Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 30 Juni 2025

Memanas, Hizbullah Tembakkan 60 Roket ke Pangkalan Militer Israel

RI Kutuk Keras Seruan Menteri Israel yang Minta Warga Gaza Angkat Kaki
Redaksi - Minggu, 07 Januari 2024 08:11 WIB
355 view
Memanas, Hizbullah Tembakkan 60 Roket ke Pangkalan Militer Israel
(dok. REUTERS/EVELYN HOCKSTEIN)
Ilustrasi - Momen jet tempur Israel menggempur tempat persembunyian Hizbullah di Lebanon.
Beirut (SIB)
Kelompok Hizbullah menembakkan lebih dari 60 roket ke sebuah pangkalan militer Israel pada Sabtu (6/1) waktu setempat.
Serangan roket itu diklaim sebagai respons atas kematian wakil pemimpin Hamas Saleh al-Aruri dalam serangan yang diduga didalangi Tel Aviv di Beirut, Lebanon.
"Sebagai bagian dari respons awal terhadap kejahatan pembunuhan pemimpin besar Sheikh Saleh al-Aruri... perlawanan Islamis (Hizbullah-red) menargetkan pangkalan kendali udara Meron dengan 62 jenis rudal yang berbeda-beda," klaim Hizbullah dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Sabtu (6/1).
Militer Israel dalam pernyataannya menyebut pihaknya telah mengidentifikasi sekitar 40 peluncuran roket dari wilayah Lebanon pada Sabtu (6/1) pagi waktu setempat. Tidak dijelaskan lebih lanjut apakah roket-roket itu memicu kerusakan atau memakan korban jiwa di Israel.
Hanya disebutkan oleh militer Israel bahwa pasukannya menyerang sel yang bertanggung jawab atas peluncuran roket dari Lebanon itu tak lama usai serangan roket menghujani wilayahnya.
Sirene udara dilaporkan berbunyi di kota-kota besar dan beberapa kota kecil di wilayah Israel bagian utara saat serangan roket terjadi. Sirene juga terdengar di area Dataran Tinggi Golan, wilayah Suriah yang diduduki oleh Israel.
Perbatasan Lebanon dan Israel marak dilanda serangan lintas perbatasan, terutama antara Hibzullah -- yang didukung Iran dan sekutu Hamas -- dengan pasukan militer Israel. Serangan lintas perbatasan itu meningkat sejak perang berkecamuk antara Hamas dan Israel di Jalur Gaza pada awal Oktober tahun lalu.
Kematian Aruri dalam serangan drone yang diduga didalangi Israel di pinggiran Beirut, markas kuat Hizbullah, pada Selasa (2/1) waktu setempat telah memicu kekhawatiran akan eskalasi konflik di kawasan Timur Tengah.
Tel Aviv belum secara langsung mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan Aruri. Namun sejumlah pejabat keamanan Lebanon dan seorang pejabat pertahanan AS menyebut serangan drone di Beirut itu memang dilakukan oleh Israel.
Serangan itu menandai serangan pertama kali terhadap ibu kota Lebanon sejak permusuhan meningkat tahun lalu.
Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, dalam pidatonya pada Jumat (5/1) waktu setempat, memperingatkan Israel bahwa kelompoknya akan merespons pembunuhan Aruri dengan cepat "di medan pertempuran".



Kutuk
Sementara itu, Pemerintah RI mengutuk keras permintaan dua menteri kabinet Israel yang ingin warga Gaza angkat kaki dari tempat hidupnya. RI menilai pernyataan tersebut bernada provokatif.
"Indonesia mengutuk dan menolak keras pernyataan dua menteri kabinet Israel yang mengusulkan pengusiran warga Gaza dan dimulainya pembangunan pemukiman Yahudi di Gaza," kata Kementerian Luar Negeri melalui akun X resmi, @Kemlu_RI seperti dilihat, Sabtu (6/1).
Kemlu menilai seruan yang disampaikan oleh kedua menteri itu sama sekali tak menghormati hak bangsa Palestina. Kemlu lantas mengajak masyarakat internasional bersama-sama mencegah seruan itu menjadi kenyataan.
"Pernyataan tersebut sangat provokatif, berlawanan dengan hukum internasional dan tidak menghormati hak bangsa Palestina. Masyarakat internasional harus mencegah pernyataan tersebut menjadi kenyataan," tegasnya.
Seperti dilansir AFP, Rabu (3/1), seruan kontroversial itu dilontarkan oleh Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich.
Ben-Gvir yang dikenal selalu membela Yahudi radikal ini menyerukan, pada Senin (1/1) waktu setempat, agar Israel mempromosikan "solusi untuk mendorong emigrasi penduduk Gaza".
Ben-Gvir berargumen bahwa kepergian warga Palestina dan pembangunan kembali permukiman Israel merupakan "solusi yang benar, adil, bermoral dan manusiawi".
"Ini merupakan kesempatan untuk mengembangkan proyek yang mendorong warga Gaza untuk beremigrasi ke negara-negara di seluruh dunia," cetus Ben-Gvir saat berbicara dalam rapat partai ultranasionalis Otszma Yehudit yang dipimpinnya.
Seruan Ben-Gvir itu disampaikan sehari setelah Smotrich, yang menjabat Menteri Keuangan Israel, juga menyerukan kembalinya para pemukim Yahudi ke Jalur Gaza. Smotrich bahkan mencetuskan agar Israel "mendorong" sekitar 2,4 juta warga Palestina untuk meninggalkan wilayah Jalur Gaza.
Menteri Keuangan Israel juga mengatakan bahwa warga Palestina yang berada di wilayah kantong tersebut harus didorong untuk pindah ke negara lain.
"Jika kita bertindak dengan cara yang benar secara strategis dan mendorong emigrasi, jika ada 100.000 atau 200.000 orang Arab di Gaza dan bukan dua juta, keseluruhan wacana setelah perang akan sangat berbeda," katanya. (**)


Baca Juga:


Baca Juga:
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru