Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Sabtu, 02 Agustus 2025

Kemenkes Ungkap Penularan 15 Kasus Cacar Monyet di RI dari Transmisi Lokal

* RI Bakal Dapat Jatah 2.000 Dosis Vaksin Cacar Monyet dari ASEAN
Redaksi - Jumat, 27 Oktober 2023 08:59 WIB
265 view
Kemenkes Ungkap Penularan 15 Kasus Cacar Monyet di RI dari Transmisi Lokal
(Getty Images/iStockphoto/Marina Demidiuk)
Ilusteasi cacar monyet.
Jakarta (SIB)
Kementerian Kesehatan RI mengatakan penularan kasus aktif cacar monyet atau monkeypox (mpox) berasal dari transmisi lokal. Sejauh ini total 15 kasus cacar monyet ditemukan di RI, 14 di antaranya merupakan kasus aktif.
"Sekarang udah transmisi lokal, jadi kalau mau cari kasus tertular dari negara lain bisa tapi yang paling penting, setiap ada kasus konfirmasi kami kejar dan langsung kita ambil sampel," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenker RI dr Maxi Rein Rondonuwu dalam konferensi pers virtual, Kamis (26/10).
Maxi membeberkan kronologis temuan kasus pertama kali di RI hingga kondisi saat ini. Kemenkes mengindikasi adanya satu probable (orang yang menampakkan gejala namun belum dites PCR) cacar monyet yang bergejala. Namun, orang tersebut menolak diambil sampel karena suatu alasan. Padahal, kata dia, orang itu memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri.
"Kami sudah mencoba mengurutkan timeline siapa yang kena pertama. Jadi ada satu kasus probable. Kami melihat Agustus sudah ada gejala. Tapi kami nggak ambil sampel dan agak sulit dan dia pengakuan kasus kedua tidak berhubungan dengan pertama," terangnya.
Beberapa waktu kemudian, Kemenkes melaporkan satu kasus positif mpox. Setelah ditelusuri, ternyata pasien tersebut sempat berkontak erat dengan probable cacar monyet yang sebelumnya teridentifikasi.
"Pertama dia pernah ke luar negeri, bolak balik Singapura. Tapi kami belum memastikan karena dia di kategori probable karena dia pernah ada gejala dan kontak dengan kasus kedua tapi tidak mau diambil sampel," ucapnya.


15 Kasus
Sebelumnya, Dinkes DKI Jakarta melaporkan kasus mpox bertambah menjadi 15 orang. Seluruh kasus itu tertular melalui kontak seksual.
"Update monkeypox DKI Jakarta per 25 Oktober 2023 jam 20.00 WIB, kasus positif total 15 orang, semua tertular dari kontak seksual," kata Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama dalam keterangan tertulis.
Ngabila menjelaskan 14 dari 15 kasus cacar monyet yang ditemukan masih berstatus aktif dan diderita oleh laki-laki. Ngabila menyebut 14 kasus tersebut mengalami gejala ringan serta menjalani isolasi di rumah sakit.
"Kasus positif aktif 14 orang, positivity rate PCR 44%, semua bergejala ringan, semua tertular dari kontak seksual, semua laki-laki usia 25-35 tahun," jelasnya.
Kasus positif mpox pertama ditemukan pada Agustus 2022. Kasus kemudian terus bertambah seiring dengan dilakukannya penelusuran kontak.
Pada 13 Oktober 2023 kasus positif bertambah satu, 19 Oktober 2023 bertambah satu kasus, 21 Oktober 2023 bertambah lima kasus, dan 23 Oktober 2023 bertambah dua kasus positif.
Kemudian pada 24 Oktober bertambah tiga kasus dan 25 Oktober bertambah dua kasus. Salah satu kasus positif berasal dari kontak erat seksual kasus positif lainnya.
Sementara itu, delapan orang yang menjadi suspek atau terduga bergejala mpox telah menjalani pemeriksaan di laboratorium PCR.
Dua orang probable atau menampakkan gejala mpox tapi belum dilakukan tes PCR. Lalu sebanyak 16 orang lainnya yang sebelumnya suspek telah dinyatakan negatif mpox.


Bakal Dapat Jatah
Kementerian Kesehatan mengungkap Indonesia bakal mendapatkan bantuan 2 ribu dosis vaksin cacar monyet dari ASEAN. Bantuan vaksin itu bakal dikirimkan dalam waktu dekat.
"Alhamdulillah ada bantuan dari ASEAN ada 2000-an dosis katanya akan dibantu dari ASEAN untuk Indonesia. Jadi saya kira dalam waktu dekat kita ada stok 2000-an dari ASEAN," kata Maxi.
Maxi menyampaikan total kebutuhan vaksin cacar monyet di RI sebanyak 6.500 dosis. Hal ini menyusul prediksi kasus cacar monyet di RI yang disampaikan epidemiolog bisa mencapai 3.600 kasus.
Atas hal ini, Kemenkes tengah berupaya memenuhi kebutuhan vaksin untuk menambal kekurangan.
"Kami mengusulkan dua kali dosis kita harus menyiapkan minimal ada 6.500 dosis (untuk dua kali suntik 3.600 kasus). Kalau dikurangi 2.000 dari ASEAN ya masih cari lagi. Itu Dirjen Farmalkes lagi mengusahakan," jelasnya.
Sementara mengenai obat cacar monyet, saat ini fokus utama Kemenkes adalah mencegah infeksi virus menyasar otak pasien. Sehingga, obat yang diberikan berupa antibiotik.
"Apapun antivirus yang tersedia digunakan tetapi yang paling penting bagaimana mengobati penyakit infeksi. (Kasus) Kematian (orang yang terjangkit) monkeypox itu bisa karena infeksi pada otak. Jadi antivirus tetap diberikan. Saat ini RS konsen lihat keadaan umum, rata-rata diberikan antibiotik," ucapnya. (**)


Baca Juga:


Baca Juga:
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru