Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 30 Juni 2025
Dinilai Gagal Urus RSUD Sidikalang

Massa AP2AN Unjuk Rasa Minta Direktur Dicopot dan Bupati Dairi Letakkan Jabatan

Redaksi - Rabu, 08 Februari 2023 09:19 WIB
461 view
Massa AP2AN Unjuk Rasa Minta Direktur Dicopot dan Bupati Dairi Letakkan Jabatan
(Foto: SIB/Tulus)
ASPIRASI: Massa AP2AN menyampaikan aspirasi, agar direktur RSUD Sidikalang mundur dari jabatan. Aspirasi diterima Wakil Bupati Dairi, Jimmy AL Sihombing, Selasa (7/2) di depan kantor Bupati Dairi. 
Sidikalang (SIB)
Puluhan orang mengatasnamakan Aliansi Pemerhati Penggunaan Anggaran Negara (AP2AN) berunjukrasa mendesak DPRD Dairi membentuk Panitia Khusus (Pansus) dan merekomendasikan pencopotan Direktur RSUD Sidikalang, Selasa (7/2) di depan Kantor DPRD Dairi.
DPRD didesak merekomendasikan pencopotan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidikalang, dr Pesalmen Saragih. Massa menuding pelayanan RSUD, semakin memburuk. Dimana sejak Januari hingga awal Februari, tiga bayi meninggal dalam kandungan diduga akibat terlambat ditangani. Kemudian, massa menuding Pemkab Dairi semena-mena menonaktifkan dokter spesialis kandungan/ obgyn.
Di kantor DPRD Dairi, Koordinator Aksi, Sennang Berampu dan Robinson Simbolon mengatakan kondisi pelayanan RSUD Sidikalang sudah semakin memprihatikan dan dewan diminta untuk membentuk Pansus, dan tetap melibatkan rakyat dalam pembahasannya, dan memanggil stakeholder yang terkait dengan rumah sakit.
"Kita melakukan aksi untuk kebaikan pelayanan rumah sakit, sehingga tidak ada lagi korban meninggal, dampak kurang baiknya pelayanan," ungkap mereka.
Seorang menambahkan, penonaktifan dokter spesialis obgyn, dr Saut Simanjuntak adalah kebijakan yang salah, karena dokter spesialis obgyn di RSUD Sidikalang sangat minim, akibatnya fatal. Penonaktifan dr Saut Simanjuntak yang digantikan dokter lain, diduga telah merengut nyawa 3 bayi. Kemudian jumlah dokter spesialis obgyn di rumah sakit, tidak sesuai dengan jumlah pasien bersalin.
Sanksi kepada dr Saut Simanjuntak sangat merugikan masyarakat, karena tidak melalui pemeriksaan Komite Medik. Kemudian, terkait kontrak kerja dr Tarmizi yang sudah disepakati di rapat dengar pendapat (RDP) dilakukan pertriwulan, tetapi faktanya mengangkangi keputusan DPRD Dairi, dengan merubah kontrak kerja menjadi per satu bulan, katanya.
Mereka menuding eksekutif tidak menghargai lembaga DPRD Kabupaten Dairi. Oleh karena itu, Direktur RSUD Sidikalang harus berjiwa besar, untuk mengundurkan diri dari jabatannya.
Massa AP2AN diterima anggota DPRD Dairi, Nasib Marudur Sihombing didampingi Sekretaris DPRD Dairi, Yon Hendrik. Nasib M Sihombing mengatakan, sebanyak 34 anggota dewan sedang mengikuti agenda penting di luar kabupaten, sehingga hanya dirinya yang tinggal di Dairi.
Nasib mengapresiasi massa menyampaikan aspirasi dengan tertib. Aspirasi yang disampaikan akan diserahkan langsung kepada pimpinan DPRD Dairi. Katanya, langkah pertama sudah dilakukan dewan, melalui RDP dan sudah ada notulensinya. Nasib mengaku, akan mengusulkan kepada pimpinan pembentukan Pansus terkait rumah sakit.
Setelah menyerahkan aspirasi, massa bergerak menuju Kantor Bupati Dairi. Robinson Simbolon menyuarakan agar Bupati Dairi, hadir menemui rakyat. "Aspirasi yang kami bawa adalah persoalan kemanusiaan, karena buruknya pelayanan rumah sakit dan berakibat fatal," ungkapnya.
Di masa kepemimpinan Eddy-Jimmy sudah beberapa kali pergantian Direktur Rumah Sakit Sidikalang, tetapi hasilnya pelayanan tak kunjung membaik. Bahkan, sesuai hasil identifikasi yang dilakukan, ada ketidakharmonisan antara petugas medis dan ketimpangan dalam pembagian jasa medis.
Harusnya, hal itu bisa diselesaikan bupati, sebagai pembina kepegawaian di lingkungan Pemkab Dairi. Namun, bila tidak bisa diurus, dampaknya seperti yang terjadi, dalam Januari hingga awal Februari 3 bayi meninggal, diduga akibat terlambat ditangani.
"Jika tidak bisa mengurus/ memperbaiki pelayanan rumah sakit, bupati silahkan letakkan jabatan," ungkapnya.
Kemudian, Wakil Bupati Dairi, Jimmy AL Sihombing didampingi Sekda Dairi, Budianta Pinem, Asisten 1, Jonny Hutasoit dan Asisten III, Eddy Banurea hadir menemui massa. Jimmy menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas kekurangan pemerintah dalam pelayanan publik. Kekurangan dan kebaikan adalah tanggungjawab Pemkab Dairi.
Diakuinya, permintaan maaf tidak sebanding dengan jiwa yang hilang. Pemkab Dairi berkomitmen bagaimana pelayanan dasar yang semakin baik ke depan.
Jimmy mengaku tidak pernah mendapat laporan terkait penonaktifan dokter spesialis obgyn, dr Saut Simanjuntak. Kemudian, ia meminta kepada Sekda, agar menyampaikan laporan penonaktifan dr Saut Simanjuntak.
"Aspirasi AP2AN akan kami teruskan ke Bupati Dairi. Harapan kita, agar pelayanan rumah sakit semakin membaik ke depan," ungkapnya.
Setelah itu, massa membubarkan diri dengan tertib dan unjuk rasa tetap dijaga kepolisian hingga massa membubarkan diri. (B3/a)


Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru