Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 30 Juni 2025

Gelar 70 Orasi Ilmiah Nonstop Terlama, UKI Diganjar Rekor Dunia MURI

Redaksi - Jumat, 04 Agustus 2023 10:56 WIB
223 view
Gelar 70 Orasi Ilmiah Nonstop Terlama, UKI Diganjar Rekor Dunia MURI
(Foto: SIB/Victor Ambarita)
Foto bersama 70 Orator Ilmiah usai mendapatkan Rekor Dunia 70 orasi ilmiah nonstop terlama dari MURI yang digelar dalam rangka Dies Natalis Ke-70 UKI di Auditorium Graha William Soeryadjaya, UKI Cawang, Jakarta, Kamis (3/8/2023). 
Jakarta (SIB)
Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) mengganjar dan mencatatkan rekor dunia kepada Universitas Kristen Indonesia (UKI) yang telah berhasil menggelar 70 Orasi Ilmiah Nonstop oleh 70 Pakar UKI dalam rangka Dies Natalis Ke-70, tanggal 2-3 Agustus 2023, di Auditorium Graha William Soeryadjaya, UKI Cawang, Jakarta.
“Kami dari MURI mohon maaf kepada seluruh jajaran pimpinan UKI bahwa rekor ini sejatinya tidak ingin kami gagalkan atau berikan. Sebab setelah kami verifikasi dan lihat orasi ilmiah yang dilakukan oleh 70 orator ini tidak layak kami catat sebagai rekor Indonesia lantaran orasi ilmiah yang dilakukan oleh 70 orator ini lebih layak kami anugerahkan sebagai rekor dunia,” ujar Senior Customer Relations Manager MURI, Andreas Purwandono, yang disambut riuh gembira oleh segenap civitas UKI di Jakarta, Kamis (3/8).
“70 orasi ilmiah nonstop ini adalah terlama dan sudah kami verifikasi durasi waktunya adalah 29 jam 17 menit. Ini merupakan orasi ilmiah pertama di ruang lingkup universitas,” imbuh Andreas.
Mencapai rekor dunia, Rektor UKI Dr Dhaniswara K Harjono, dalam sambutan penutupnya, mengatakan, “Rekor dunia MURI ini bukan untuk saya, tapi untuk kita semua. Rasa syukur dan haru kita telah menjalani momen 70 orasi ilmiah ini mulai dari kemarin sampai hari ini hampir 30 jam. Ini bukan pekerjaan mudah. Walau tengah malam ada yang mengantuk, itu semua demi UKI.”
Dhaniswara juga mengucapkan terima kasih atas keikutsertaan 70 pakar luar biasa yang terdiri dari 11 profesor dan selebihnya adalah doktor.
“Sesungguhnya, acara ini untuk memicu bagi yang belum doktor untuk menjadi doktor. Rencananya ini adalah acara lima tahunan. Kita mau lihat pada usianya UKI 75 tahun kelak muncul doktor-doktor muda sehingga UKI semakin berkualitas,” jelasnya.
“Acara seperti ini belum pernah dilakukan universitas manapun, dan UKI berani melakukannya. Luar biasa, ada orasi jam 12 malam, 1 pagi dan 2 pagi. Ini semua terjadi karena adanya kolaborasi,” tambah dia.
Menurut Dhaniswara, pencapaian rekor dunia MURI tentunya setelah penilaian yang ketat. “Artinya dari kacamata dan pengetahuan MURI, belum ada yang lakukan seperti ini,” ucapnya.
Ia mengutarakan, acara orasi ilmiah ini manfaatnya luar biasa untuk mendorong generasi emas 2045. “Hasil 70 orasi ilmiah dari berbagai disiplin bidang ilmu ini akan kita kumpulkan dan buatkan prosiding, sehingga ilmu pengetahuan bermanfaat bukan hanya buat kita tapi seluruh masyarakat Indonesia,” urainya.
Lebih jauh Dhaniswara menuturkan, UKI merupakan universitas tertua ketiga di Indonesia. Sedangkan universitas negeri tertua saja berumur 78 tahun. Pun, pendiri UKI adalah mantan menteri pendidikan kedua setelah Ki Hajar Dewantara, yakni Sultan Gunung Mulia Harahap sekaligus menjadi Rektor UKI pertama.
“Hari ini kita mau melakukan terbaik bagi bangsa dan negara. Kita ingin mendukung Indonesia Emas 2045 menjadi kenyataan. Sebab itulah kita memilih 70 pakar, sesuai dengan usia UKI 70 tahun, dengan minimal bergelar doktor dan 11 bergelar profesor dari multidisiplin. UKI mencoba memberikan sumbangsih dengan melakukan penelitian yang dipaparkan dalam bentuk orasi ilmiah,” katanya.
Sementara Ketua Panitia Dies Dr Ferdinand Siahaan menyampaikan tema yang dipilih untuk 70 orasi ilmiah adalah Indonesia Emas 2045. “Indonesia emas ini diterjemahkan dalam berbagai disiplin ilmu. Dimana UKI kini punya 34 program studi yang tersebar di delapan fakultas dan satu program pascasarjana sehingga Indonesia Emas 2045 dapat diterjemahkan dalam berbagai dimensi sosial, budaya, ekonomi, pertahanan, keamanan dan lain-lain. Hasil 70 orasi ilmiah ini nantinya kita publikasikan sehingga masyarakat banyak bisa memanfaatkannya,” tandasnya.(*) (SS 24/r)


Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru