Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 30 Juni 2025

Israel Bombardir Gedung TK di Gaza, 1,9 Juta Pengungsi Palestina Tidak Bisa Tidur

* Ribuan Orang Demo di Prancis, Swiss dan Jerman Tuntut Gencatan Senjata Gaza
Redaksi - Senin, 05 Februari 2024 09:08 WIB
250 view
Israel Bombardir Gedung TK di Gaza, 1,9 Juta Pengungsi Palestina Tidak Bisa Tidur
REUTERS/ALEXANDER ERMOCHENKO
Ilustrasi
Gaza (SIB)
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, setidaknya 92 warga Palestina tewas akibat serangan Israel, Sabtu (3/2).
Serangan itu terjadi di Rafah, termasuk di sebuah taman kanak-kanak yang dijadikan tempat berlindung para pengungsi.
Dilansir Al Jazeera, Minggu (4/2), para pelayat berkumpul di luar rumah sakit setempat pada pagi hari untuk mendoakan para korban setelah semalaman terjadi kerusakan parah dan kematian.
"Anak-anak baru saja tidur dan tiba-tiba terjadi pengeboman. Salah satu anak saya meninggal sementara tiga lainnya berhasil melarikan diri," kata warga Ahmad Bassam al-Jamal kepada kantor berita AFP.
Kekhawatiran atas potensi serangan darat Israel ke kota perbatasan selatan telah meningkat dalam beberapa hari terakhir. Wilayah selatan Gaza kini menjadi tempat ratusan ribu orang mengungsi dari wilayah lain di Gaza akibat perang.



Makin Mengerikan
Israel terus melakukan serangan ke Gaza, Palestina. Kini, total korban tewas akibat serangan Israel di Gaza berjumlah 27.238 orang.
Data korban tewas itu disampaikan oleh Kementerian Kesehatan Palestina. Selain korban tewas, serangan Israel juga menyebabkan 66.452 warga Gaza terluka.
Serangan terbaru Israel terjadi pada Sabtu (3/2) malam waktu setempat. Militer Israel membombardir wilayah Rafah, termasuk gedung Taman Kanak-kanak (TK) yang dijadikan lokasi pengungsian.
Serangan itu membuat 1,9 juta warga Palestina yang mengungsi di Rafah tak bisa tidur. Serangan Israel tersebut membuat warga berhamburan dan mencari perlindungan. Israel telah meningkatkan intensitas serangan ke wilayah Rafah, termasuk ke permukiman dan tenda-tenda pengungsian.


Baca Juga:


Gencatan Senjata
Sementara itu, demonstrasi digelar di Prancis, Swiss, dan Jerman pada Sabtu (3/2) diikuti ribuan orang yang menuntut untuk segera diberlakukan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Di Paris, ratusan pengunjukrasa mengecam serangan Israel ke Gaza serta mengkritik Presiden Emmanuel Macron yang dianggap terlibat membantu Israel dalam menyerang Palestina.
Sembari mengibarkan bendera Palestina dan Afrika Selatan, pengunjukrasa turut menuntut pemerintah Prancis mewujudkan perdamaian di Timur Tengah.
Unjuk rasa di Paris tersebut bergabung dengan demonstrasi lainnya yang memprotes undang-undang imigrasi yang disahkan parlemen Prancis Desember lalu. UU tersebut dikecam karena dianggap terlalu dipengaruhi kelompok ekstrem kanan.
Sementara itu, di Jenewa, Swiss, ribuan pengunjukrasa berhimpun di pusat kota untuk menyatakan dukungan bagi rakyat Palestina di Gaza. Mereka juga menyatakan dukungan terhadap badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA).
Protes terhadap serangan Israel ke Gaza juga berlangsung di Berlin dan diikuti oleh sekitar 2.000 orang. Pengunjukrasa mengibarkan bendera Palestina dan membawa spanduk protes yang di antaranya tertulis "Hentikan genosida di Gaza" dan "Jerman yang membayar, Israel yang mengebom".
Seorang pengunjukrasa, David Kusel, mengecam situasi mengerikan di Gaza serta menuntut gencatan senjata segera, distribusi bantuan kepada rakyat Gaza, serta terwujudnya solusi dua negara.
Ia turut mengecam tindakan Israel yang merintangi perdamaian melalui pendirian permukiman ilegalnya dan menyebut upaya untuk menghilangkan rakyat Palestina sebagai "kejahatan luar biasa". (**)


Baca Juga:


SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru