Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 30 Juni 2025

BNPB: Hanya Tersedia 22 Helikopter Water Bombing Atasi Karhutla

Redaksi - Jumat, 15 September 2023 11:27 WIB
345 view
BNPB: Hanya Tersedia 22 Helikopter Water Bombing Atasi Karhutla
ANTARA/Rony Muharrman
Helikopter Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) yang diparkir di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Riau, 29 September 2015. Satgas siaga darurat kebakaran hutan dan lahan Riau menyatakan aktivitas pemadaman kebakaran dari udara terkendala
Jakarta (SIB)
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) saat El Nino hanya memiliki 22 helikopter water bombing. Sebanyak 22 helikopter water bombing itu harus dipakai untuk karhutla secara bergantian di seluruh wilayah Indonesia.
Hal itu disampaikan Kepala BNPB Suharyanto dalam rapat kerja anggaran Komisi VIII di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (14/9). Suharyanto mengatakan seharusnya helikopter water bombing di Indonesia minimal sebanyak 50.
"Jadi heli water bombing ini seharusnya di Indonesia ini minimal ketika El Nino itu ada 50, tapi sekarang yang tersedia hanya 22, ini sudah seluruh Indonesia kami kerahkan," ujar Suharyanto.
Suharyanto mengatakan perang Ukraina dan Rusia sangat berdampak kepada Indonesia. Sebab itu, kata dia, saat ini Indonesia hanya memiliki 22 heli water bombing.
"Kenapa hanya 22? Karena dulu-dulu ketika Ukraina dengan Rusia belum perang, kami ambil heli dari sana. Nah sekarang mereka bertempur sendiri sehingga kesulitan," jelasnya.
Dengan kekurangan itu, saat ini pemerintah hanya dapat menggunakan helikopter water bombing secara bergantian. Hal itu disesuaikan dengan tingkat keparahan dari karhutla.
"(Jumlah heli) 22 ini yang kami oper-oper. Jadi mana provinsi yang kebakarannya pesat kami langsung kirim ke sana. Dan dipadukan dengan teknologi modifikasi cuaca (TMC). Nah terkadang di akhir September seperti ini, cuaca atau awan hujan tidak terbentuk sehingga mendatangkan hujan agak susah juga," papar dia.
"Tapi ini kami bekerja terus untuk karhutla ini mudah-mudahan tidak seperti kasus di 2015 dan 2019," sambungnya.
Selain itu, kata dia, pihaknya sudah membuat sejumlah strategi untuk mengatasi kekeringan. Dia menyebut ada pula formulasi siaga darurat kekeringan.
"Untuk kekeringan, kami juga dengan daerah juga sudah membuat semacam status lebih soft gitu. Biasanya BNPB bisa turun setelah ada darurat. Nah, sekarang kami membuat formulasi siaga darurat kekeringan," tuturnya. (detikcom/a)



Baca Juga:
Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru