Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 30 Juni 2025

Pekerja Kantor Mogok Kerja, Orang Inggris Terancam Tak Punya Paspor

Redaksi - Minggu, 19 Maret 2023 09:40 WIB
286 view
Pekerja Kantor Mogok Kerja, Orang Inggris Terancam Tak Punya Paspor
(UNSPLASH/CARDMAPR)
Ilustrasi tiket pesawat, ilustrasi paspor.
London (SIB)
Warga Inggris terancam kesulitan mendapatkan paspor. Sebabnya, lebih dari 1.000 pekerja kantor paspor Inggris memutuskan untuk mogok kerja selama lima minggu ke depan.
Dilansir dari Reuters, Sabtu (18/3) mereka adalah anggota serikat pekerja Layanan Publik dan Komersial (PCS) di sebagian besar kantor paspor Inggris, termasuk di London, Liverpool, dan Glasgow. Mereka berencana mogok kerja mulai 3 April hingga 5 Mei.
Dalam sebuah pernyataan, serikat pekerja tersebut akan bergabung dengan pekerja di sektor lain yang telah lebih dulu melakukan pemogokan sebelumnya dalam beberapa bulan terakhir. Kebanyakan dari mereka menuntut hal sama, yakni gaji yang lebih tinggi untuk menutupi lonjakan inflasi.
"Eskalasi tindakan kami ini terjadi karena, sangat kontras dengan bagian lain dari sektor publik, para menteri gagal melakukan pembicaraan yang berarti dengan kami, meskipun ada dua pemogokan besar-besaran dan tindakan yang ditargetkan dan berkelanjutan selama enam bulan," kata Sekretaris Jenderal PCS Mark Serwotka.
Serikat pekerja PCS telah menuntut kenaikan gaji 10% untuk pegawai negeri karena inflasi Inggris sekarang berjalan di atas 10%. Petugas paspor menolak kenaikan gaji 2%.
Kantor paspor pemerintah adalah satu-satunya penerbit paspor Inggris, yang mengeluarkan lebih dari 5 juta paspor setiap tahun. Dengan mogoknya karyawan di sana akan menyebabkan gangguan layanan yang signifikan.
Inggris mengalami gelombang kerusuhan buruh terburuk sejak 1980-an, dengan pemogokan mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari. Mulai dari kesehatan dan transportasi ke sekolah dan pemeriksaan perbatasan, karena pekerja menuntut kenaikan gaji.
Pada hari Rabu lalu, sekitar 100.000 pegawai negeri lainnya, yang bekerja di departemen pemerintah, melakukan pemogokan bersama ribuan karyawan lainnya termasuk pekerja kereta api, dokter dan guru. (detikTravel/d)



Baca Juga:
Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru