokowi nyaman tinggal di sana.
"Karena presiden sering gunakan Bogor, Presiden nyaman dengan lingkungan Istana Bogor," kata Seskab Andi Widjajanto pada 10 Februari 2015 lalu.
Jokowi juga pernah bicara soal kecenderungannya tinggal di Istana Bogor. Jokowi merasa lebih nyaman dengan lingkungan Istana Bogor.
"Memang kalau dibandingkan itu, di Bogor ini lebih tenang, udaranya lebih sejuk. Di sini kalau kita lihat pagi-pagi, atau habis subuh itu, pasti yang namanya burung, kita juga memelihara, ayam, katak, rusa yang lebih dari 800, itu bersuara. Jadi memberikan kejernihan kita dalam berpikir," kata Jokowi dalam sebuah wawancara dengan detikcom pada Jumat, 26 Mei 2017.
Bagi Jokowi, Istana Bogor benar-benar istimewa. "Sejarahnya, kisah-kisah di dalamnya, bangunannya, karya seni lukisan dan patung-patung, furnitur klasik, juga rusa-rusa yang berkeliaran di halamannya. Semua istimewa dan tak ternilai. Juga membuat kita berbangga menjadi Indonesia," kata Jokowi melalui akun Facebook @Jokowi yang dipublikasikan Jumat (23/6/2017). (detikcom/a)