Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 28 Juli 2025

Sejumlah Rektor Apresiasi Kepemimpinan Jokowi Selama 9 Tahun

* Rektor Unhas: Petisi Kritik Pemerintahan Jokowi Tak Wakili Institusi
Redaksi - Senin, 05 Februari 2024 08:53 WIB
290 view
Sejumlah Rektor Apresiasi Kepemimpinan Jokowi Selama 9 Tahun
Foto: BPMI Setpres
Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Jakarta (SIB)
Sejumlah rektor universitas menyampaikan apresiasi dan memberi semangat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas kerja keras selama memimpin Indonesia dalam 9 tahun belakangan.
Para rektor itu, antara lain adalah Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Jebul Suroso, Rektor Universitas Darul Ulum Islamic Centre Sudirman (Undaris) Semarang Hono Sejati, serta Rektor Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Surakarta Sunarto Istianto.
Kemudian, juga Rektor Akademi Pelayaran Nasional Surakarta Hadi, serta Wakil Rektor (Warek) II Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS) Hardi Winoto. Mereka menilai bahwa Jokowi berhasil menghadapi berbagai situasi sulit.
"Kami juga menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Bapak Presiden atas legacy yang telah dicanangkan, diperoleh, dihasilkan untuk kemajuan bangsa Indonesia. Pandemi Covid telah dilalui melalui upaya keras dan ini adalah berkat leadership dari Bapak Presiden," kata Rektor UMP, Jebul Suroso dalam keterangan video, Jumat (2/2).
Jebul mengatakan, Jokowi telah banyak berjasa bagi Indonesia, salah satunya pada masa pandemi Covid-19, di mana kepemimpinan presiden sangat menentukan dalam mengambil sikap di tengah situasi sulit yang dihadapi dunia.
Jebul juga mengapresiasi warisan kinerja Jokowi untuk kemajuan bangsa Indonesia. Dirinya berharap, pemimpin yang terpilih di pemilihan presiden (Pilpres) 2024 dapat melanjutkan kinerja Jokowi.
"Kami juga menyampaikan di momen pemilihan presiden, Pemilihan Umum tahun 2024, mudah-mudahan Bapak Presiden dan bangsa Indonesia bisa memperoleh pemimpin untuk melanjutkan kinerja dari bapak Presiden Joko Widodo," katanya.
Senada, Rektor Undaris Semarang Hono Sejati menyatakan bahwa kepemimpinan Jokowi menangani pandemi Covid-19 dinilai sangat baik sehingga mendapat apresiasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).
"Negara Indonesia dibutuhkan pemimpin seorang negarawan yang inovatif, yang bisa menyatukan bangsa, yang dikemas dalam bingkai NKRI. Dalam hal ini ada dalam Bapak Presiden RI yang ke-7 yaitu Bapak Ir Joko Widodo atau Bapak Jokowi adalah seorang negarawan yang banyak berjasa bagi Indonesia,"
"Di bawah kepemimpinan beliau, Indonesia melakukan lompatan kemajuan berhasil melewati masa-masa sulit pandemi Covid-19," tutur Hono, Jumat (2/2/).
Sementara itu, Rektor STIE Surakarta Sunarto Istianto mengapresiasi kinerja Jokowi selama dua periode. Sunarto mengatakan, Jokowi banyak mengadakan kemajuan di sektor pembangunan.
"Saya menyampaikan apa yang saya rasa, saya alami, saya prediksikan, saya kemukakan, bahwa presiden kita Pak Joko Widodo selama hampir dua periode ini membina jauh banyak kemajuan, banyak menjadi negara-negara yang lain ikut mengacungkan jempol kepada beliau,"
"Pak Jokowi, membangunnya luar biasa, baik fisik dan pembangunan yang lain. Saya menyaksikan sendiri bahwa Pak Jokowi adalah orang yang dari Solo yang memperhatikan juga daerah termasuk Solo," kata Sunarto.
Dukungan lain datang dari Rektor APN Surakarta Hadi. Dia menilai, Jokowi berhasil membangun infrastruktur, termasuk konektivitas di dunia pelayaraan. Salah satu yang paling menonjol adalah tol laut dan kehadiran sejumlah pelabuhan.
"Saya mengapresiasi kepemimpinan Bapak Joko Widodo karena setahu saya kepemimpinannya sangat luar biasa, terbukti dalam pengelolaan negara, termasuk pembangunan infrastruktur sangat baik sekali," kata Hadi pada waktu yang sama.
Lebih lanjut, dirinya berharap Pemilu 2024 dapat melahirkan pemimpin yang terbaik. Setidaknya, kata Hadi, pemimpin itu yang mendekati dengan kepemimpinan Jokowi.
"Selanjutnya kami sebagai warga juga berharap pada Pemilu 2024 akan menemukan pemimpin yang baik juga, ya paling tidak mendekati kepemimpinannya dengan Bapak Jokowi, kalau-kalau sama kan barangkali sulit, begitu," ujarnya.
Terakhir, Wakil Rektor (Warek) II UNIMUS Hardi Winoto, mengajak masyarakat untuk bersama-sama menyukseskan Pemilu 2024. Dia mengatakan, demokrasi harus dijunjung tinggi.
"Sukseskan pemilu, jaga demokrasi dan UNIMUS adalah bagian dari proses demokrasi sehingga UNIMUS menjaga netralitas. Jadi demokrasi adalah hak semua warga negara yang harus kita junjung tinggi dan harus kita bantu untuk mensukeskan proses demokasi di negeri ini," kata Hardi, Jumat (2/2).
Hardi mengingatkan agar demokrasi tidak tercoreng karena tindakan kelompok tertentu.
"Jadi jangan sampai demokrasi itu terkotori atau tercoreng, atau rusak gara-gara suatu tindakan tertentu yang mengakibatkan rusaknya demokrasi," katanya.
"Kami juga punya harapan dan kami apresiasi sekali dengan Bapak Presiden Jokowi yang telah mampu melewati masa-masa sulit yaitu bisa melewati masa pandemi yang begitu sukses, smooth, tanpa ada halangan satu apapun. Kemudian melakukan lompatan-lompatan Indonesia berkemajuan sampai punya reputasi Indonesia yang cukup baik," lanjut Hardi.



Tak Wakili Institusi
Sementara itu, Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Jamaluddin Jompa angkat bicara terkait Forum Guru Besar dan Dosen Unhas yang mengeluarkan petisi mengkritik Presiden Jokowi.
Menurutnya gerakan tersebut tidak mewakili Unhas dan belum mendapat persetujuan resmi.
"Bukan persoalan pada isinya, tapi prosesnya. Kalau ada keputusan yang dibuat atas nama institusi, tentunya pasti ada prosesnya ada persetujuan dalam bingkai organisasinya," kata Prof Jamaluddin, Sabtu (3/2).
"Guru besar ada organisasinya, bukan dalam bentuk orang per orang dan mengatasnamakan institusi," sambungnya.
Jamaluddin menyesalkan ada pihak yang menggunakan nama Unhas untuk mengkritik kebijakan pemerintah selama ini. Meski memang ada kebebasan akademik tapi harus mengikuti peraturan yang ada.
"Walaupun itu pakai logo Unhas tapi itu bukan mengatasnamakan institusi, kita di universitas memang ada kebebasan akademik tetapi selalu diikuti yang bertanggung jawab. Sehingga apapun itu harus selalu dengan kaidah organisasi. Tapi kalau kemudian menggunakan kata lain yang tidak terkait dengan organisasi, itu sebenarnya tidak mewakili institusi," ungkapnya.
Rektor Unhas meminta seluruh civitas academika maupun mahasiswa untuk tidak terprovokasi tetapi harus menjadi contoh kelompok masyarakat.
"Kita berharap tidak ada yang mudah terprovokasi mahasiswa harus tetap menjadi contoh kelompok masyarakat yang tidak mudah terprovokasi dari berbagai isu berbagai hoaks, sehingga kita dapat melewati tahun politik ini dengan baik," jelasnya.
Sebelumnya sejumlah guru besar dan dosen Unhas Makassar menyampaikan keprihatinan atas perkembangan demokrasi jelang Pemilu 2024.
Mereka mengingatkan Presiden Jokowi dan semua pejabat negara untuk mengedepankan nilai-nilai kerakyatan dan keadilan sosial serta rasa nyaman dalam berdemokrasi.
"Mengingatkan Presiden Jokowi dan semua pejabat negara, aparat hukum dan aktor politik yang berada di kabinet presiden untuk tetap berada pada koridor demokrasi," kata Prof. Triyatni Martosenjoyo saat membacakan pernyataan sikap Forum Guru Besar dan Dosen Unhas di Makassar, Jumat (2/2). (**)

Baca Juga:
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru