Jakarta (SIB)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan angka penduduk di Indonesia yang menikah dan hamil masih cukup tinggi. Jokowi senang Indonesia tidak ada resesi seks.
"Saya senang angka yang disampaikan dr Hasto pertumbuhan kita di angka 2,1 dan yang menikah 2 juta, yang hamil 4,8 juta.
Artinya, di Indonesia nggak ada resesi seks. Masih tumbuh, 2,1 ini masih bagus," kata Jokowi di Rakernas BKKBN di Jakarta Timur, Rabu (25/1).
Jokowi mengatakan jumlah penduduk menjadi kekuatan sesuatu negara. Namun dia mengingatkan juga mengenai pentingnya kualitas sumber daya manusia.
"Dan ingat bahwa yang namanya jumlah penduduk ini sekarang jadi sebuah kekuatan ekonomi bagi sebuah negara. Tetapi yang paling penting memang kualitas," ujar Jokowi.
Punya Alat USG
Berbicara mengenai pemerataan alat-alat kesehatan di posyandu dan puskesmas seluruh Indonesia. Jokowi ingin semua puskesmas, yang disebutnya berjumlah sekitar 10.200, mempunyai alat USG hingga alat pengukur tinggi badan.
"Yang berkaitan dengan USG atau alat timbang atau alat pengukur tinggi atau panjang bandan, itu harganya berapa sih, USG harga berapa sih. Anggaran Menkes berapa sih? Kan gede banget. Tahun ini diberikan semuanya lah. Kalau sudah 5.000 tinggal 5.200 sudah rampung semuanya," kata Jokowi.[br]
Jokowi juga menyinggung alat timbang di posyandu. Dia heran negara sebesar Indonesia tidak mampu membelikan alat timbang di posyandu di semua daerah di seluruh Indonesia.
"Timbangan harganya berapa, sih, timbangan, harga timbangan digital, kan murah banget, masa nggak bisa membelikan negara sebesar kita ini. Untuk mengukur panjang badan atau tinggi anak masa nggak bisa setiap Posyandu itu ada," ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan Indonesia mempunyai 300 ribu posyandu. Namun, menurut Jokowi, keberadaan puskemas belum merata di seluruh Indonesia.
"Jadi hanya memang problemnya puskesmas tidak tersebar merata. Ada 1 kecamatan 7, ada 1 kecamatan 2 ada 1 kecamatan kurang dari 1. Ini pemerataan ini yang perlu dilihat," ujar Jokowi.
Siap Lahir Batin
Merespons fenomena banyaknya remaja menikah dini di sejumlah daerah, Jokowi mengingatkan mengenai pentingnya kesiapan lahir dan batin sebelum menikah.
"Itu masalah stunting masalah mengenai bagaimana menyiapkan pra hamil dan saat hamil. Penting sehingga yang namanya pernikahan harus dilihat bahwa yang mau nikah benar benar siap lahir dan batin," kata Jokowi kepada wartawan. Jokowi ditanya soal fenomena pernikahan dini di sejumlah daerah.
Jokowi mewanti-wanti masyarakat Indonesia terkait pencegahan anak stunting. Menurut Jokowi, pemahaman mengenai pencegahan stunting bisa disampaikan sebelum pernikahan.[br]
"Jangan sampai mau nikah, ada anemia kurang darah nanti waktu hamil kalau ini nggak diselesaikan anaknya menjadi stunting penyelesaian setelah lahir akan lebih sulit. Akan lebih mudah diselesaikan kalau anak di dalam kandungan," ujar Jokowi.
Resesi Seks
Sementara itu, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo membeberkan alasan Indonesia masih jauh dari resesi seks.
"Saya sebetulnya sudah meyakini di Indonesia nggak ada resesi seks. Resesi seks itu kan secara masif orang jadi nggak ada nafsu untuk hubungan seks. Jaranglah terjadi seperti itu," kata Hasto kepada wartawan di kantor BKKBN.
Hasto mengatakan istilah resesi seks merujuk kepada pasangan yang tidak ingin mempunyai anak atau mereka yang tidak ingin kawin. Namun, menurut Hasto, kondisi di Indonesia berbeda.
"Kalau resesi tidak ingin punya anak kemungkinan, atau tidak ingin kawin. Tapi di Indonesia yang hamil 4,8 juta setahun. Yang nikah 2 juta setahun dari yang nikah, yang hamil di tahun pertama 80 persen. Dari 2 juta yang nikah 1,6 juta hamil di tahun pertama," ujar Hasto.
Menurut dia, jika ada pertanyaan kepada pasangan di Indonesia mengenai keinginan mempunyai anak, mayoritas pasangan tersebut bakal menjawab ingin mempunyai anak. Hasto mengatakan kondisi ini berbeda dengan kondisi di luar negeri.
"Di Indonesia mayoritas ingin punya anak. Bahkan kalo mau Idul Fitri belum hamil dia khawatir nanti ditanya. Jadi serius seperti itu. Jadi masih jauh lah dari resesi," ujar Hasto. (detikcom/a)