Denpasar (SIB)
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo memerintahkan jajarannya di kepolisian untuk memperketat pengamanan saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 digelar di Indonesia.
Puncak KTT G20 diketahui digelar pada November 2022 di Bali.
Listyo pun mengingatkan pesan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) tidak boleh ada letupan atau ledakan sekecil apapun di seluruh wilayah Indonesia, terutama Bali.
"Apalagi, di Bulan November kita akan melaksanakan KTT G20, Bapak Presiden sudah menyampaikan pesan, tidak boleh ada letupan ataupun ledakan sekecil apapun baik di wilayah Bali, maupun tentunya di seluruh wilayah. Apabila kemudian ditarik ini akan berdampak kepada situasi pengamanan KTT G20 dan ini tentunya menjadi kerja keras bagi rekan-rekan semua," tegas Listyo saat menghadiri peringatan 20 Tahun Tragedi Bom Bali I di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (12/10) malam.
Ia kembali menegaskan, seluruh pihak harus mampu mengatasi ancaman terorisme menjelang KTT G20. Sehingga, kata dia, nantinya KTT G20 berjalan dengan aman, lancar dan membawa nama baik Indonesia.
"Bahwa rekan-rekan harus mampu. Selama ini rekan-rekan sudah bekerja keras, tinggal beberapa hari lagi. Pertahankan dan saya yakin dengan kerja keras dari rekan-rekan semua, kolaborasi dan kerjasama dengan seluruh yang ada, kita harapkan KTT G20 bisa berjalan dengan aman, lancar dan membawa nama baik bagi negara kita," ujarnya.
Tidak Boleh Gagal
Sementara itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno P Marsudi menegaskan, penyelenggaraan KTT G20 di Bali nanti tidak boleh gagal.
Menurutnya, pertaruhan akan sangat besar bagi semua negara anggota G20 karena menyangkut kesejahteraan miliaran penduduk dunia.
"G20 tidak boleh gagal. Di masa sulit seperti ini, G20 adalah salah satu dari sedikit forum ekonomi dunia yang masih dapat bekerja merespons krisis global saat ini. Taruhannya terlalu besar jika G20 gagal karena, sekali lagi, menyangkut nasib dan kesejahteraan miliaran penduduk dunia terutama di negara berkembang," kata Retno dalam jumpa pers, Jumat (13/10).
Retno menuturkan, keberhasilan penyelenggaraan G20 bukan hanya bergantung pada satu negara, melainkan tanggung jawab semua negara anggota.
Retno mengajak semua negara anggota G20 turut berpartisipasi menunjukkan tanggung jawabnya.
"Oleh karena itu, Indonesia terus mengajak anggota negara G20 untuk menunjukkan tanggung jawabnya kepada dunia. Keberhasilan G20 bukan di tangan satu negara, tetapi berada di tangan seluruh anggota G20. It's the collective responsibility, kalau kita ingin dikatakan sebagai negara besar, maka tanggung jawabnya pun harus besar, dan tanggung jawab itu harus pesan yang terus kita sampaikan kepada negara-negara anggota G20," ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Retno menyampaikan pelaksanaan G20 kali ini merupakan yang paling sulit karena dunia sedang mengalami banyak krisis (multiple crisis).
Meski demikian, Retno mengatakan, berbagai persiapan sudah mulai dilakukan Indonesia.
"Sekitar satu bulan lagi atau tepatnya 32 hari lagi KTT G20 akan diselenggarakan di Bali, yaitu 15-16 November 2022. Semua persiapan sudah kita lakukan baik persiapan logistik maupun persiapan substansinya," ucapnya.
"Bahwa Presidensi Indonesia di G20 tahun ini mungkin merupakan Presidensi yang paling sulit, di mana dunia sedang menghadapi multiple crisis. Pandemi belum tuntas, perang di Ukraina, tensi geopolitik menajam, dan juga terjadinya krisis pangan energi dan keuangan," lanjutnya.[br]
Bukan Perdebatan Politik
Retno LP Marsudi menegaskan, forum 20 ekonomi terbesar dunia (Group of Twenty/G20) bukan merupakan wadah perdebatan politik, melainkan untuk berbagai upaya bersama terkait ekonomi dan pembangunan.
“Memang G20 sebenarnya bukan untuk forum perdebatan politik, ini adalah forum keuangan, forum ekonomi, forum pembangunan,” kata Menlu dalam wawancara khusus dengan Antara di Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Kamis (13/10).
Meski pembicaraan yang melebar ke ranah lain mungkin tak dapat dihindari, Retno mengatakan bahwa Indonesia harus dapat mengelola suasana agar pembahasan geopolitik tidak merusak apa yang menjadi fokus dan prioritas dalam presidensi di G20.
Kehadiran
Retno P Marsudi mengungkapkan perkembangan komunikasi yang dilakukan dengan negara anggota G20 mengenai kehadiran para pemimpin atau leaders masing-masing negara.
Retno mengatakan, sampai saat ini Indonesia tidak menerima respons negatif terkait kehadiran leaders.
Retno menuturkan hingga saat ini koordinasi masih terus dilakukan baik dengan negara anggota G20 maupun negara yang diundang. Retno menyampaikan perwakilan setiap negara tengah melakukan persiapan.
Lebih lanjut, Retno mengungkapkan persiapan secara logistik sudah berjalan baik. Saat ini Indonesia sedang mematangkan persiapan sampai hari pelaksanaan.
"Secara singkat saya sampaikan semua persiapan logistik berjalan baik dan tinggal beberapa persen lagi yang harus diselesaikan. Persiapan terus kita matangkan hingga hari H, sehingga kita benar-benar siap menggelar perhelatan besar ini. (detikcom/d)