Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 05 Mei 2025
Jokowi Buka Kongres XXV PWI di Istana

Industri Media Sedang Tidak Baik-baik Saja

* Jokowi Tak Pernah Permasalahkan Kritik, Tapi Ada Juga yang Offside
Redaksi - Selasa, 26 September 2023 09:02 WIB
326 view
Industri Media Sedang Tidak Baik-baik Saja
Foto: Ant/Sigid Kurniawan
BUKA KONGRES PWI: Presiden Joko Widodo (tengah) berjalan bersama Menkominfo Budi Arie Setiadi (ketiga kiri), Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Atal Sembiring Depari (kedua kiri), Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu (kiri) dan tokoh pe
Jakarta (SIB)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan saat ini industri media di Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Menurutnya kemajuan dunia digital saat ini menjadi tantangan terberat yang mesti dihadapi industri media di Indonesia.

"Saya tahu industri media sekarang ini sedang tidak baik-baik saja. Saya sering mendengar bisikan-bisikan itu, karena semakin banyak tantangannya. Terutama terkait kemajuan dunia digital," ungkap Jokowi saat membuka Kongres XXV, PWI 2023 di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (25/9).

Menurutnya, masalah semacam ini bukan cuma dirasakan di Indonesia. Industri media di berbagai negara juga merasakan hal yang sama.

"Dunia pers di negara lain mengalami banyak tantangan. Pasalnya, dunia digital ini tidak bisa kita hentikan, tidak bisa disuruh setop," ungkap Jokowi.

Dia kemudian menyinggung soal kemajuan teknologi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI). Menurutnya, negara-negara di dunia mulai takut dengan perkembangan AI yang sangat cepat. Hal ini banyak diungkapkan pimpinan negara dunia di forum G20 India.

"Saya menangkap ada ketakutan yang amat sangat mengenai artificial intelligence dan regulasinya selalu terlambat, peraturannya selalu terlambat sehingga didahului oleh hal-hal yang baru. Kita belajar satu belum selesai sudah muncul generative artificial intelligence," cerita Jokowi.

Dalam forum yang sama, Jokowi juga bicara soal regulasi publisher rights atau hak cipta jurnalistik yang masih digodok. Jokowi mengatakan rancangan aturan tersebut sudah hampir selesai.

Dia menyampaikan regulasi publisher rights memang sudah lama sekali dibahas, namun tak kunjung selesai. Jokowi mengaku mulanya mengira bahwa regulasi tersebut dapat selesai dalam waktu singkat.

"Kita memang sudah lama membahas ini dengan seluruh pemangku kepentingan dulu saya menyampaikan, 'Ah paling sebulan selesai pak kita kerjain', tapi dalam praktiknya sangat rumit sekali. Yang ini ya, ini nggak mau. Yang ini mau, yang ini nggak mau. Lama-lama juga nggak rampung-rampung," ujar Jokowi.

Saat ini regulasi yang mengatur hak cipta jurnalistik itu memang belum selesai, namun pembahasannya sudah hampir berada di tahap akhir. Dia pun berharap tidak ada kendala lagi dalam penyelesaian aturan tersebut.

"Prosesnya sudah hampir selesai. Belum selesai memang, tapi hampir selesai. Semoga ini tinggal sedikit tidak menjadi tarik-menarik lagi. Yang perlu ditingkatkan itu dan titik temu antar pemangku kepentingan saya lihat sudah mulai terlihat, mulai menguat. Insyaallah ini akan cepat selesai dan saya tahu ini menjadi concern media dan pers," pungkas Jokowi.


Permasalahkan Kritik
Dalam pidatonya, Jokowi juga berterima kasih atas kritik yang diberikan kepada pemerintah.

"Pertama-tama saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga besar wartawan dan insan pers Indonesia yang selama ini kritis dan cermat dalam memberi masukan dan kritik kepada pemerintah," kata Jokowi.

Jokowi mengaku tak ada masalah soal kritik yang ditujukan kepadanya. Menurut dia, kritik menjadi jamu sehat dan energi tambahan bagi pemerintah.

"Meskipun kadang-kadang kritikan-kritikan ini kan macam-macam. Ada yang halus, ada yang samar-samar, yang perlu didalami kadang-kadang, ini maksudnya apa ya, ini larinya ke mana kan kita harus tahu. Ada juga yang to the point, keras, pedas, ada. Banyak yang seperti ini juga. Ada juga yang offside. Tidak jelas tujuannya, ada juga. Saya ngomong apa adanya ya. Ya tidak apa-apa, menurut saya semua tidak apa-apa dan semua tetap menjadi jamu sehat dan energi tambahan bagi pemerintah. Apalagi ini makin dekat dengan tahun politik, pasti makin banyak yang tadi saya sampaikan akan keluar," tuturnya.

Jokowi kemudian bicara peran besar PWI sebagai organisasi wartawan tertua dan terbesar. PWI, menurutnya, harus menjaga profesionalisme pers untuk mengawal pemberitaan yang berkualitas dan berimbang.

"Tanpa ada tarik menarik untuk kepentingan apa pun. Karena memang sekarang ini mestinya berita yang baik itu bukan berita yang asal viral, bukan yang asal sensasional, karena itu justru memicu bertebarannya hoax yang sampai saat ini masih ada. Saya mendapatkan laporan dari Menkominfo. Ternyata masih 11 ribu yang bertebaran di dunia digital," ujar Jokowi.

Jokowi meminta agar Kode Etik Jurnalistik terus dipegang teguh. Menurutnya, hal itu merupakan kelebihan media dan pers dibandingkan dengan citizen journalism.

"Kode etik jurnalistik harus terus kita pegang teguh karena justru inilah nilai plus dari media dan pers, justru inilah kelebihan media dan pers dibandingkan dengan citizen journalism," ungkap Jokowi.

Jokowi juga mewanti-wanti agar pers tidak bersaing untuk viral. Menurut Jokowi, hal itu harus dihindari.

"Sekali lagi jangan terpancing bersaing karena viral atau bersaing karena hoax dan jangan terpancing karena yang penting viral, heboh, dibaca. Saya kira hal-hal seperti itu yang harus kita hindariā€, pungkas Jokowi. (detikcom/c)


Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru