Jakarta (SIB)
Israel menuding sejumlah staf Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) bekerja sama dengan Hamas. Bantuan keuangan untuk UNRWA pun disetop. Indonesia mendesak agar tuduhan itu dibuktikan lewat investigasi yang transparan.
Adapun tuduhan ini membuat 11 negara menghentikan bantuan keuangannya untuk UNRWA. Indonesia pun meminta agar investigasi dilakukan secara menyeluruh.
"Setiap tuduhan harus dibuktikan. Karena itu, investigasi yang menyeluruh, kredibel dan transparan harus dilakukan," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Lalu Muhammad Iqbal kepada wartawan, Selasa (30/1).
Saat ini, Sekjen PBB Antonio Guterres menginstruksikan dilakukannya investigasi. Indonesia menanti hasil investigas tersebut.
"Sekjen PBB telah menginstruksikan Office of Internal Oversight Service (OIOS) untuk melakukan investigasi. Kita tunggu hasilnya," katanya.
Indonesia juga menyayangkan keputusan 11 negara donor tersebut. Sebab, keputusan menghentikan bantuan ini dikeluarkan sebelum tuduhan Israel dibuktikan. Langkah ini dinilai memperburuk situasi.
"Indonesia menyayangkan keputusan sejumlah negara donor yang langsung menunda dukungan keuangan kepada UNRWA sebelum tuduhan itu dibuktikan. Langkah tersebut akan memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza, Palestina, yang saat ini sudah sulit," tuturnya.
Tudingan Israel
Sebelumnya, diberitakan bahwa berkas intelijen Israel yang memicu belasan negara menghentikan pendanaan untuk UNRWA, menyebutkan sedikitnya ada 190 staf UNRWA yang terindikasi menjadi militan garis keras Hamas.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (30/1), berkas setebal enam halaman, yang telah dilihat oleh Reuters itu, menuduh sekitar 190 staf UNRWA, termasuk yang menjadi guru di sekolah-sekolah PBB, merangkap sebagai militan Hamas atau Jihad Islam yang bermarkas di Jalur Gaza.
UNRWA mengalami kesulitan pendanaan setelah negara-negara donatur utama menghentikan atau menangguhkan bantuan, menyusul tuduhan Israel bahwa 12 staf lembaga itu terlibat serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.
Sejak tuduhan itu, UNRWA telah memecat beberapa stafnya dan berjanji melakukan penyelidikan menyeluruh atas klaim Tel Aviv tersebut. Sementara Israel bersumpah untuk menghentikan aktivitas UNRWA usai perang berakhir di Jalur Gaza nantinya.
Negara-negara yang menjadi donatur utama UNRWA mengumumkan penghentian pendanaan saat ini. Sedikitnya ada 11 negara donatur yang menghentikan pendanaan mereka, seperti Amerika Serikat (AS), Kanada, Australia, Inggris, Italia, Jerman, Austria, Jepang, Finlandia, Belanda dan Swiss. (detikcom/d)