Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 07 Juli 2025

Haji 2023 Bermasalah, Pemerintah Diminta Protes Keras ke Arab Saudi

* Per 29 Juni, 220 Jemaah Haji RI Wafat
Redaksi - Sabtu, 01 Juli 2023 09:01 WIB
332 view
Haji 2023 Bermasalah, Pemerintah Diminta Protes Keras ke Arab Saudi
KOMPAS/RUNIK SRI ASTUTI
Ilustrasi: Ratusan jemaah haji embarkasi Surabaya Kelompok Terbang 1 berjalan menuju pesawat Saudi Arabia, Rabu (24/5/2023). Mereka berasal dari Bangkalan, Jatim
Jakarta (SIB)
Pelaksanaan Haji 2023 diwarnai sejumlah masalah. Tim Pengawas Pelaksanaan (Timwas) Haji DPR meminta Pemerintah Indonesia protes keras ke Arab Saudi.
Masalah yang ramai jadi sorotan adalah sempat telantarnya jemaah haji Indonesia di Muzdalifah. Jemaah-jemaah yang seharusnya dijemput dan diantarkan ke Mina sejak subuh baru bisa diangkut siang hari.
Usai telantar di Muzdalifah, jemaah lalu menghadapi masalah di Mina, yaitu tenda yang overkapasitas hingga masalah toilet. Persoalan distribusi makanan juga masih jadi masalah di Mina.
Untuk diketahui, pengelola ibadah haji semenjak di Arafah hingga Mina adalah penyedia layanan haji atau mashariq yang diajukan Pemerintah Arab Saudi ke Pemerintah Indonesia. Nah, Timwas Haji DPR meminta Pemerintah Indonesia mengajukan protes keras ke Arab Saudi karena menyodorkan syarikah-syarikah yang terbilang tak becus menangani jemaah haji Indonesia.
"Pemerintah Indonesia harus meninjau ulang keberadaan mashariq atau penyedia layanan dari pihak Arab Saudi. Pemerintah Indonesia harus menyampaikan protes keras kepada Pemerintah Arab Saudi atas layanan yang bermasalah ini karena Pemerintah Arab Saudi yang menawarkan mashariq ini kepada Kementerian Agama," kata Wakil Ketua Komisi VIII DPR yang juga Anggota Timwas Haji DPR Ace Hasan Syadzily kepada wartawan di Mekkah, Jumat (30/6).
Kang Ace, sapaan akrab Ace Hasan, setidaknya mencatat setidaknya ada lima masalah pelayanan haji terhadap jemaah Indonesia. Berikut catatan Kang Ace:
Pertama, pihak mashariq tidak memenuhi komitmen pada beberapa komponen masyair selama di Arafah, Muzdalifah dan Mina. Yang paling utama soal kapasitas tenda dan kamar mandi yang tidak sesuai dengan jumlah jamaah Haji Indonesia.
Kami banyak menemukan para jamaah yang tidak tertampung dalam tenda di Mina. Termasuk juga kapasitas kamar mandi yang jauh dari kebutuhan para jamaah Haji Indonesia.
Ditambah lagi manajemen penempatan jamaah saat kedatangan yang sangat amburadul dan acak-acakan. Ditemukan banyak antar jamaah rebutan tenda.
Kedua, keterlambatan makanan selama di Mina bagi jamaah. Banyak jamaah yang belum mendapatkan konsumsi di saat mereka membutuhkan makanan di tengah suasana kecapekan dan letih. Manajemen distribusi makanan juga acak-acakan.
Ketiga, kamar mandi di tenda Mina dan Arafah yang masih sangat terbatas dan jauh dari kapasitas jumlah jamaah. Antrean panjang sangat terlihat dalam penggunaan toilet.
Apalagi seharusnya diperhatikan jumlah toilet yang lebih banyak untuk perempuan karena jumlah jemaah Haji Indonesia lebih banyak Perempuannya.
Keempat, manajemen transportasi yang membawa jamaah yang bergerak selama Armuzna yang tidak terkelola dengan baik. Kasus bis taradudi yang membawa jamaah dari Muzdalifah ini salah satu kesalahan fatal dari manajemen pergerakan jamaah yang tidak disiapkan mitigasinya. Padahal kami sudah ingatkan pada saat rapat persiapan Armuzna.
Kelima, beberapa fasilitas bagi lansia yang kami sarankan seperti kursi roda dan golf car kami temukan tidak optimal.


Wafat
Sementara itu, Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah Eko Hartono mengatakan, 220 jemaah haji asal Indonesia meninggal dunia. Jumlah jemaah haji meninggal ini per 29 Juni 2023.
"Tanggal 29 Juni sudah naik 220 yang wafat," ujar Eko, Jumat (30/6).
Eko mengatakan, penyebab 220 jemaah haji Indonesia meninggal karena penyakit. Salah satunya penyakit jantung dan infeksi pada darah.
"Kebanyakan karena jantung dan infeksi aliran darah," ucapnya. (detikcom/a)



Baca Juga:
Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru