Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Rabu, 25 Juni 2025

Gempur Mal Ukraina, Pemimpin Dunia Ramai-ramai Kutuk Serangan Rusia

Redaksi - Rabu, 29 Juni 2022 09:15 WIB
689 view
Gempur Mal Ukraina, Pemimpin Dunia Ramai-ramai Kutuk Serangan Rusia
(Foto: Dok/Layanan pers dari Layanan Darurat Negara Ukraina/Handout melalui REUTERS
HANCUR: Dalam gambar selebaran yang dirilis, Selasa (28/6), tim penyelamat bekerja mencari korban di lokasi pusat perbelanjaan yang hancur akibat serangan rudal Rusia di Kremenchuk, wilayah Poltava, Ukraina. 
Jakarta (SIB)
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengutuk serangan rudal Rusia di sebuah pusat perbelanjaan di pusat kota Kremenchuk sebagai "aksi teroris paling berani".

"Serangan Rusia hari ini di pusat perbelanjaan di Kremenchuk adalah salah satu aksi teroris paling berani dalam sejarah Eropa," kata Zelensky dalam postingannya di Telegram seperti dilansir dari kantor berita AFP, Selasa (28/6).

"Kota yang damai, pusat perbelanjaan biasa -- wanita, anak-anak, warga sipil biasa di dalamnya," imbuhnya.

Seperti dilansir CNN dan AFP, Selasa (28/7), Zelensky juga menyebut hingga 1.000 orang ada di dalam mal saat serangan rudal Rusia itu terjadi pada Senin (26/6) waktu setempat. Sedikitnya 16 orang tewas dan menurut Dinas Darurat Negara, sekitar 58 orang mengalami luka-luka.

KUTUK
Kecaman mengalir dari para pemimpin dunia terhadap serangan rudal Rusia yang menghantam sebuah mal yang ramai orang di Kremenchuk, Ukraina.

Salah satunya Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson yang menyebut serangan itu menunjukkan kekejaman dan kebiadaban Presiden Rusia Vladimir Putin.

Pernyataan dari para pemimpin negara-negara G7 yang tengah menggelar pertemuan puncak di Jerman mengecam serangan rudal itu sebagai 'kejahatan perang'.[br]


Johnson dalam pernyataannya seperti dilaporkan kantor berita Inggris, PA News Agency, menyebut, serangan terhadap mal Ukraina itu menunjukkan 'betapa dalamnya kekejaman dan kebiadaban' Putin.

"Serangan mengerikan ini telah sekali lagi menunjukkan dalamnya kekejaman dan kebiadaban yang akan membuat pemimpin Rusia tenggelam," sebut Johnson merujuk pada Putin.

Secara terpisah dalam pernyataan via Twitter, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden turut mengecam keras serangan rudal Rusia itu. "Serangan Rusia terhadap warga sipil di sebuah pusat perbelanjaan itu kejam. Kami berdiri dalam solidaritas dengan rakyat Ukraina," ucapnya.

"Seperti yang ditunjukkan di Pertemuan Puncak G7, AS bersama dengan para sekutu dan mitra kami akan terus meminta pertanggungjawaban Rusia atas kekejaman semacam itu dan mendukung pertahanan Ukraina," tegas Biden.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut serangan itu sebagai 'kekejian' dalam tanggapan yang disampaikan via Twitter, dengan menyertakan video mal Ukraina terbakar.

"Pengeboman Rusia terhadap sebuah pusat perbelanjaan di Kremenchuk merupakan kekejian," tegas Macron dalam bahasa Inggris.

"Kami berbagi rasa sakit yang dirasakan keluarga korban, dan kemarahan dalam menghadapi kekejaman seperti itu. Rakyat Rusia harus melihat kebenarannya," imbuhnya.

Tak ketinggalan, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) juga mengecam serangan rudal Rusia terhadap mal Ukraina yang disebut 'benar-benar tecela'.

"Berapa pun jumlah korbannya, serangan apapun yang menghantam sebuah pusat perbelanjaan benar-benar tecela," tegas juru bicara PBB Stephane Dujarric, seperti dikutip dari situs resmi PBB.[br]


"Infrastruktur sipil apapun, yang mencakup pusat perbelanjaan yang jelas, dan warga sipil, tidak seharusnya menjadi target”, imbuhnya.

BERDALIH
Sementara itu, Pemerintah Rusia berdalih pasukannya menembakkan rudal ke depot senjata di Kremenchuk dan ledakannya memicu kebakaran di mal yang ada di dekat lokasi.

"Di Kremenchuk, pasukan Rusia menyerang sebuah depot senjata yang menyimpan persenjataan yang diterima dari Amerika Serikat dan Eropa dengan senjata presisi tinggi yang berbasis udara," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia via Telegram dan dilansir Reuters, Selasa (28/6).

"Sebagai dampak dari serangan presisi itu, senjata dan amunisi buatan Barat yang terkonsentrasi di gudang itu ... terkena serangan," imbuh pernyataan itu.

"Ledakan amunisi yang disimpan untuk senjata-senjata Barat menyebabkan sebuah kebakaran di pusat perbelanjaan yang tidak berfungsi yang terletak di sebelah depot," klaim Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataannya.

Rusia menyebut mal yang dilanda kebakaran itu 'tidak berfungsi'. (Detikcom/c)






Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru