Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 07 Juli 2025

Lukas Enembe Akui Main Judi ke Singapura

* Polisi Razia Simpatisan Lukas, Temukan Panah hingga Bom Ikan
Redaksi - Kamis, 22 September 2022 09:02 WIB
1.047 view
Lukas Enembe Akui Main Judi ke Singapura
Foto Ant/Gusti Tanati
PENGAMANAN UNJUK RASA: Seorang polisi mengarahkan massa pendukung Gubernur Papua Lukas Enembe dalam unjuk rasa menolak penetapan tersangka Gubernur Papua Lukas Enembe oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Titik Nol, Taman Imbi, Kota
Jakarta (SIB)

Kuasa hukum Gubernur Papua Lukas Enembe, Aloysius Renwarin, mengakui kliennya bermain kasino. Lukas Enembe bermain kasino di Singapura.

"Pak Lukas itu kasino itu kan, dia pergi berlibur dan memang main," kata Aloysius saat dihubungi, Rabu (21/9).

Aloysius mengatakan Lukas bermain kasino hanya sebagai sarana hiburan semata. "Itu kan pergi main kasino, main-main seperti kita main game gitu. Iya itu saja (sekadar main-main saja)," ujarnya.

Aloysius juga membantah aliran dana ke kasino dengan nominal hingga Rp 560 miliar. Aloysius menyebut Lukas tidak membawa uang sebesar itu ketika bermain.

"Tapi bukan jumlah sefantastis sekian miliar. Tidak sefantastis itu, itu kan pribadi. Tidak ada uang yang dibawa dari mana-mana, begitu. Dia tidak bawa uang sebesar itu," jelasnya.


Pakai Uang Pribadi

Aloysius mengklaim Lukas Enembe bermain kasino menggunakan uang pribadi.

Aloysius mempertanyakan mengapa KPK mengurusi hal tersebut, yang dinilai urusan pribadi Lukas Enembe. Selain itu, dia mengatakan aliran dana tersebut tidak bisa dibuktikan.

"Tetapi saya heran KPK lacak masalah privat dia berlibur di luar, main gitu (kasino), kan sudah privat," ujarnya.

"Ini (aliran dana) itu pembuktian terbalik itu susah, apalagi ke mana, ini kan pribadi. Jadi pembuktian aliran dana, apalagi itu bukan dari proyek masuk ke sana, itu kan tidak bisa. Panjang prosesnya, dan undang-undang kami tidak mengatur pembuktian terbalik.

Apalagi ke luar negeri itu," tambahnya.

Aloysius tidak berbicara jauh soal temuan uang ratusan miliar rupiah yang ditemukan PPATK. Namun dia menegaskan nantinya Lukas akan menjelaskan soal dugaan korupsi Rp 1 miliar itu.

"Uang yang Rp 1 miliar itu kan nanti akan dijelaskan itu uang pribadi. Kemudian ditransfer ke rekeningnya ketika beliau berobat ke Singapura," ujarnya.


Bantah Beli Jam Tangan

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan adanya setoran tunai Gubernur Papua Lukas Enembe yang membeli jam tangan mewah senilai Rp 550 juta. Namun, hal tersebut dibantah oleh kuasa hukum Lukas Enembe, Aloysius Renwarin.

"Pokoknya dia bilang berapa dolar (Singapura) begitu. Kalau Rp 500 juta kan, masa arloji Rp 500 juta. Hanya beberapa dolar begitu," kata Aloysius.

Aloysius menyebut jam tersebut dibeli oleh Lukas Enembe di Dubai. Menurutnya, jam tangan tersebut dibeli Lukas dengan menggunakan uang pribadinya.[br]

"(Beli) di Dubai. Ya uang pribadi, mau pakai uang negara dari mana mau beli. Pada saat jalan kan di bandara kan ada orang jual, ya beli," ucapnya.

Namun, Aloysius belum tahu merek jam tangan yang dibeli Lukas Enembe tersebut. Menurutnya, KPK terlalu ikut campur urusan pribadi Lukas terkait masalah jam tangan tersebut.

"Mereknya saya tidak tahu, itu disimpan dalam lemari. Dia dalam keadaan sakit jadi kita tidak tahu, dia simpan dalam lemari kamar tidur kah, kan kami tidak bisa lihat. Ini KPK dapat informasi dari mana ini. Aduh itu sudah menyangkut privat, itu soal arloji begitu," ujarnya.

Ungkap

Sebelumnya, PPATK mengungkap sejumlah hasil analisis transaksi terkait kasus dugaan korupsi yang menjerat Gubernur Papua Lukas Enembe sebagai tersangka di KPK. PPATK menemukan adanya setoran pembelian jam tangan mewah senilai ratusan juta rupiah.

"PPATK juga menemukan adanya pembelian jam tangan dari setoran tunai tadi sebesar USD 55 ribu, itu Rp 550 juta," kata Kepala PPATK Ivan Yustiavandana dalam konferensi pers di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (19/9).

Selain itu, PPATK menemukan adanya transaksi di kasino judi senilai Rp 560 miliar yang dilakukan oleh Lukas Enembe. Setoran ke kasino judi itu terjadi dalam periode tertentu.

"Bahkan ada dalam periode pendek setoran tunai itu dilakukan dalam nilai yang fantastis, USD 5 juta," ucapnya.

PPATK juga memblokir sejumlah rekening milik tersangka kasus korupsi Lukas Enembe. Total duit di sejumlah rekening yang diblokir itu senilai Rp 71 miliar.

"Transaksi yang dilakukan di Rp 71 miliar tadi mayoritas itu dilakukan di anak yang bersangkutan, di putra yang bersangkutan," ujarnya.


Razia

Sementara itu, aparat TNI dan polisi melakukan razia terhadap massa simpatisan Gubernur Papua Lukas Enembe yang memasuki Kota Jayapura dari daerah sekitar, seperti Kabupaten Keerom dan Sentani. Polisi pun menyita berbagai benda berbahaya, seperti panah hingga bom ikan, dari massa simpatisan itu.

"Jadi kita bisa temukan itu ada sajam, kemudian miras, kemudian juga ada panah ya, ada katapel, kemudian juga ada kalau kita lihat sejenis bom ikan, ya," kata Kapolresta Jayapura Kombes Vicktor Mackbon, Rabu (21/9).[br]

Victor mengatakan massa yang masuk wilayah Jayapura pada Selasa (20/9) memang dirazia untuk mengantisipasi potensi kerusuhan. Namun, saat razia, ada simpatisan yang langsung kabur dan meninggalkan barang bukti senjata tajam.

"Kita kan wilayah berbatasan dengan Kabupaten Keerom sama Kabupaten Sentani. Nah, ini yang dari Kabupaten Sentani banyak juga massanya, kemudian kita melakukan penyekatan," ucapnya.

"Begitu kita melakukan razia, memang ada yang lari meninggalkan barang bukti tersebut. Itu yang sedang kita dalami," imbuhnya.

Vicktor Mackbon juga menjelaskan ada 2.000 personel gabungan TNI dan Polri yang diterjunkan mengawal jalannya unjuk rasa. Oleh sebab itu, masyarakat diminta tak perlu khawatir. (detikcom/a)

Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru