Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Sabtu, 26 Juli 2025

KKB Penyandera Pilot Susi Air Kocar-Kacir Dikepung Pasukan Elite

* Mahfud Minta Jangan Sampai Jadi Masalah Internasional
Redaksi - Rabu, 22 Februari 2023 09:25 WIB
407 view
KKB Penyandera Pilot Susi Air Kocar-Kacir Dikepung Pasukan Elite
(Foto: Opsi/Dok.TNI)
Tentara Nasional Indonesia (TNI). 
Jayapura (SIB)
Kelompok Kriminal bersenjata (KKB) teroris pimpinan Egianus Kogoya yang menyandera Pilot Susi Air Kapten Philips Mark Mahrtens diimbau untuk segera menyerahkan diri.
Saat ini, KKB pimpinan Egianus Kogoya sudah terpecah belah dalam beberapa kelompok setelah adanya operasi penyelamatan dari pasukan elite TNI-Polri.
“Saya mengimbau kepada kelompok KKB pimpinan Egianus Kogoya agar segera menyerahkan diri dan jika tidak TNI Polri akan melakukan tindakan penegakan hukum,” ujar Pangdam Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustofa di Papua.
Jenderal Kopassus ini mengatakan, ada sasaran utama dan sasaran terkandung yang kemungkinan bisa mendukung sasaran utama.
“Sasaran inilah yang kita lakukan operasi, kita kuasai kita duduki dan sudah kita deteksi. semuanya sudah kita deteksi keberadaannya,” ujarnya.
Jenderal bintang dua ini juga mengapresiasi kepada para tokoh, namun pihaknya masih menunggu hasil yang nyata.
“Dan kepercayaan sepenuhnya diberikan kepada para tokoh agama dan tokoh masyarakat agar pilot tersebut dapat dilepaskan,” pungkasnya.


MINTA MENYERAH
Sementara itu, Komandan Korem 172/PWY Brigjen TNI JO Sembiring meminta Egianus Kogoya, untuk menyerahkan diri ke polisi.
"Saya berharap Egianus Kogoya segera menyerahkan diri ke polisi karena bila tidak akan dikejar dan ditangkap, " kata Brigjen TNI Sembiring di Jayapura, Papua, dilansir Antara, Selasa (21/2).
Diketahui, Jenderal Kopassus ini ditunjuk sebagai Komandan Kolakops TNI untuk membebaskan pilot Susi Air menyatakan bila tidak segera menyerahkan diri maka dirinya akan memimpin pengejaran dan penangkapan terhadap Egianus.
"Tugas saya adalah mengejar dan menangkap sehingga diharapkan Egianus segera menyerahkan diri ke polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,"tegas Sembiring.
Jenderal bintang satu ini mengakui operasi pembebasan sandera masih berlangsung sehingga banyak hal yang tidak bisa disampaikan ke publik. Namun bila operasi selesai maka semuanya akan disampaikan ke publik.
"Mudah-mudahan pilot Susi Air yang berkebangsaan Selandia Baru dapat segera dibebaskan dengan selamat termasuk anggota yang terlibat di dalamnya, " tutup Sembiring.


Dievakuasi
Tim gabungan TNI dan Polri mengevakuasi warga Kampung Alama, Kabupaten Nduga menuju Mimika. Evakuasi dilakukan tim gabungan TNI dan Polri setelah masyarakat mendapat teror dan intimidasi dari KKB.
Evakuasi dilakukan tim gabungan TNI dan Polri pada Senin (20/2) Pukul 10.45 WIT. Demikian disampaikan Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa didampingi Danrem 172/PWY Brigjen TNI J.O. Sembiring, Danpas III Brimob Brigjen Pol Gatot dan Dwijangge, selaku perwakilan dari warga yang berhasil dievakuasi.
"Bapak Dwijangge ini beserta warga lainnya menjadi target dari gerombolan KST, sehingga masyarakat melarikan diri dari kampung Alama," kata Saleh dalam keterangannya dikutip, Selasa (21/2).
Saleh mengatakan, Dwijangge dan warga lainnya telah mengupayakan bantuan penerbangan Sipil, namun tidak ada yang berani. Sehingga warga menghubungi Danrem 172/PWY untuk meminta pertolongan evakuasi.
"Dengan mempertimbangkan aspek kemanusiaan, maka tadi pagi aparat TNI Polri melaksanakan penyelamatan dan evakuasi. Total Warga yang dievakuasi berjumlah 18 orang, terdiri 10 para pekerja dan 8 warga masyarakat, baik anak-anak serta Ibu-ibu," ujar dia


Baca Juga:
Masalah Internasional
Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD memastikan, jika penyanderaan pilot Susi Air tidak ada hubungannya dengan penangkapan Gubernur Papua Lukas Enembe, tersangka kasus dugaan suap dan gratifikasi Rp1 miliar.
"Tidak, ini yang menyandera orang asing ini adalah Kogoya. Kogoya ini sejak bertahun tahun lalu sebelum ada urusan Enembe, sebelum ada DOB itu memang sudah memberontak," kata Mahfud di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Selasa (21/2).
Mahfud menjelaskan, pemerintah sudah mengetahui dan mengepung keberadaan penyandera. Namun, pihak Selandia Baru meminta agar tidak ada kekerasan dalam proses pembebasan pilotnya, supaya tidak menjadi isu internasional.
"Ini masalahnya yang disandera orang asing dan begini pokoknya sandera ini akan kami lepas kalau Papua dilepas. Itu ancamannya. Saya katakanlah, loh saya sudah tahu loh tempatnya, koordinat berapa seperti itu. Kamu sudah kita kepung sekarang. Tetapi begitu kita mau bergerak, kan pemerintah Selandia Baru datang ke sini dan kami memohon tidak ada tindak kekerasan karena itu warga kami agar masalah ini tidak menjadi masalah internasional," kata Mahfud.
"Kalau internasional itu kita yang rugi pak, oleh sebab itu kita masih tangani ditunggu aja mudah-mudahan ada penyelesaian. Tapi tidak ada kaitannya dengan DOB dan Lukas Enembe," sambungnya.
Kekinian, pihak TNI Angkatan Udara juga telah mengerahkan satu Helikopter Caracal untuk mengevakuasi Pilot Susi Air yang disandera KKB Papua.
"Kalau terkait (Pilot) Susi Air nanti mungkin bisa ditanyakan ke lebih detailnya penerangan Kodam yang di sana," Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama Indan Gilang Buldansyah di Jakarta Timur, Selasa (21/2).
"Tetapi karena memang ada alutsista kita, dan personel kita yang ikut dalam kegiatan tersebut ada satu heli Caracal yang ke sana. Mungkin detailnya bisa ditanya ke kodam," sambungnya. (Antaranews/Merdeka/Okz/c)



Baca Juga:
Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru