Medan (SIB)
Kinerja bursa saham di akhir pekan mengalami tekanan, dan ada 32 saham yang menyentuh batas auto reject bawah (ARB) pada perdagangan, Jumat (10/2). Kondisi kinerja bursa saham di banyak negara besar juga tengah mengalami tekanan, khususnya setelah Inggris melaporkan pertumbuhan kinerja ekonomi negatif pada Desember 2022.
“Dengan kabar tersebut, Inggris selangkah lagi masuk dalam jurang resesi”, ungkap Pengamat Keuangan Gunawan Benyamin, Jumat (10/2).
Disebutnya, pertumbuhan negatif tersebut menjadi kabar buruk, meskipun realisasi pertumbuhan -0.1% masih lebih baik dibandingkan dengan ekspektasi sebelumnya sebesar -0.2%. Dan IHSG pada perdagangan Jumat ditutup melemah 0.25% di level 6.880,33. Bahkan sempat terkoreksi 1% lebih selama sesi perdagangan akhir pekan ini.
Selain itu, tren penurunan harga Batubara yang saat ini sudah ditransaksikan turun di level 218 dolar AS/ton menjadi indikasi buruk bagi emiten berbasis komoditas batubara.
Jika tren penuruan berlanjut, maka tekanan pada IHSG akan berlanjut, mengingat kapitalisasi pasar saham batubara cukup besar dalam menggerakkan IHSG.
Selain IHSG, di akhir pekan ini kinerja mata uang rupiah juga mengalami pelemahan. Selama sepekan ini kinerja mata uang rupiah mengalami tekanan dalam rentang 15.100 - 15.150 per dolar AS, setelah sempat ditutup di bawah 15.000 pada akhir pekan sebelumnya, dimana The FED atau Bank Sentral AS yang memberikan sinyalemen kenaikan bunga acuan dalam waktu dekat, menjadi pemicu paling besar pelemahan rupiah itu sendiri.
Namun, Rupiah pada akhir pekan ini ditransaksikan di level 15.129 per dolar AS relative tidak banyak berubah dalam 4 hari perdagangan terakhir.
Sementara itu, di akhir pekan ini harga emas mengalami tekanan cukup berat setelah sempat menguat sejak awal pekan. Emas di akhir pekan ditransaksikan lebih rendah dikisaran harga 1.864 per dolarnya atau di kisaran Rp909.00 per gramnya. Padahal di pertengahan pekan ini harga emas sempat ditransaksikan di kisaran harga Rp 925.000 per gramnya.
“Tekanan pada harga emas terjadi setelah pejabat The FED secara bergiliran memberikan pandangannya, dan sejauh ini pandangan yang diutarakan bernada hawkish, atau ada kecenderungan dan kemungkinan bahwa suku bunga The FED akan naik lagi dalam waktu dekat”, imbuhnya. (A1/c)