Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Jumat, 04 Juli 2025

Menag Tekankan Indonesia Bukan Hanya Milik Satu Agama

* Agama Diminta Tak Dijadikan Sebagai Alat Politik
Redaksi - Sabtu, 30 September 2023 08:53 WIB
293 view
Menag Tekankan Indonesia Bukan Hanya Milik Satu Agama
(Foto: Ant/Aris Wasita)
DOA BERSAMA: Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas memberikan sambutan pada acara Doa Bersama Untuk Bangsa Wahana Negara Raharja (WNR) yang diselenggarakan oleh Majelis Nichiren Shoshu Buddha Dharma Indonesia (MNSBDI) di Hotel Alila Solo, Jawa Ten
Solo (SIB)
Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas menekankan Indonesia bukan hanya milik satu agama sehingga tidak boleh ada batasan kepada umat tertentu dalam menjalankan ajaran kepercayaannya.
"Indonesia bukan hanya milik satu kelompok, bukan hanya milik suatu agama saja. Indonesia ini juga milik umat Buddha. Tidak usah takut mengklaim Indonesia negeri yang dimiliki umat Buddha," katanya saat memberikan sambutan pada acara Doa Bersama Untuk Bangsa Wahana Negara Raharja (WNR) yang diselenggarakan oleh Majelis Nichiren Shoshu Buddha Dharma Indonesia (MNSBDI) di Hotel Alila Solo, Jawa Tengah, Jumat (29/9).
Ia mengatakan Indonesia sebagai sebuah tata negara terdiri dari banyak hal beragam baik suku, agama, maupun bahasa.
"Entitas keberagaman ini bernama Indonesia. Umat Buddha juga ikut berjuang memerdekakan negeri. Jenderal Gatot Subroto beragama Buddha. Dalam hal ini kontribusi umat Buddha tidak perlu dipertanyakan bagi negeri ini," ujarnya.
Oleh karena itu, menurut dia jika ada pihak yang ingin mengganggu keragaman dengan menafikan apa yang sudah dikontribusikan oleh umat-umat beragama di Indonesia, berarti dia ingin merusak Indonesia.
"Siapa pun yang ingin merusak Indonesia, kita sebagai warga negara, kita sebagai umat beragama, kita yang memiliki saham atas negeri ini harus sama-sama bergandengan tangan melawan mereka. Karena semua semua agama memegang saham maka wajar kita minta deviden suatu saat, deviden yang kita dapatkan tentu beragam," tuturnya.
Ia mengatakan deviden yang dimaksud salah satunya yakni umat beragama diberikan kebebasan dalam menjalankan dan memeluk kepercayaan masing-masing.
"Ini deviden yang jelas, kita berhak menuntut itu. Jadi kalau nanti saudara umat Buddha mengalami kesulitan, gangguan dalam melaksanakan ibadah tidak boleh diam. Hak bapak ibu sekalian untuk bisa beribadah sesuai agamanya. Kalau diganggu jangan mau," tegasnya.
Ia mengatakan siapa pun yang menghalangi umat beragama untuk beribadah maka harus dilawan bersama-sama.
"Ini demi kecintaan terhadap Indonesia. Apalagi Majelis Nichiren Shoshu ini juga sudah melakukan kiprah keumatan yang luar biasa. Tidak banyak organisasi keagamaan yang dalam aktivitas-nya menekankan kepada hal-hal yang bersifat kelestarian lingkungan dan keluarga. Dari yang sedikit itu salah satunya majelis ini," ucapnya.
Salah satu yang dilakukan adalah beberapa waktu lalu, tepatnya pada tahun 2016 Majelis Nichiren Shoshu Buddha Dharma Indonesia melakukan penanaman pohon buah di bantaran Sungai Bengawan Solo. Ia berharap kepedulian-nya terhadap lingkungan dapat memberikan dampak baik bagi masyarakat secara luas.
"Ajaran damai, kasih sayang akan membawa kerimbunan yang sama sebagaimana pohon yang ditanam," imbuhnya.


Tak jadi alat politik
Pada bagian lain dalam sambutannya, Yaqut Cholil Qoumas meminta agar agama tidak dijadikan sebagai alat untuk berpolitik.
"Agama jangan digunakan sebagai alat untuk merebut kekuasaan, jangan jadikan agama sebagai alat politik," katanya.
Apalagi, katanya, saat ini sudah masuk di tahun politik di mana pada tahun depan akan terlaksana pemilu serentak. Ia mengatakan pemilihan umum hanya sebuah mekanisme untuk menentukan atau mencari siapa yang memimpin bangsa.
"Ini hanya mekanisme, ini bukan peperangan, bukan sebuah pertarungan hidup mati yang harus ada korban tapi hanya sebuah mekanisme untuk menentukan siapa pemimpin yang akan menakhodai negeri besar yang bernama Indonesia ini," katanya.
Oleh karena itu, ia berharap sebagai umat beragama, maka seluruh warga Indonesia harus menjaga suasana kondusif dengan menjadi agen dan aktor yang menjaga kedamaian pelaksanaan pemilu tahun depan.
"Tidak boleh kita semua ini menjadi bagian yang salah, saling memusuhi, saling menghina satu dengan yang lain, itu tidak boleh. Umat beragama seharusnya menyadari bahwa pemilu, tahun politik hanya sebuah mekanisme untuk menentukan siapa yang memimpin negara ini," katanya.
Meski demikian, katanya, dalam memilih pemimpin pun tidak boleh asal-asalan.
"Sebagai umat beragama kita memiliki kewajiban untuk memilih pemimpin yang tepat agar agama yang kita yakini, agama yang kita pegang erat ini bisa tetap terjaga, bisa tetap terjamin keberlangsungannya, dan terjamin umatnya melaksanakan ibadah tanpa gangguan apa pun," katanya.
Ia meminta calon pemilih untuk melihat rekam jejak calon pemimpin.
"Jangan karena bicaranya enak, mulutnya manis, mukanya ganteng itu dipilih. Jangan asal begitu, harus dilihat dulu track record-nya bagus, syukur mukanya ganteng, syukur bicaranya manis, itu dipilih," katanya.
Ia meminta agar masyarakat tidak mempertaruhkan negeri ini pada orang-orang yang tidak memiliki perhatian pada masyarakat.
Ia mengatakan agama dengan politik tidak dapat dipisahkan. Namun demikian, agama tidak boleh digunakan sebagai alat politik untuk memenuhi nafsu kekuasaan.
"Jangan gunakan agama untuk memenuhi keinginan merebut kekuasaan, tidak boleh karena berbeda pilihan kemudian yang beda itu dikafir-kafirkan. Kita masih ingat, ada penggunaan agama secara tidak baik dalam politik beberapa waktu yang lalu, waktu pemilihan Gubernur DKI Jakarta dan Pemilihan Presiden," katanya.
Oleh karena itu, ia mengajak seluruh pihak untuk menjaga agama yang dipegang teguh.
"Kita jaga agar (agama, red.) tidak digunakan sebagai alat untuk memperebutkan kekuasaan. Jangan pilih orang yang menggunakan agama untuk kepentingan politiknya," katanya. (antara/d)



Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru
Kantor Bawaslu Labura Terbakar

Kantor Bawaslu Labura Terbakar

Aekkanopan(harianSIB.com)Kantor Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) di Kelurahan Aekkanopan, Kecama