Jakarta (SIB)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan lima anggota Kongres Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (12/4) pagi. Dalam pertemuan itu, anggota Kongres AS menekankan pentingnya bermitra dan memperdalam hubungan dengan Indonesia.
"Jadi lima anggota Kongres dari Demokrat dan dalam pembicaraan pertama dari pihak Amerikanya memberikan komitmen mengenai pentingnya Indonesia, berpartner dengan Indonesia. Kemudian yang kedua komitmen untuk memperdalam dan memperluas strategic partnership dengan Indonesia," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (12/4).
Retno mengatakan, para anggota Kongres AS juga mengapresiasi atas kepemimpinan Indonesia di G20. Menurut mereka, Indonesia saat ini tengah bersinar.
"Yang ketiga menyampaikan kembali apresiasi atas leadership Indonesia di G20, istilahnya mereka Indonesia is shining now dan mereka memberikan dukungan yang kuat terhadap keketuaan Indonesia di ASEAN," ujarnya.
Sementara itu, dalam pertemuan itu, Jokowi menyampaikan komitmen Indonesia terhadap isu perubahan iklim dan lingkungan. Kepada para delegasi AS, Jokowi memamerkan capaian Indonesia dalam bidang perubahan iklim.[br]
"Mengenai komitmen Indonesia terhadap isu climate change dan lingkungan, karena isu ini menjadi ketertarikan dari pihak delegasi, makanya Bapak bicara dan Bapak bicara dengan data untuk menunjukkan bahwa kita telah achieve of things di bidang climate change, termasuk environment, termasuk untuk mengurangi kebakaran hutan yang menurun lebih dari 80 persen. Itu yang disampaikan Bapak Presiden," tuturnya.
Selain itu, Jokowi meminta dukungan AS untuk perpanjangan fasilitas GSP. GSP merupakan fasilitas perdagangan berupa pembebasan tarif bea masuk yang diberikan secara unilateral oleh Pemerintah AS kepada negara-negara berkembang di dunia sejak 1974.
"Kemudian Bapak Presiden juga menyampaikan keinginan Indonesia agar menjadi bagian dari supply chain dunia dan supply chain dengan Amerika Serikat. Jadi masalah supply chain dan yang terakhir Bapak Presiden menyampaikan kesiapan kerja sama untuk transisi energi termasuk melalui JET-P Just Energi Transfer Partnership. Jadi JET-P ini sudah ada uang yang sudah ada 20 billion USD sekarang tinggal bagaimana dengan uang yang tersedia itu kita mengimplementasikannya untuk mendukung transisi energi," papar Retno. (detikcom/a)