Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 14 Juli 2025
Ogah Seperti di Amerika Latin

Jokowi : RI Harus Melompat Jadi Negara Maju

Redaksi - Senin, 04 Maret 2024 11:04 WIB
276 view
Jokowi : RI Harus Melompat Jadi Negara Maju
(Foto: BPMI Setpres/Vico)
BERI SAMBUTAN: Presiden Joko Widodo memberi sambutan saat secara resmi membuka Kongres XXIII Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (2/3). 
Jakarta (SIB)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan pentingnya memanfaatkan bonus demografi yang dimiliki Indonesia. Bonus demografi, kata dia, adalah kunci bagi Indonesia melompat jadi negara maju.
"Kita harus gunakan kesempatan ini untuk maju melompat, maju menjadi negara maju. Yaitu ketika kita mendapatkan yang namanya bonus demografi. Di mana salah satu kuncinya adalah kualitas dan produktivitas generasi muda," katanya dalam acara Pembukaan Kongres XXIII PGRI tahun 2024 di Jakarta, disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (2/3).
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengingatkan, jangan sampai Indonesia terjebak pada middle income trap atau jebakan negara berpenghasilan menengah. Ia merujuk kasus di negara-negara Amerika Latin yang gagal naik level.
Menurutnya, sejumlah negara di Amerika Latin sudah berkembang sejak tahun 1950-an sampai 1970-an. Namun kesempatan untuk menjadi negara maju gagal dimanfaatkan.
"Negara-negara di Amerika Latin tahun 50-an, 60-an, 70-an sudah jadi negara berkembang. Mereka diberi kesempatan karena dalam sebuah peradaban negara biasanya 1 kali kesempatan tapi tidak bisa menggunakan kesempatan itu," tuturnya.
Imbasnya, negara-negara itu tetap menjadi negara berkembang hingga saat ini. Bahkan Jokowi menyebut ada negara yang turun level dan menyandang status negara miskin.
"Akhirnya-negara-negara di sana sampai sekarang tetap jadi negara berkembang, bahkan ada yang turun levelnya ke negara miskin. Jangan sampai itu terjadi di negara kita Indonesia," sebutnya.
Menurut Jokowi, prediksi itu bukanlah hitung-hitungan pribadinya. Namun berdasarkan proyeksi dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) hingga lembaga internasional seperti Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), International Monetary Fund (IMF), dan World Bank atau Bank Dunia.
"Itu bukan hitung-hitungan saya, itu hitung-hitungan OECD, hitung-hitungan IMF, World Bank, Semua ngitung. Ada peluang besar untuk melompat menjadi negara maju," tuturnya.
Oleh karena itu, ia mendorong adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) demi memanfaatkan bonus demografi. Dalam hal ini, pendidikan atau pembangunan SDM menjadi sangat penting.
"Di mana salah satu kuncinya adalah kualitas dan produktivitas generasi muda. Sekali lagi kualitas dan produktivitas generasi muda. Oleh sebab itu pendidikan SDM, pembangunan SDM menjadi sangat penting, baik dari sisi fisik, skill, maupun karakter," pungkasnya. (**)


SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru