Medan (SIB)
Presiden Joko Widodo melanjutkan kunjungan kerjanya di Provinsi Sumatera Utara yakni menghadiri puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-29 Tahun 2022, yang dilaksanakan di Lapangan Merdeka Medan, Kamis, (7/7).
Didampingi Ibu Iriana Joko Widodo, Presiden Jokowi yang tiba sekitar pukul 09.30 WIB tampak memakai pakaian adat etnis Sumatera Utara, yaitu baju adat Batak Toba.
Kedatangan keduanya disambut tarian Semarak Indonesiaku yang dibawakan masyarakat dari Kampung KB Binaan Dinas Kebudayaan Kota Medan.
Presiden dan Ibu Iriana selanjutnya mengikuti prosesi tradisi adat Batak Toba. Presiden diberikan tongkat 'Balehat Raja' yang memiliki arti sebagai lambang kekuatan dalam menjalankan kepemimpinan di Tanah Air.
"Kita berikan tongkat Balehat Raja untuk menjadi perlambang kekuatan kepada Bapak Presiden dalam rangka menjalankan kepemimpinannya," ujar tokoh masyarakat Sumatra Utara, Rustam Effendy Nainggolan, dalam keterangannya usai prosesi berlangsung.[br]
Untuk diketahui, peringatan Harganas ke-29 Tahun 2022 ini mengambil tema "Ayo Cegah Stunting Agar Keluarga Bebas Stunting".
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Hasto Wardoyo dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kehadiran Presiden dan Ibu Iriana dalam Harganas kali ini.
"Kami menghaturkan terima- kasih kepada Bapak Presiden yang telah berkenan hadir bersama Ibu Negara pada Hari Keluarga Nasional ke-29 di Sumatera Utara. Harganas merupakan momentun refleksi dan apresiasi negara terhadap peran penting keluarga dalam membangun sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas," ujar Hasto.
Kegiatan tersebut juga dihadiri sejumlah menteri. Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Sedangkan pejabat di Sumatera yang hadir antara lain, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, Wali Kota Medan Bobby Nasution dan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo.
Ancaman krisis pangan
Sementara itu, Presiden Joko Widodo dalam sambutannya menyebutkan, ketidakpastian global yang terjadi mengakibatkan ancaman krisis pangan dan energi yang akan berpengaruh kepada semua negara di dunia.[br]
Presiden mengingatkan seluruh masyarakat mengenai pentingnya menciptakan kemandirian pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi generasi masa depan Indonesia.
"Kemandirian pangan itu penting. Saya mengajak kepada seluruh bupati utamanya wali kota untuk memanfaatkan lahan-lahan yang sekecil apapun untuk menanam, untuk berproduksi kebutuhan pangan sehari-hari. Penting jangan sampai ada lahan kosong. Manfaatkan untuk asupan gizi anak kita, karena kita tanam di manapun itu tumbuh dan bisa kita panen," ucap Joko Widodo.
Penurunan stunting
Presiden juga mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung upaya penurunan angka kekerdilan (stunting) demi mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Kepala Negara menargetkan agar angka kasus stunting di Indonesia dapat turun menjadi 14 persen pada tahun 2024.[br]
"Saya mengajak kepada seluruh kekuatan bangsa untuk bergerak dan bekerja bersama-sama, untuk menurunkan stunting dan seluruh akar masalahnya dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia, generasi penerus kita yang berkualitas. Betul-betul harus kita siapkan," tutur Kepala Negara.
Menurutnya, dengan dukungan seluruh masyarakat, maka upaya penurunan angka stunting yang dilakukan pemerintah dapat segera tercapai, salah satunya dimulai dengan menjaga kesehatan lingkungan keluarga.
"Jaga kesehatan lingkungan baik di dalam keluarga maupun di lingkungan sekitar keluarga, ini juga penting. Saya yakin jika seluruh warga dan masyarakat kita bergerak, upaya penanganan stunting yang dilakukan pemerintah saat ini, pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kota kabupaten akan cepat membuahkan hasil," ujar Presiden.(A03/d)