Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Jumat, 27 Juni 2025

Israel Banjiri Terowongan Bawah Tanah Hamas dengan Air Laut

* Netanyahu Ogah Tarik Pasukan Israel dari Gaza Sebelum Menang Lawan Hamas
Redaksi - Kamis, 01 Februari 2024 09:25 WIB
3.332 view
Israel Banjiri Terowongan Bawah Tanah Hamas dengan Air Laut
Foto: Emanuel Fabian/Times of Israel
PIPA POMPA AIR: Pipa pompa air dipasang ke dalam terowongan Hamas di area pemukiman Rimal, di Kota Gaza, Palestina. Pasukan Pertahan Israel (IDF) mengatakan, Selasa (30/1) waktu setempat bahwa mereka telah mulai membanjiri terowongan Hamas dengan
Gaza (SIB)
Tentara Israel pada Selasa (30/1) waktu setempat mulai membanjiri terowongan bawah tanah milik kelompok Hamas di Gaza, Palestina dengan air laut. “Ini termasuk serangkaian alat yang dikerahkan oleh IDF (tentara Israel) untuk menetralisir ancaman jaringan terowongan bawah tanah Hamas,” kata militer membenarkan laporan media, seperti dilansir dari kantor berita AFP, Rabu (31/1).

Israel menjulukinya sebagai "metro Gaza". Ada 1.300 terowongan sepanjang 500 kilometer yang ditemukan saat awal perang Israel-Hamas pada Oktober 2023, menurut studi dari akademi militer Amerika Serikat (AS) yaitu West Point. Militer Israel bersumpah menghancurkannya setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 menewaskan sekira 1.140 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.

Hamas juga menyandera kira-kira 250 orang di Gaza sejak 7 Oktober. Sekira 132 di antaranya masih ditawan, sedangkan 28 sandera diyakini tewas. Israel kemudian membalasnya dengan serangan udara, darat, dan laut ke Gaza yang menewaskan sedikitnya 26.751 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas.

Menurut Israel, banyak sandera yang ditawan Hamas masih ditahan di jaringan terowongan yang luas ini. Pada Desember 2023, beberapa media Israel melaporkan bahwa militer akan membanjiri terowongan dengan air laut yang dipompa dari Mediterania.

Namun, para ahli memperingatkan bahwa opsi tersebut berbahaya dan berisiko besar bagi warga sipil Gaza yang terkepung. “Ini akan menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur air dan limbah yang sudah rapuh di Gaza,” kata koordinator kemanusiaan PBB untuk wilayah Palestina, Lynn Hastings, saat itu. “Bahkan ada risiko robohnya bangunan dan jalan karena meningkatnya tekanan dan infiltrasi air laut ke Gaza.”

Kemudian pada Selasa (30/1), tentara Israel berujar bahwa mereka berhati-hati agar tidak merusak air tanah di daerah tersebut. “Pemompaan air hanya dilakukan di jalur terowongan dan lokasi tertentu, sesuai metode pengoperasiannya untuk masing-masing kasus,” katanya.

Labirin terowongan ini awalnya digunakan untuk menerobos blokade Israel di Jalur Gaza setelah Hamas berkuasa pada 2007, sehingga bisa dipakai untuk menyelundupkan orang, barang, dan persenjataan yang masuk/keluar Mesir. Hamas kemudian memperluasnya setelah perang melawan Israel pada 2014 dan membangun pintu-pintu masuk dan keluar di Gaza untuk melancarkan serangan roket ke Israel.


Ogah Tarik Pasukan
Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menegaskan pasukan militernya tidak akan ditarik mundur dari Jalur Gaza sampai mereka meraup "kemenangan total" atas Hamas. Penegasan itu disampaikan Netanyahu saat Hamas sedang mempertimbangkan proposal gencatan senjata terbaru di Jalur Gaza.

Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (31/1), proposal gencatan senjata itu diajukan menyusul pembicaraan di Paris antara Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani dengan Direktur CIA Williams Burns dan kepala badan intelijan Israel, Mossad, serta kepala intelijen Mesir.

Al Thani mengungkapkan bahwa pertemuan itu menghasilkan kerangka kerja untuk gencatan senjata bertahap, di mana sandera-sandera perempuan dan anak-anak akan dibebaskan terlebih dahulu, dan bantuan juga akan memasuki Jalur Gaza yang terkepung.

Disebutkan juga bahwa proposal itu mencakup pembebasan sandera yang ditahan Hamas dan pembebasan para tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.

Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan kelompoknya telah menerima proposal gencatan senjata itu dan kini dirinya sedang mempelajarinya, sebelum nantinya mengunjungi Kairo untuk mendiskusikannya.

Ditegaskan oleh Haniyeh bahwa prioritas kelompoknya adalah mengakhiri serangan Israel, yang telah memasuki bulan keempat, dan memastikan penarikan sepenuhnya pasukan Israel dari seluruh wilayah Jalur Gaza.

Menanggapi hal itu, Netanyahu yang berbicara saat berkunjung ke permukiman Yahudi di Tepi Barat menegaskan bahwa: "Kami tidak akan berkompromi untuk apa pun yang bukan kemenangan total." (AFP/kompas.com/Reuters/Al Arabiya/dtknews/d)



SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru