Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 30 Juni 2025

Akhirnya, Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuki Gaza dari Mesir

Israel Serukan Warganya Tinggalkan Mesir-Yordania
Redaksi - Minggu, 22 Oktober 2023 09:17 WIB
226 view
Akhirnya, Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuki Gaza dari Mesir
AP Photo/Mohammed Asad
BANTUAN: Relawan Mesir bersorak dan mengibarkan bendera saat truk pengangkut bantuan yang ditempatkan di perbatasan Rafah dan Gaza di sisi Mesir melewati penyeberangan pada Sabtu (21/10) pagi .
Jakarta (SIB)
Truk-truk yang membawa bantuan kemanusiaan dari Mesir ke Gaza yang dilanda perang, mulai melewati perbatasan Rafah pada hari Sabtu (21/10).

Hal ini disampaikan sumber keamanan dan pejabat Bulan Sabit Merah Mesir kepada AFP, Sabtu (21/10).

Televisi pemerintah Mesir menunjukkan beberapa truk memasuki gerbang perbatasan Rafah pada hari ke-15 perang antara Israel dan Hamas, gerakan perlawanan Palestina yang menguasai Gaza yang berpenduduk 2,4 juta orang.

Rafah adalah satu-satunya rute ke Gaza yang tidak dikendalikan oleh Israel. Pemerintah Israel setuju untuk mengizinkan bantuan masuk dari Mesir menyusul permintaan dari sekutu utamanya, Amerika Serikat.

Dua puluh truk dari Bulan Sabit Merah Mesir, yang bertanggung jawab mengirimkan bantuan dari berbagai badan PBB, tengah memasuki terminal Mesir, kata seorang koresponden AFP.

Empat ambulans, dua kendaraan PBB, dan dua kendaraan Palang Merah juga terlihat menuju terminal.

Sebelumnya, pesawat kargo dan truk-truk telah membawa bantuan kemanusiaan ke wilayah Rafah di Mesir selama berhari-hari, namun belum ada yang dikirim ke Gaza.

Para pemimpin dunia dan organisasi kemanusiaan telah menyerukan agar bantuan kemanusiaan diberi akses untuk masuk ke Gaza, seiring meningkatnya konflik Israel-Hamas.

Diberitakan BBC, sekitar 20 truk yang membawa makanan, air, dan pasokan medis diperkirakan diizinkan masuk ke Gaza melalui perbatasan Rafah di Mesir dalam beberapa hari mendatang.

Israel dan negara tetangganya, Mesir, telah membatasi pergerakan barang dan orang masuk dan keluar Gaza sejak Hamas menguasai wilayah tersebut pada tahun 2007.

Kedua negara mengatakan, blokade mereka diperlukan untuk alasan keamanan.

Gaza dikelilingi oleh penghalang yang mencegah pergerakan masuk dan keluar dari Jalur Gaza.

Ada tiga pos perbatasan yang dikontrol ketat, semuanya ditutup setelah Hamas melancarkan serangan terhadap Israel, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang.

Merespons serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober lalu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant memerintahkan "pengepungan total" terhadap Gaza dan menambahkan: "Tidak akan ada listrik, tidak ada makanan, tidak ada bahan bakar, semuanya ditutup."

Pemerintah Israel sebelumnya mengatakan, pihaknya tidak akan mengizinkan bantuan apa pun melewati wilayahnya sampai sandera yang ditahan oleh Hamas dibebaskan.


Serukan
Sementara itu, Pemerintah Israel menyerukan warganya untuk segera meninggalkan Mesir dan Yordania. Seruan ini disampaikan pada hari Sabtu (21/10) ketika ketegangan regional meningkat akibat perang di Gaza.

"Dewan Keamanan Nasional Israel menaikkan peringatan perjalanannya untuk Mesir (termasuk Sinai) dan Yordania ke level 4 (ancaman tinggi): rekomendasi untuk tidak melakukan perjalanan ke negara-negara ini dan bagi mereka yang tinggal di sana untuk pergi...sesegera mungkin," kata Dewan Keamanan Nasional Israel dalam sebuah pernyataan, dikutip kantor berita AFP, Sabtu (21/10).

Pemberitahuan ini dikeluarkan hanya beberapa hari setelah Israel menarik para diplomatnya dari Turki sebagai tindakan pencegahan keamanan, menyusul seruan sebelumnya agar warga negaranya juga meninggalkan Turki.

Seruan evakuasi tersebut muncul setelah berhari-hari terjadi aksi-aksi protes di Timur Tengah atas serangan udara Israel di Jalur Gaza. (detikcom/d)



SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru