Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kamis, 31 Juli 2025
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila

Jangan Jadikan Pancasila Alat Provokasi !

Redaksi - Senin, 02 Oktober 2023 09:08 WIB
333 view
Jangan Jadikan Pancasila Alat Provokasi !
(Foto: Dok/BPMI Setpres)
TINJAU SUMUR LUBANG BUAYA: Presiden Jokowi bersama Wapres Ma’ruf Amin didampingi Panglima TNI Laksamana Yudo Margono dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meninjau sumur Lubang Buaya usai memimpin Upacara Peringatan Hari Kesaktian Panca
Jakarta (SIB)
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo membacakan naskah pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NKRI Tahun 1945) dalam Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila. Upacara ini dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sebagai inspektur upacara, dengan Ketua DPR RI Puan Maharani, sebagai pembaca teks Pancasila.
"Peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang selalu diperingati setiap 1 Oktober, sesuai Keputusan Presiden Nomor 153/Tahun 1967, tidak boleh sekadar menjadi upacara yang berlalu hanya dalam waktu beberapa jam saja," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Minggu (1/10).
"Melainkan harus menjadi pembangkit semangat untuk semakin meneguhkan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, serta UUD NRI Tahun 1945 sebagai konstitusi negara," imbuhnya usai membacakan naskah Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, dalam Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta.
Bamsoet menjelaskan, lahirnya momentum Hari Kesaktian Pancasila tidak lepas dari tragedi G30S/PKI. Enam jenderal dan satu perwira dibunuh secara keji dan dibuang ke dalam sumur sedalam 12 meter di kawasan Lubang Buaya. Antara lain Jenderal Ahmad Yani, Mayjen R Soeprapto, Mayjen MT Haryono, Mayjen S. Parman, Brigjen D.I. Panjaitan, Brigjen Sutoyo Siswomiharjo, dan Lettu Pierre Andreas Tendean.
"Gerakan tersebut pada akhirnya berhasil diredam. Tragedi G30S/PKI tidak berhasil mengganti Pancasila dengan marxisme, leninisme, maupun Maoisme. Pancasila tetap teguh, tidak hanya sebagai ideologi bangsa melainkan juga sebagai sumber kekuatan moril dan spiritual bangsa," jelasnya.
"Pancasila membuktikan keberadaannya sebagai ideologi yang menyatukan. Sehingga kemudian setiap 1 Oktober diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila," sambungnya.
Bamsoet juga menerangkan sebagai tindak lanjut, MPR RI mengeluarkan Ketetapan MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 tentang pembubaran dan pernyataan PKI sebagai organisasi terlarang, serta pelarangan penyebaran paham komunisme/marxisme-leninisme. Hingga kini, TAP MPRS tersebut masih berlaku dan menjadi pegangan kuat bagi bangsa Indonesia dalam melindungi jati dirinya.
Di sisi lain, penting untuk tidak memperlakukan Pancasila sebagai alat politik oleh beberapa kelompok tertentu. Pancasila adalah milik seluruh bangsa, bukan milik segelintir orang. Menganggap diri paling Pancasilais, sementara yang lainnya tidak, merupakan tindakan yang tidak dibenarkan serta tidak sesuai dengan semangat Pancasila.
"Jangan menjadi pengkhianat bangsa dengan menjadikan Pancasila sebagai alat provokasi pemecah belah bangsa. Tidak perlu merasa paling benar sendiri, paling Pancasila sendiri. Karena nilai-nilai Pancasila bukan untuk dikatakan atau didiskusikan, melainkan untuk diamalkan," pungkasnya.


Jadi Pengingat
Sementara itu, Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat secara terpisah menyebut, Hari Kesaktian Pancasila merupakan pengingat bagi anak bangsa. Menurutnya, anak bangsa harus memperkokoh pemahaman nilai-nilai Pancasila secara konsisten demi memperkuat persatuan di tengah kebhinnekaan.
"Hari Kesaktian Pancasila harus menjadi pengingat bagi anak bangsa betapa pentingnya memahami nilai-nilai Pancasila secara konsisten dari waktu ke waktu dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara," kata perempuan yang akrab disapa Rerie dalam keterangannya, Minggu (1/10).
Ia menjelaskan, nilai-nilai Pancasila merupakan warisan para pendiri bangsa. Nilai-nilai ini merupakan jawaban atas kondisi bangsa dan negara Indonesia yang dikaruniai keberagaman di berbagai bidang, baik itu suku, bahasa, wilayah, maupun kondisi alam. Perbedaan ini menurutnya menuntut setiap anak bangsa memiliki acuan perilaku dalam menjalankan keseharian mereka.
Selain itu, Rerie menegaskan, nilai-nilai Pancasila yang mengedepankan nilai-nilai toleransi dan gotong-royong merupakan pedoman perilaku yang tepat. Khususnya dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara.
Lebih lanjut, Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu mengakui tantangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara datang silih berganti dari waktu ke waktu. Di masa lalu, perpecahan timbul karena dipicu perebutan wilayah dan kekuasaan. Namun saat ini, kondisi serupa masih terus terjadi melalui perang ideologi dan ekonomi lewat penguasaan sumber daya alam.
Untuk itu, ia mengingatkan setiap anak bangsa untuk terus memperkokoh kemandirian bangsa, persatuan dan kesatuan, serta semangat gotong-royong dalam mempertahankan keutuhan negeri.
"Melestarikan nilai-nilai Pancasila dalam setiap sanubari anak negeri adalah harga mati tidak bisa ditawar lagi bila negeri ini ingin tetap kokoh berdiri," pungkasnya.


Pimpin Upacara
Sementara itu, Presiden Jokowi memimpin upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2023 di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur pada Minggu pagi.
"Untuk mengenang jasa para pahlawan dan para pejuang bangsa, utamanya Pahlawan Revolusi, mengheningkan cipta dimulai," kata Presiden Jokowi yang bertindak sebagai Inspektur Upacara saat prosesi mengheningkan cipta.
Lanyalla Mattalitti bertugas membacakan teks Pancasila, Pasukan Hari Kesaktian Pancasila terdiri atas kompi Polwan, kompi Propam Polri, kompi TNI, dan diikuti perwakilan pelajar di Jakarta.
Usai menutup upacara, Presiden Jokowi beserta rombongan meninjau monumen sumur Lubang Buaya.
Hari Kesaktian Pancasila diperingati setiap 1 Oktober untuk mengenang tujuh anggota TNI Angkatan Darat yang gugur di Lubang Buaya pada 30 September 1965.
Berdasarkan surat Kemendikbud Nomor: 31328/MPK.F/TU.02.03/2023, tema Hari Kesaktian Pancasila 2023 adalah "Pancasila Pemersatu Bangsa menuju Indonesia Maju".


Baca Juga:
Foto Bareng
Sementara itu, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto foto bersama Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi. Foto bareng itu pun seolah menepis isu liar terjadi ketegangan di antara keduanya hingga Prabowo menampar Harvick.
Kebersamaan Prabowo dan Harvick itu terabadikan dalam foto-foto yang diunggah Menkominfo Budi Arie Setiadi. Foto itu diambil saat upacara Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya.
Ada empat foto yang dibagikan Budi Arie. Tiga di antaranya ada Prabowo dan Harvick dalam satu frame. Keduanya bahkan tampak berdiri berdampingan pada dua foto yang diunggah.
Dalam foto-foto itu, Prabowo tampak mengenakan setelan jas berwarna abu-abu. Sementara Harvick tampak menggunakan setelan jas berwarna biru.
Selain Prabowo dan Harvick, ada Budi Arie, Menpora Dito Ariotedjo, hingga Wakil Ketua MPR Arsul Sani dalam foto-foto tersebut.
"Foto-foto bersama Pak Menhan Prabowo Subianto setelah Upacara Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober di Lubang Buaya," tulis Budi Arie.


Bantah Isu Liar
Sebagai informasi, beberapa waktu lalu beredar isu liar di media sosial Prabowo menampar Wamentan Harvick di sebuah rapat. Prabowo pun dengan tegas membantah isu tersebut.
"Saya ketemu aja belum sama wamennya itu, ha-ha-ha...," kata Prabowo sembari tertawa di Pindad, Bandung, Jawa Barat, Kamis (19/9).
Prabowo menjawab isu liar itu saat mendampingi Jokowi di Pindad. Dia mengaku tidak pernah bertemu Harvick sebelumnya.
"Nggak pernah, tuh. Selalu menterinya saya (ketemu). Nggak pernah (wamennya)," kata capres dari Partai Gerindra itu. (detikcom/Antara/d)


Baca Juga:
Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru