Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 30 Juni 2025
Jelang Pemilu Bangladesh

14 TPS, Kereta dan Kuil Dibakar, 5 Tewas

* Seorang Politikus dan 6 Aktivis Partai Ditangkap
Redaksi - Senin, 08 Januari 2024 08:46 WIB
381 view
14 TPS, Kereta dan Kuil Dibakar, 5 Tewas
(Foto: Rtr)
PADAMKAN API: Petugas pemadam kebakaran menyemprotkan cairan untuk memadamkan api yang membakar gerbong kereta api di Dhaka, Bangladesh, Sabtu (6/1) waktu setempat. 
Dhaka (SIB)
Pemilu Bangladesh berlangsung panas. Menjelang Pemilu sedikitnya 14 TPS (Tempat Pemungutan Suara) telah dibakar, termasuk satu yang berada di pinggiran Ibu Kota Dhaka.
Gelombang serangan terjadi sehari sebelum negara tersebut mengadakan pemungutan suara pada 7 Januari 2024.
Pada Jumat (5/1), sebuah kereta komuter yang sibuk diduga dibakar, menewaskan lima penumpang. Laporan Channel News (CNA) menyebut, polisi telah menurunkan jumlah korban tewas akibat kebakaran tersebut dari lima menjadi empat.
Kebakaran pada Jumat (5/1) malam melanda kereta antarkota Benapole Express di Dhaka, dan ratusan orang berebut menarik penumpang dari gerbong yang terbakar.
Kebakaran ini merupakan yang terbaru dari serangkaian kebakaran yang melanda layanan kereta api sejak akhir tahun 2023 lalu, yang menurut polisi disebabkan oleh "tindakan sabotase yang mematikan" yang dilakukan oleh oposisi Bangladesh Nationalist Party (BNP) atau Partai Nasionalis Bangladesh menjelang pemilu nasional pada Minggu (7/1).
Menurut laporan BBC, sebagian besar partai oposisi memboikot pemilu Bangladesh tersebut, yang mana Perdana Menteri Sheikh Hasina diperkirakan akan memenangkan masa jabatan keempat berturut-turut.
Polisi mengatakan, seorang politikus oposisi terkemuka, Nabiullah Nabi dari Partai Nasionalis Bangladesh BNP, dan enam aktivis partai lainnya telah ditangkap karena dicurigai terlibat dalam kebakaran kereta komuter di Dhaka pada hari Jumat (5/1).
Samanta Lal Sen, pejabat senior di rumah sakit Dhaka mengatakan, delapan orang terluka parah.
Media lokal mengatakan, sebuah kuil Budha di kota tenggara Chittagongjuga telah dibakar, dan Komisi Pemilihan Umum mengatakan kantor partai lokal Liga Awami yang berkuasa telah diserang.
Adapun BNP diketahui telah meminta para pemilih untuk memboikot pemilu tersebut dan menyerukan demo dua hari di seluruh negeri.
Liga Awami yang berkuasa menuduh BNP berusaha mengganggu pemilu dengan melancarkan "teror terhadap orang-orang yang tidak bersalah."
Pada Jumat (5/1), Pelapor Khusus PBB Clément Nyaletsossi Voule mengatakan, dia "sangat terganggu" oleh lingkungan represif seputar pemilu.



Dalang
Laporan Channel News Asia (CNA) mengutip polisi menyebut bahwa Nabiullah Nabi, seorang pejabat senior BNP di Dhaka, dan enam aktivis partai lainnya ditangkap di ibu kota pada Sabtu (6/1) pagi terkait kebakaran kereta komuter di Dhaka pada Jumat (5/1).
'Nabi mendanai dan mendalangi serangan itu," kata juru bicara Kepolisian Metropolitan Dhaka, Faruk Hossain, kepada AFP melalui telepon.
Menteri Luar Negeri Bangladesh AK Abdul Momen menggambarkan kebakaran kereta api terbaru sebagai "kejahatan terhadap kemanusiaan yang tidak dapat dimaafkan".
"Waktu terjadinya tragedi ini... menunjukkan niat mutlak untuk menghambat kemeriahan, keselamatan dan keamanan proses demokrasi," kata Abdul Momen.


Baca Juga:


Ditangguhkan
Quamrul Ahsan, kepala otoritas perkeretaapian milik negara mengatakan kepada AFP bahwa 32 kereta penumpang telah ditangguhkan selama akhir pekan untuk “memberikan lebih banyak keamanan kepada penumpang lain”.
Ahsan mengatakan, setidaknya ada empat kali aksi pembakaran yang menyasar kereta api jelang pemilu.
"Insiden ini belum pernah terjadi sebelumnya," kata Ahsan, seraya menambahkan bahwa pihak berwenang telah meningkatkan keamanan di beberapa kereta antar kota.


Baca Juga:


Dilabeli Teroris
Perdana Menteri (PM) Bangladesh Sheikh Hasina melabeli partai oposisi sebagai teroris dan memicu boikot terhadap Pemilu.
Dilansir AFP, Minggu (7/1), Hasina menyebut partai oposisi sebagai 'organisasi teroris' usai menyerukan boikot terhadap Pemilu yang dianggap palsu. Hasina pun mengklaim dirinya berusaha memastikan negaranya tetap demokratis.
BNP adalah satu dari puluhan partai yang menolak ikut serta dalam Pemilu yang digelar Minggu (7/1). Mereka mengatakan, pemilu tersebut tidak bebas dan tidak adil.
Hasina pun berang. Dia melabeli partai oposisi itu sebagai teroris.
"BNP adalah organisasi teroris," kata Hasina kepada wartawan yang menunggunya usai menggunakan hak suaranya di Dhaka City College.
Para penentang Hasina menyerukan mogok umum pada akhir pekan. Mereka juga mendesak masyarakat tidak berpartisipasi dalam apa yang mereka sebut sebagai 'pemilu palsu'.
Namun, Hasina mengatakan pemungutan suara tetap dilakukan. Dia mengklaim Pemilu digelar secara adil dan meminta masyarakat untuk memberikan suara.
"Saya berusaha semaksimal mungkin untuk memastikan demokrasi terus berlanjut di negara ini," kata Hasina.
"Pemilu akan bebas dan adil," tambahnya.



Boikot Pemilu
Hasina telah memimpin pertumbuhan ekonomi pesat di negara yang pernah dilanda kemiskinan parah itu. Namun, pemerintahannya dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang merajalela dan tindakan keras terhadap oposisi.
Setiap Pemilu saat dirinya berkuasa, partainya hampir tidak menghadapi saingan yang efektif dalam perolehan kursi yang diperebutkan. Namun partai Hasina, Liga Awami, menghindari mengajukan kandidat di beberapa daerah pemilihan agar membuat badan legislatif tak dicap sebagai lembaga satu partai.
Partai Nasionalis Bangladesh, yang telah hancur akibat penangkapan massal jelang Pemilu, menyerukan pemogokan umum pada akhir pekan ini. Mereka turut mendesak masyarakat untuk tidak berpartisipasi dalam apa yang mereka sebut pemilu 'palsu'.
Tanda-tanda awal pada hari pencoblosan menunjukkan jumlah pemilih akan rendah. Dua jam setelah pemungutan suara dimulai, hanya 111 orang yang telah memberikan suara dari hampir 4.200 orang yang terdaftar di salah satu TPS di barat Dhaka.
"Saya tidak berminat ikut serta dalam sandiwara ini. Saya lebih suka tinggal di rumah dan menonton film," kata salah satu warga, Shahriar Ahmed.
Beberapa pemilih juga mengaku diancam dengan penyitaan kartu tunjangan pemerintah jika menolak memberikan suara untuk Liga Awami.
"Mereka mengatakan karena pemerintah memberi kami makanan, kami harus memilih mereka," kata Lal Mia.
BNP dan partai-partai lain melancarkan protes selama berbulan-bulan pada tahun lalu. Mereka menuntut Hasina mundur sebelum pemungutan suara.
Partai oposisi itu mengklaim sekitar 25.000 kadernya termasuk seluruh pimpinan lokal BNP ditangkap. Sementara, pemerintah menyebutkan jumlah yang ditangkap 11.000 orang.
Protes-protes kecil dan tersebar terus berlanjut pada hari-hari menjelang pemilu - serupa dengan ratusan ribu protes yang terjadi pada demonstrasi tahun lalu.
Komisi pemilu mengatakan hampir 700.000 petugas polisi dan tentara cadangan telah dikerahkan untuk menjaga ketertiban selama pemungutan suara bersama dengan hampir 100.000 anggota angkatan bersenjata. Pemungutan suara akan tetap dibuka hingga pukul 17.00 waktu setempat.
Politik di negara dengan populasi terbesar kedelapan di dunia ini telah lama didominasi oleh persaingan antara Hasina, putri pemimpin pendiri negara tersebut, dan perdana menteri dua kali Khaleda Zia, istri mantan penguasa militer.
Hasina telah menuduh BNP melakukan pembakaran dan sabotase selama demonstrasi tahun lalu. Demo itu sebagian besar berlangsung damai, namun beberapa orang tewas usai ada konfrontasi polisi.
Sehari jelang Pemilu, tujuh anggota partai oposisi ditangkap karena diduga terlibat serangkaian kebakaran kereta api mematikan di Dhaka. BNP membantah bertanggung jawab dan menuntut penyelidikan internasional.



15 Orang Tewas
Hasina, 76 tahun, yakin akan masa jabatan kelima berturut-turut dalam pemilu Minggu (7/1), yang dikritik oleh para pengamat sebagai pemilu yang berat sebelah.
Partai-partai oposisi mengadakan serangkaian protes tahun 2023 lalu yang menuntut pengunduran diri Hasina dan memilih pemerintahan sementara yang netral untuk mengawasi pemilu dan menjamin integritas pemilu.
Kekerasan menjelang pemilu hari Minggu (7/1) -- sejak Oktober-- telah menewaskan sedikitnya 15 orang, dan BNP menyerukan aksi demonstrasi umum pada akhir pekan untuk memprotes pemilu tersebut. (**c)



SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru