Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 14 Juli 2025

Jokowi Perintahkan Jemaah Haji Pulang dari Saudi Divaksin Booster

* Menkes Lapor Jokowi soal Temuan Kasus Omicron BA.2.75 di Bali dan Jakarta
Redaksi - Selasa, 19 Juli 2022 09:05 WIB
542 view
Jokowi Perintahkan Jemaah Haji Pulang dari Saudi Divaksin Booster
Foto : Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi.
Jakarta (SIB)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan agar jemaah haji yang baru pulang dari Arab Saudi untuk disuntik vaksin booster. Vaksinasi booster bisa dilakukan di asrama haji sambil menunggu penjemputan keluarga.

"Bapak Presiden memberikan arahan untuk semua jemaah haji yang baru pulang dan belum di-booster diminta sambil menunggu di asrama haji sebelum dijemput oleh keluarganya bisa di-booster," kata Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam pernyataan pers setelah rapat terbatas seperti disiarkan akun YouTube Sekretariat Presiden, Senin (18/7).

Budi juga mencontohkan vaksinasi booster bagi jemaah di Jawa Timur. Budi mengapresiasi langkah tersebut.

"Banyak jemaah-jemaah haji yang baru pulang, jemaah haji yang baru pulang kita melihat bahwa di Jatim Ibu Gubernur sudah melakukan booster bagi mereka yang belum di-booster itu baik sekali," ujar Budi.

Budi mengatakan vaksinasi booster akan terus dipercepat. Selain itu, vaksinasi booster bakal menjadi syarat berbagai kegiatan masyarakat.

"Bapak presiden memberikan arahan agar vaksinasi booster itu dipercepat. Beberapa kegiatan masyarakat nanti akan kita minta agar diwajibkan vaksinasi booster dengan tujuan untuk melindungi masyarakat kalau terkena jangan sampai masuk rumah sakit dan jangan sampai wafat," ujar Budi.

Kasus BA.2.75
Sebelumnya, Menkes Budi Gunadi Sadikin melaporkan soal kasus subvarian Omicron BA.2.75 yang awalnya ditemukan di India. Budi menyebut kasus itu sudah ada di Jakarta dan Bali.

"Kami juga mengupdate ke Bapak Presiden ada subvarian baru yang namanya BA.2.75 yang sekarang beredar di India mulainya dan sudah masuk ke 15 negara. Ini juga sudah masuk di Indonesia. Satu ada di bali karena kedatangan luar negeri.

Dua ada di Jakarta. Jadi kemungkinan besar transmisi lokal sedang kita cari sumbernya dari mana," kata Budi.

Budi juga menyampaikan transmisi kasus Covid-19 di Indonesia masih berada di level 1. Sedangkan khusus untuk Jakarta sudah masuk level 3.

"Tetapi beberapa provinsi seperti DKI Jakarta sudah ada di level 3 untuk tingkat transmisinya dan Banten sudah ada di level 2. Sedangkan provinsi-provinsi lainnya masih ada di level 1 untuk levelnya WHO," ujar Budi.[br]

Budi kemudian memaparkan angka hospitalisasi yang masih relatif rendah. Selain itu, angka fatalitasnya juga masih relatif rendah di bawah standar WHO.

"Dan perlu kami sampaikan secara persentase yang meninggal karena kita konsentrasinya ke sana, yang meninggal paling tinggi adalah orang yang belum divaksin atau yang divaksin baru satu kali. Sedangkan yang sudah divaksin dua kali jauh menurun persentase fatalitasnya atau yang wafat kalau terkena dan yang dibooster sudah sangat menurun persentase yang wafatnya atau yang kena," imbuh Budi.

Kegawatannya Tak Besar
Sementara itu, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menjelaskan alasan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah tetap digelar di tengah kenaikan kasus Covid-19. Dante menyebut kenaikan kasus saat ini akibat testing sedikit.

"Ya memang butuh koordinasi secara luas dulu, bagaimana ini diputuskan secara holistik. Dari segi peningkatan kasus memang sedikit naik, tapi kita ingat, kasus naik karena testing-nya sedikit. Kalau testing-nya banyak, ini juga akan ketemu," kata Dante di kantor Kemenko PMK, Senin (18/7).

Selain itu, Dante menilai saat ini gejala Covid-19 tidak terlalu berat. Dia berharap kasus Corona kembali turun.

"Dan gejalanya juga mild. Untuk yang gejala mild ini kita tak terlalu khawatir. Mudah-mudahan prediksi ke depan kasus menurun dan tak tinggi lagi, karena peningkatan kasus BA.45 ini kira-kira puncaknya di beberapa negara hanya sepertiga Omicron," lanjutnya.

Dante juga bicara soal temuan tiga kasus subvarian Omicron BA.2.75 pada pekan lalu. Namun dia menyebut subvarian tersebut tidaklah berbahaya dan sama dengan Omicron BA.45 dan BA.12.[br]

"Ada 3 kasus yang kita terbuka BA.2.75. Semua kasus sederhana. Tak terlalu berat, karena dari beberapa hal yang kita pelajari dari beberapa negara karakternya seperti Omicron. Kegawatan tak terlalu besar, hospitality rate tak terlalu besar dan keparahannya tak terlalu besar," kata Dante.

"Sudah kita laporkan temuan itu 3 kasus. Tak perlu khawatir soal BA.2.75 karena karakter hampir sama BA.45 dan BA.12," lanjut dia. (detikcom/d)

Sumber
: KORAN SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru