Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 14 Juli 2025
Ma'ruf Ucapkan Selamat Ultah ke-PDIP

Megawati Mengaku Jengkel Banyak Tokoh Elite Melupakan Akar Rumput

* Presiden Jokowi Tidak Diundang
Redaksi - Kamis, 11 Januari 2024 09:06 WIB
238 view
Megawati Mengaku Jengkel Banyak Tokoh Elite Melupakan Akar Rumput
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
FOTO BERSAMA: Ketua Umum PDI Perjuangan yang juga Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri (keempat kanan) foto bersama Wakil Presiden Ma’ruf Amin (kedua kiri), Ketua DPR Puan Maharani (kiri), Ketua DPP PDIP Prananda Prabowo (kedua kanan), P
Jakarta (SIB)
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengucapkan selamat atas HUT ke-51 PDIP. Ma'ruf menyebut momen ini menjadi kesempatan untuk melakukan refleksi bagi PDIP.

"Syukur alhamdulillah saya dapat hadir dan berkesempatan untuk bertemu dengan Ibu Megawati Soekarnoputri beserta seluruh keluarga besar PDI Perjuangan dan tokoh-tokoh politik nasional pada acara yang penting ini. Saya mengucapkan selamat hari ulang tahun ke-51 PDI Perjuangan. Hari ini merupakan momen yang tepat untuk menyampaikan rasa syukur atas pengalaman panjang yang telah dilalui oleh PDI Perjuangan selama lebih dari lima dekade," ujar Ma'ruf dalam sambutannya, Rabu (10/1).

"Momen ini juga merupakan kesempatan untuk melakukan refleksi guna melihat kemajuan saat ini, serta upaya-upaya peningkatan pengabdian di masa mendatang. Semoga PDI Perjuangan terus memberikan peningkatan pengabdian terbaik kepada bangsa dan negara," sambungnya.

Ma'ruf menyebut, Indonesia membutuhkan parpol yang kuat untuk memperkuat kesetaraan dan memperjuangkan keadilan. Ia menyebut, kehadiran partai yang kuat dibutuhkan untuk membangun Indonesia yang maju dan plurals.

"Indonesia membutuhkan partai politik yang kuat sebagai aset bangsa dalam meneguhkan demokrasi, memperkuat kesetaraan dan memperjuangkan keadilan. Kehadiran partai yang besar dan kuat merupakan keniscayaan dalam membangun negara Indonesia yang maju dan pluralis ke depan. Hal ini merupakan konsekuensi kita memilih demokrasi sebagai jalan menuju kesejahteraan dan membangunnya di atas kemajemukan. Oleh karena itu, partai politik memiliki peran sebagai kekuatan pemersatu bangsa di tengah kebinekaan," tuturnya.

Ma'ruf menilai, PDIP merupakan salah satu partai politik besar di Indonesia telah berhasil menghadapi berbagai dinamika. Menurut Ma'ruf keberhasilan ini diyakini telah memberikan dampak positif dalam politik nasional Indonesia.

"Kita telah menyaksikan bahwa PDI Perjuangan, sebagai salah satu partai politik besar di Indonesia, telah berhasil menghadapi berbagai dinamika dan tantangan. Keberhasilan ini diyakini telah memberikan dampak positif dalam memperkukuh politik nasional Indonesia.

Sebagai partai besar, PDI Perjuangan banyak mewarnai proses pembangunan dengan tetap menjaga ideologi nasionalis yang kokoh, seraya memelihara kedaulatan NKRI sebagai perwujudan dari cita-cita para pendahulu bangsa," tuturnya.

"Saya yakin di bawah kepemimpinan Ibu Megawati Soekarnoputri, PDI Perjuangan akan terus mencetak kader-kader pemimpin yang transformatif yang mampu memberikan sumbangsih pemikiran dan kerja nyata demi mewujudkan kesejahteraan rakyat dan kemajuan bangsa Indonesia," sambung Ma'ruf.

Ma'ruf menilai Megawati mampu mencetak kader-kader pemimpin yang memberikan sumbangsih bagi kemajuan bangsa.

"Saya yakin di bawah kepemimpinan Ibu Megawati Soekarnoputri, PDI Perjuangan akan terus mencetak kader-kader pemimpin yang transformatif, yang mampu memberikan sumbangsih pemikiran dan kerja nyata demi mewujudkan kesejahteraan rakyat dan kemajuan bangsa Indonesia," ujar Ma'ruf.


Jengkel
Sementara itu, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berbicara mengenai cita-cita para pendiri bangsa pada HUT PDIP ke-51. Megawati mengaku jengkel lantaran banyak tokoh elite melupakan akar rumput.

Mulanya, Megawati mengatakan memilih Ganjar Pranowo dan Mahfud Md sebagai calon presiden dan wakil presiden dengan harapan agar menjalankan cita-cita para pendiri bangsa.

"Kalau saya memang berkeinginan, Pak Ganjar saya tanya dulu, 'kalau kamu ditugasi, nanti marah juga', orang bilang saya tugasi, memang saya harus menugasi beliau kader," kata Megawati.

"Kalau Pak Mahfud saya tanya juga, kalau nanti saya jadikan presiden dan apresiasi harus jalankan ya, yang namanya rencana untuk bagaimana memimpin bangsa dan negara ini, sehingga apa yang dicita-citakan oleh pendiri bangsa, rakyat kita," sambung dia.

Menurutnya, banyak orang lupa bahwa negara ini merdeka karena rakyat.

"Saya paling jengkel, 'oh ya sudah, Bu kita sudah merdeka', hmm, lupa, bahwa negara ini dibuat dengan susah payah, bahwa negara ini ditekan 3,5 abad oleh para penjajah," ungkapnya.

"Lalu sekarang para elitenya, orang-orang yang berkelayakan, melupakan yang namanya akar rumput, yang namanya wong cilik, yang masih sengsara, yang tidak berkeadilan," lanjutnya.

Dia pun menekankan semua rakyat Indonesia memiliki hak yang sama di mata hukum. Megawati lantas menyesalkan saat ini hukum kerap dipermainkan.

"Sekali lagi saya katakan, kita setiap warga Negara Republik Indonesia siapa dia? Akar rumput, mempunyai hak yang sama di mata hukum," tuturnya.

"Sekarang hukum dipermainkan, kekuasaan dapat dijalankan semau-maunya saja, no, no and no. Saya selalu bilang sekarang, kalau ngomong, 3 kali. Kenapa? Karena nomor kita 3," imbuh dia.


Bergeser
Megawati mengatakan, merasa arah pemilu kian bergeser. Namun dia bersyukur masih ada kekuatan nurani yang berbicara.

Awalnya Megawati mengatakan pemilu bukan alat bagi elite politik untuk melanggengkan kekuasaan.

"Saudara-saudara sekalian, pemilu bukanlah alat elite politik untuk melanggengkan kekuasaan dengan segala cara. Dalam pemilu, pemilihan umum, ada moral dan etika yang harus dijunjung tinggi," kata Megawati.


Ingatkan
Di kesempatan itu, Megawati juga mengingatkan KPU dan Bawaslu harus kerja dengan benar.

Dia menyebut, pemilu yang benar saat rakyat dapat mengekspresikan hati nuraninya untuk memilih.

"Kebenaran dalam pemilu terjadi ketika rakyat dapat mengekspresikan hati nuraninya secara bebas, merdeka, dan berdaulat," kata Megawati.

Karena itulah, Megawati meminta KPU dan Bawaslu bekerja dengan benar. Dia juga mengaku kerap melihat baliho berisikan pesan pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.


Tumpeng
Wapres Ma'ruf Amin menerima potongan tumpeng pertama dari Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Potongan tumpeng pertama yang diterima Ma'ruf itu dalam momen HUT ke-51 PDIP.

Turut hadir capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan sejumlah pimpinan partai koalisi pendukung.

Setelah Megawati, Ganjar, dan Ma'ruf Amin memberikan pidato di HUT ke-51 PDIP, memasuki prosesi pemotongan tumpeng. Megawati ditemani Prananda Prabowo dan Puan Maharani memotong potongan pertama tumpeng.

Potongan pertama itu ditempatkan di sebuah piring, selanjutnya Megawati menambahkan sejumlah lauk pauk di sekeliling tumpeng. Potongan tumpeng pertama itu diberikan Megawati kepada Ma'ruf Amin.

Megawati selanjutnya memberikan sejumlah bagian tumpeng dan makanan lainnya kepada Ganjar Pranowo, Plt Ketum PPP Mardiono, Ketum Perindo Hary Tanoesoedibjo, Sekjen Hanura Benny Rhamdani, Ketua TPN Ganjar-Mahfud Arsjad Rasjid, dan Seskab Pramono Anung.

Selanjutnya, proses pemotongan tumpeng dilanjutkan dengan foto bersama. Para tokoh tersebut foto dengan memberikan simbol salam tiga jari dan salam metal.


Tak Hadir
Di acara HUT itu, PDIP tak mengundang Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Kami menghormati agenda Presiden Jokowi yang memang sejak awal sebelum terjadinya acara ini dan kita masih mempersiapkan acara bahwa Presiden ada kepentingan untuk pergi ke luar negeri, sehingga kami tidak mengundang beliau," kata politikus PDIP Chico Hakim di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (10/1).

Chico mengatakan, Jokowi juga tidak memberikan sambutan dalam bentuk video. Dia mengatakan kegiatan Jokowi ke luar negeri sudah lebih dulu terencana.

"Saya rasa tidak (sambutan video)," ujarnya.

Jubir TPN Ganjar-Mahfud ini mengatakan PDIP juga merasa tak masalah atas ketidakhadiran Jokowi di HUT ke-51. Sebab, kata dia, PDIP lahir bukan karena satu-dua tokoh saja.

"Kita biasa aja, karena gini, seperti diketahui, PDI Perjuangan ini hari lahir yang ke-51. PDIP bukan lahir karena salah satu tokoh atau dua tokoh saja, apalagi tokoh yang baru bergabung sekian puluh tahun dan lain-lain," jelas dia. (detikcom/d)



SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru