Medan (SIB)
Mantan Gubernur Sumut Drs Rudolf M Pardede meninggal dunia, Selasa (27/6) pukul 22.25 di RS Siloam, Medan, tutup usia 81 tahun. Almarhum selama ini bergelut melawan penyakit kanker yang dideritanya sejak 2015. Jenazah disemayamkan di Pardede Hall, Jalan TD Pardede, No 21, Medan.
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan Wali Kota Medan Bobby Nasution sudah melayat ke tempat duka, Rabu (28/6). Acara adat akan dilaksanakan, Sabtu (1/7) dan dimakamkan di kompleks TD Pardede Jalan Binjai Km 18,8 Medan.
Begitu juga para mantan pejabat dimasa pemerintahan Rudolf Pardede berdatangan melayat ke tempat duka, di antaranya mantan Sekda Pemprov Sumut Dr RE Nainggolan, mantan Kesbangpol Linmas Drs Bukit Tambunan MAP, mantan Kadisnaker Drs Rapotan Tambunan dan lainnya.
Drs Rudolf M Pardede sebelumnya sebagai Wakil Gubernur Sumut, berpasangan dengan Gubernur HT Rizal Nurdin. Pasangan Rizal Nurdin-Rodolf M Pardede terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut periode 2003-2008 dalam Sidang paripurna DPRD Sumut, Senin 26 Mei 2003.
Pada tanggal 5 September 2005, Gubernur H Tengku Rizal Nurdin wafat setelah pesawat Madala yang ditumpanginya jantuh di Jalan Jamin Ginting, Padangbulan, Medan. Setelah beberapa bulan menjadi Plt Gubernur Sumut, akhirnya tanggal 10 Maret 2006, Rudolf Pardede dilantik Menteri Dalam Negeri menjadi Gubernur Sumut sisa periode 2003-2008.
Setelah mengakhiri masa jabatannya sebagai Gubernur Sumut tahun 2008, Rodolf Pardede mencalonkan diri menjadi anggota DPD RI pada Pemilu tahun 2009 dan berhasil duduk dengan perolehan suara terbanyak dari seluruh calon. Tahun 2010, Rodolf sempat dikabarkan mau maju jadi Calon Wali Kota Medan, namun dia lebih memilih meneruskan sebagai anggota DPD/MPR RI.
Tahun 2015, dia terdeksi mengidap kanker, menurut putra almarhum, Salomo Pardede, selama menjalani perawatan, penyakit kanker ayahnya sempat hilang. Namun penyakit tersebut muncul kembali sampai akhirnya meninggal dunia, Selasa (27/6).
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengatakan, Rudolf Pardede merupakan seorang pemimpin yang begitu mencintai rakyatnya, yakni masyarakat Sumut. "Begitu cintanya beliau pada rakyat Sumut," ucapnya. Edy merasakan duka yang mendalam atas meninggalnya Gubernur Sumut ke 14 tersebut.
"Saya bersama keluarga ikut merasakan dukacita sangat mendalam atas wafatnya Gubernur Sumatera Utara 2006-2008 sekaligus sosok senior saya, Rudolf Matzuoka Pardede atau yang biasa saya panggil Bang Rudolf," kata Edy.
Mantan Pangdam I Bukit Barisan dan Pangkostrad ini mengaku terakhir kali bertemu Rudolf saat olahraga pagi. Waktu itu, mendiang berpesan agar Edy melanjutkan perjuangan membangun Sumut.

MELAYAT: Wali Kota Medan Bobby Nasution melayat jenazah almarhum mantan Gubernur Sumut Drs Rudolf M Pardede, Rabu (28/6) yang disemayamkan di Pardede Hall Medan. Wali Kota disambut putra Rudolf Pardede, Salomo Pardede dan istri Ester Br Simanjuntak. (Foto: SIB/Horas Pasaribu)
Baca Juga:
Rasa dukacita mendalam juga disampaikan Wali Kota Medan Bobby Nasution. Menantu Presiden Joko Widodo ini berdoa, kiranya almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa terutama atas dedikasinya bagi Sumatera Utara.
Selain itu, bagi keluarga yang ditinggalkan, Bobby Nasution berharap diberikan ketabahan, kekuatan dan keikhlasan atas berpulangnya sosok yang dikenal sangat baik tersebut. Diharapkan, semangat almarhum dalam membangun daerah dapat menjadi contoh bagi generasi yang akan datang.
Mantan Sekda Pemprov Sumut Dr RE Nainggolan kepada wartawan mengatakan, Rodolf Pardede adalah seorang pemimpin yang tulus, semangat dalam bekerja dan pemberani. Ketika peristiwa jatuhnya pesawat Mandala yang menewaskan Gubernur H Tengku Rizal Nurdin, secara UU Rudolf Pardede sebagai Wagub harus menggantikannya.
Waktu itu Rodolf merasa tidak percaya diri, tapi berkat dorongan rekan-rekannya dan keluarga, akhirnya mampu memimpin Sumut. Bahkan menjadi pemimpin yang spektakuler, karena di masa kepemimpinannya pertumbuhan ekonomi Sumut meningkat 8,3 persen.
“Ini adalah pertumbuhan ekonomi Sumut yang tertinggi dari pemimpin Sumut sebelum beliau. Di masa Rudolf Pardedelah Bandara Kualanamu mulai dibangun, kemudian pembangunan rel kereta api menuju Kualanamu. Beliau memimpin dengan tulus, di benaknya bagaimana Sumut ini maju, sektor pertanian didorongnya jadi maju, beliau meninggalkan legacy (warisan) yang luar biasa,” ungkap RE Nainggolan.
Semasa kepemimpinan Gubernur Rudolf Pardede, Dr RE Nainggolan yang sebelumnya menjabat sebagai Kadis Kominfo Sumut menjadi Kepala Bappeda. Di akhir jabatannya Rudolf, Dr RE Nainggolan diajukan ke Kemendagri menjadi Sekda dan dilantik sebagai Sekda oleh Gubernur H Syamsul Arifin. (A5/r)