Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kamis, 10 Juli 2025

Terekam, Kilat Cahaya Biru Muncul sebelum Gempa Maroko

* Korban Gempa Keluhkan Kurangnya Bantuan
Redaksi - Selasa, 12 September 2023 09:28 WIB
233 view
Terekam, Kilat Cahaya Biru Muncul sebelum Gempa Maroko
Foto: AFP/FADEL SENNA
Rabat (SIB)
Sejumlah warganet di media sosial heboh usai muncul kilatan cahaya misterius beberapa saat sebelum gempa magnitudo 6,8 mengguncang Maroko pada Jumat (8/9) lalu. Video kilatan cahaya misterius itu beredar di media sosial. Rekaman tersebut tampaknya berasal dari CCTV yang sempat menangkap kejadian itu.

Dalam video tertulis rekaman tersebut terjadi pada Jumat, 8 September 2023, pukul 23.08 waktu setempat. "Ini sebelum gempa di Maroko, cahaya biru belum pernah saya lihat sebelumnya," tulis salah satu netizen di akun sosial media X (Twitter). "Kilatan-kilatan cahaya biru aneh muncul di langit sebelum terjadi gempa di Maroko," kata salah satu netizen di X.

Dia menyebut kejadian serupa sempat terjadi di Hatay sebelum gempa mengguncang Turki pada Februari 2023 dan di Meksiko pada 2021. Netizen itu lalu menyebut kilatan cahaya tersebut sebagai earthquake light (cahaya gempa/EQL).

Salah satu hipotesis menyatakan kilatan cahaya ini terjadi sebagai respons terhadap tekanan tektonik, aktivitas seismik di sekitarnya, atau bahkan letusan gunung berapi, demikian seperti dilansir dari laporan Jerusalem Post, Senin (11/9). Namun, penyebab pasti kejadian aneh tersebut masih belum bisa dikonfirmasi.

Netizen lain mengungkapkan kilatan cahaya juga muncul di Kasablanka, Maroko. "Cahaya di langit Kasablanka, Maroko, sebelum gempa," tulis dia.


Keluhkan Bantuan
Sementara itu korban tewas akibat gempa Maroko bertambah menjadi 2.122 orang dengan ribuan orang lainnya luka-luka. Di tengah situasi kacau pascagempa, para korban selamat berjuang mencari makanan, air dan tempat perlindungan.

Seperti dilansir Reuters, Senin (11/9), upaya pencarian korban hilang masih berlanjut di desa-desa terpencil yang terdampak gempa.

Laporan terbaru televisi pemerintah Maroko menyebut, jumlah korban tewas sejauh ini mencapai sedikitnya 2.122 orang, dengan sebanyak 2.421 orang lainnya mengalami luka-luka. Jumlah korban tewas diperkirakan masih akan bertambah.

Banyak korban selamat yang terpaksa menghabiskan malam ketiga sejak gempa melanda di area-area terbuka. Para petugas penyalur bantuan menghadapi tantangan untuk menjangkau desa-desa yang terdampak parah gempa di area High Atlas, pegunungan terjal dengan banyak permukiman terpencil yang hancur.

Otoritas Maroko mengatakan, pihaknya mungkin menerima bantuan dari negara-negara lainnya dan akan berupaya mengoordinasikannya jika diperlukan.

Di wilayah Moulay Brahim, sebuah desa berjarak 40 kilometer dari selatan Marrakesh, warga setempat menggambarkan bagaimana mereka menggali mayat dari reruntuhan dengan tangan kosong. Di lerang bukit yang menghadap ke desa. Warga menguburkan seorang wanita berusia 45 tahun yang tewas bersama putranya yang baru berusia 18 tahun.

Salah satu warga setempat, Hussein Adnaie, menyatakan keyakinannya bahwa orang-orang di desanya masih terkubur puing-puing bangunan yang hancur.

Yassin Noumghar (36), seorang warga lokal lainnya, mengeluhkan kurangnya pasokan air bersih, makanan dan aliran listrik. Dia menuturkan bahwa sejauh ini dirinya hanya menerima sedikit bantuan pemerintah.

"Kami kehilangan segalanya, kami kehilangan seluruh rumah. Kami hanya ingin pemerintah membantu kami," ucapnya.

Beberapa saat kemudian, karung-karung berisi pasokan makanan diturunkan dari sebuah truk, yang menurut pejabat setempat Mouhamad al-Hayyan, diorganisir oleh pemerintah dan organisasi masyarakat sipil.

Tentara-tentara Maroko turut dikerahkan untuk membantu upaya penyelamatan, mendirikan kamp dengan tenda-tenda untuk orang-orang yang kehilangan rumah akibat gempa. Namun dengan sebagian besar toko rusak atau tutup, warga gempa kesulitan mendapatkan makanan dan kebutuhan sehari-hari.

"Kami masih menunggu tenda. Kami tidak memiliki apa-apa," tutur salah satu warga setempat, Mohammed Nejjar, yang kini berlindung di tempat penampungan sementara yang dibangun dari potongan-potongan kayu.

"Saya mendapatkan sedikit makanan yang ditawarkan oleh seorang pria, tapi itu sejak gempa terjadi. Anda tidak bisa melihat satu toko pun yang buka di sini dan orang-orang takut untuk masuk ke dalam karena khawatir atapnya runtuh," ucapnya.

Dengan banyaknya rumah warga dibangun dari batu bata lumpur dan kayu atau semen dan balok, struktur bangunan yang ada di Maroko memang mudah runtuh. Gempa M 6,8 ini tercatat sebagai yang paling mematikan di Maroko sejak tahun 1960 saat terjadi gempa dahsyat yang menewaskan sedikitnya 12.000 orang.

Maroko menetapkan masa berkabung selama tiga hari dan Raja Mohammed VI menyerukan salat jenazah digelar di masjid-masjid di berbagai wilayah negara itu. (jerusalem Pos/CNNI/detikcom/r)


Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru