Jakarta (SIB)
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) buka suara terkait keputusan PT Liga Indonesia Baru (LIB) menolak rekomendasi kepolisian soal perubahan jam pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan dengan alasan keamanan.
PSSI mengklaim sebelumnya sudah ada kesepakatan terkait penolakan itu.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Yunus Nusi membenarkan adanya surat rekomendasi dari polisi tersebut.
Dia mengatakan, PT LIB dan Panpel telah berdiskusi untuk tetap melaksanakan pertandingan tersebut sesuai jadwal.
"Iya, pertama kita ketahui bahwa kepolisian mengajukan permohonan untuk dilaksanakan di sore hari, tetapi oleh PT LIB dan Panpel dilakukan diskusi dan terjadi kesepahaman bersama bahwa silakan untuk dilaksanakan di malam hari," kata Yunus Nusi kepada wartawan dalam konferensi pers di Stadion Madya, GBK, Jakarta, Minggu (2/10).
Yunus Nusi menjelaskan, hasil dari kesepahaman bersama dari Panpel dan PT LIB itu mempertimbangkan soal tim pendukung lawan, yakni Persebaya FC.
Dia menyebut, pertandingan dapat dilaksanakan sesuai jadwal jika pendukung Persebaya FC tidak datang ke Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
"Tentu dengan beberapa persyaratan, salah satunya untuk tidak menghadirkan suporter lawan atau suporter tamu ke stadionnya," ungkapnya.
Hal itu, lanjut Yunus, menjadi pertimbangan Panpel dan PT LIB untuk tetap melaksanakan pertandingan sesuai jadwal. Absennya suporter tamu dinilai dapat mencegah terjadinya kericuhan suporter antarklub.
"Dan itu yang menjadi rujukan dari pihak panpel dan PT LIB utnuk ber-positive thinking bahwa sulit untuk akan ada kerusuhan. Di mana letak kerusahannya ketika tidak ada rivalitas suporter dan tidak ada suporter dari Persebaya yang datang ke Malang," jelas Yunus.
"Sehingga, akhirnya terjadi kesepahaman. Akhirnya juga dilaksanakan atas kesepahaman bersama," tutupnya.[br]
Ditolak
Tragedi Kanjuruhan Malang yang menewaskan 125 orang setelah laga Arema FC versus Persebaya menjadi noda hitam dunia sepakbola Indonesia.
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md menyebut, polisi sudah mengantisipasi kerawanan laga dengan mengajukan percepatan gelaran laga akan tetapi ditolak. Ini bukti usulan polisi ditolak.
"Sebenarnya, sejak sebelum pertandingan pihak aparat sudah mengantisipasi melalui koordinasi dan usul-usul teknis di lapangan. Misal, pertandingan agar dilaksanakan sore (bukan malam), jumlah penonton agar disesuaikan dengan kapasitas stadion yakni 38.000 orang," kata Mahfud dalam akun Instagram-nya seperti dilihat, Minggu (2/10).
Mahfud juga mengungkap aparat sebelumnya sudah mengusulkan agar pertandingan Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang agar dilaksanakan sore. Jumlah penonton pun diminta disesuaikan.
"Sebenarnya, sejak sebelum pertandingan pihak aparat sudah mengantisipasi melalui koordinasi dan usul-usul teknis di lapangan. Misal, pertandingan agar dilaksanakan sore (bukan malam), jumlah penonton agar disesuaikan dengan kapasitas stadion yakni 38.000 orang," kata Mahfud.
Namun, kata Mahfud, usulan itu tidak dilakukan panitia pelaksana (panpel). Pertandingan pun tetap digelar malam.
"Tapi usul-usul itu tidak dilakukan oleh Panitia Pelaksana yang tampak sangat bersemangat. Pertandingan tetap dilangsungkan malam, dan tiket yang dicetak jumlahnya 42.000," ujar Mahfud.
Pernyataan itu disampaikan Mahfud setelah dirinya menerima informasi dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Dia juga sudah berkoordinasi langsung dengan Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta.
"Pemerintah menyesalkan atas kerusuhan di Kanjuruhan. Pemerintah akan menangani tragedi ini dengan baik," ujar Mahfud.
Surat dari Polres Malang soal laga Arema FC versus Persebaya di dalamnya terdapat usulan mempercepat pertandingan ke sore hari. Surat tertanggal 18 September 2022 ditandatangani langsung Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat.
Surat ini merupakan rujukan atas surat Panpel Arema FC Nomor:014/PANPEL/ARM/IX/2022 tanggal 12 September 2022 perihal rekomendasi pertandingan dan bantuan keamanan pertandingan sepakbola antara Arema FC vs Persebaya Surabaya. Dalam rujukan itu, terdapat perkiraan intelijen singkat soal kerawanan laga Arema FC vs Persebaya.
Polres Malang meminta laga ini dipercepat ke sore hari. Alasan dalam surat itu disebutkan murni karena keamanan.
"Sehubungan dengan rujukan di atas, bersama ini mohon bantuannya kepada Panpel Arema FC agar mengajukan surat permohonan perubahan jadwal pertandingan sepak bola BRI Liga 1 Tahun 2022 kepada PT. Liga Indonesia terkait rencana pertandingan sepak bola antara Arema FC vs Persebaya pada hari Sabtu tanggal 1 Oktober 2022 yang sedianya main pada pukul 20.00 WIB agar diajukan menjadi pada pukul 15.30 WIB dengan pertimbangan keamanan," demikian bunyi surat dari Kapolres Malang.
Jawaban PT Liga Indonesia Baru, dalam surat yang diteken Dirut Akhmad Hadian Lukita per 19 September 2022, sesuai pernyataan Mahfud Md. PT Liga Indonesia Baru tetap ingin laga ini digelar sesuai jadwal sembari meminta Panpel Arema FC berkoordinasi maksimal dengan kepolisian.
"Sehubungan dengan rujukan tersebut di atas, maka perkenankanlah kami PT. Liga Indonesia Baru (PT. LIB) menyampaikan bahwa meminta kepada Klub Arema FC untuk berkoordinasi secara optimal kepada pihak keamanan dalam hal ini khususnya dengan KAPOLRES Malang untuk TETAP melaksanakan pertandingan BRI Liga 1-2022/2023 NP 96 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan," demikian bunyi surat Pt Lib.
Bukan Bentrok
Mahfud Md menegaskan tragedi Kanjuruhan Malang bukan disebabkan bentrok antarsuporter. Korban meninggal dunia karena desak-desakan dan terinjak.
"Perlu saya tegaskan bahwa tragedi Kanjuruhan itu bukan bentrok antarsuporter Persebaya dengan Arema. Sebab pada pertandingan itu suporter Persebaya tidak boleh ikut menonton," kata Mahfud.
Mahfud mengatakan, suporter yang berada di lapangan hanya dari Arema. Dia menyatakan tak ada korban penganiayaan suporter.
"Oleh sebab itu, para korban pada umumnya meninggal karena desak-desakan, saling himpit, dan terinjak-injak, serta sesak napas. Tak ada korban pemukulan atau penganiayaan antarsuporter," ujar Mahfud.
Mahfud menegaskan komitmen pemerintah untuk terus memperbaiki pelaksanaan pertandingan sepakbola di Indonesia. Dia mengatakan sepakbola kerap memancing suporter untuk mengekspresikan emosi secara tiba-tiba.[br]
Minta Maaf
Ketum PSSI Mochamad Iriawan meminta maaf atas tragedi Kanjuruhan itu. Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu bertolak ke Malang untuk mengusut utuh tragedi Kanjuruhan.
"Saya beserta PSSI meminta maaf kepada korban dan sangat menyesalkan insiden ini bisa terjadi. Saya dan tim PSSI sedang menuju ke Malang untuk menemukan gambaran utuh terkait insiden ini," katanya dalam akun Instagram resminya, Minggu (2/10).
Iriawan juga menyampaikan dukacita atas korban jiwa tragedi Kanjuruhan. Dia mendoakan agar korban mendapat tempat terbaik di sisi-Nya.
"Turut berdukacita yang mendalam atas insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang. Semoga almarhum dan almarhumah mendapat tempat terbaik di sisi-Nya," ucapnya.
Rapat Bersama
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo akan menggelar rapat bersama Menpora Zainudin Amali dan pemerintah Malang di Jawa Timur. Rapat itu membahas evaluasi tragedi di stadion Kanjuruhan, Malang.
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo meminta semua pihak bersabar menunggu perkembangan tersebut, baik terkait penanganan maupun proses investigasinya.
"Hari ini Kapolri akan melaksanakan rapat dengan Menpora dan pemerintah daerah setempat dan hasilnya akan dievaluasi terlebih dahulu tentunya akan disampaikan ke rekan-rekan media," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo dalam keterangannya, Minggu (2/10).
Dedi menjelaskan, pihaknya bakal berusaha secepat mungkin menangani tragedi tersebut. Dedi mengatakan, Kapolri bersama Menpora telah berangkat ke Malang.
"Sesuai dengan perintah bapak Presiden hari ini Kapolri dan Menpora akan berangkat ke Malang," jelasnya. (detikcom/f)