Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 27 Juli 2025

Rusia Klaim 10 WNI Jadi Tentara Bayaran Ukraina, 4 Tewas

* Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Bantah Data Rusia
Redaksi - Sabtu, 16 Maret 2024 09:16 WIB
229 view
Rusia Klaim 10 WNI Jadi Tentara Bayaran Ukraina, 4 Tewas
Foto: Henry Nicholls/Reuters
Ilustrasi
Jakarta (SIB)
Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim ada 10 warga negara Indonesia (WNI) jadi tentara bayaran di Ukraina. Data Kemhan Rusia yang dirilis Kedutaan Besar Rusia di Indonesia mengatakan, dari 10 WNI tersebut, empat di antaranya tewas akibat pertempuran.

"Kementerian Pertahanan Rusia terus mencatat dan mendata semua tentara bayaran asing yang tiba di Ukraina untuk berpartisipasi dalam pertempuran," demikian keterangan Kedubes Rusia di Indonesia, Jumat (15/3).

Kedubes Rusia menuturkan sejak 24 Februari 2022, tercatat sekira 13.387 tentara bayaran asing telah memasuki Ukraina. Sementara itu, telah dikonfirmasi bahwa sekira 5.962 tentara bayaran asing dihancurkan. Berdasarkan tabulasi data, Polandia menjadi penyumbang tentara bayaran terbanyak, yakni sekira 2.960 orang. Dari jumlah itu, sekira 1.497 orang diklaim telah "dihancurkan."

Amerika Serikat juga menjadi penyumbang terbanyak kedua dalam perang Rusia-Ukraina. Jumlah tentara AS yang terbang ke Ukraina sekira 1.113 orang. Sementara itu, sebanyak 491 orang di antaranya tewas dalam perang.

Bukan cuma Eropa dan AS, sejumlah negara Asia juga tercatat menjadi penyumbang tentara bayaran untuk berperang di Ukraina. Negara-negara itu antara lain Jepang, China, hingga Korea Selatan. Beberapa negara tetangga RI pun turut berada dalam daftar. Mereka yakni Thailand dan Filipina.

Kedutaan Besar Rusia di Indonesia tidak memberikan detail kapan para tentara bayaran ini datang ke Ukraina. CNNIndonesia.com sudah menghubungi pihak Kedubes Rusia namun belum ada respons.

Sementara itu, Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin membantah data tersebut. Hamianin bahkan mempertanyakan keabsahan data Kemhan Rusia itu. "Apakah Anda melihat ada bukti, selain kata-kata kosong dan tuduhan propaganda Rusia?" kata Hamianin saat dikonfirmasi.

Lebih lanjut, Hamianin juga mengatakan pemerintah Rusia merupakan pembohong andal dan juga provokator. Dia lantas menyebut Rusia yang jelas memiliki tentara bayaran dan tercatat beroperasi di sejumlah negara. "Saya mengetahui bahwa ada warga dari beberapa negara di Asia, Afrika, Amerika Latin, yang berperang sebagai tentara bayaran di militer Rusia. Itu semua ada di berita. Semuanya terbukti," kata Hamianin.


Kemlu RI Buka Suara
Kementerian Luar Negeri RI buka suara soal klaim Rusia yang menyebut ada 10 WNI, jadi tentara bayaran di Ukraina. Juru bicara Kemlu RI Lalu Muhamad Iqbal mengatakan laporan tersebut perlu untuk didalami lebih lanjut. "Informasi tersebut perlu didalami lebih lanjut," kata Iqbal dalam pesan singkat, Jumat (15/3).

Iqbal pun menyarankan informasi tersebut ditanyakan kepada pihak Rusia. "Silakan bertanya kepada Rusia mengenai data yang mereka miliki," kata Iqbal.


Sama-sama Libatkan Tentara Asing
Penggunaan warga negara asing untuk bertempur telah dilakukan Ukraina sejak Rusia menginvasi wilayah mereka pada Februari 2022.

Pada 27 Februari 2022, atau tiga hari setelah Rusia menginvasi Ukraina, Presiden Volodymyr Zelensky berseru kepada khalayak internasional untuk datang ke Ukraina dan angkat senjata melawan pasukan Rusia. Zelensky juga mengumumkan pembentukan legiun relawan internasional.

Kementerian Pertahanan Ukraina mengeklaim bahwa pihaknya telah menerima "ribuan" permintaan dari calon relawan di berbagai negara dan latar belakang, mulai dari prajurit veteran hingga koki restoran.

Kelompok Wagner: Tentara bayaran Rusia yang merekrut napi - dituduh 'penjahat perang', tapi dianggap 'pahlawan' oleh Moskow

Bos tentara bayaran Rusia terlihat merekrut para narapidana: "Mau napi yang berperang atau anak-anakmu?"

Dua tahun kemudian, pada 21 Februari 2024, Zelensky menandatangani dekrit yang membolehkan warga asing bergabung dengan Garda Nasional asalkan warga asing tersebut telah mengantongi izin bermukim secara legal.

Garda Nasional Ukraina adalah sayap militer yang diperintah Kementerian Dalam Negeri. Warga asing bisa menjadi anggota Garda Nasional hanya jika mereka bergabung secara sukarela.

Saat ini, berdasarkan laporan Washington Post yang mewawancarai sejumlah pejabat Ukraina, terdapat sekitar 20.000 warga asing yang menjadi anggota legiun asing Ukraina.

Mereka berasal dari 55 negara, menurut juru bicara Legiun Internasional Ukraina Damien Magrou.

Menurutnya, jumlah terbesar dalam legiun tersebut adalah orang Amerika dan Inggris, disusul oleh orang Polandia dan Kanada, serta perwakilan dari berbagai negara.

Menjawab pertanyaan tentang pendanaan, Magrou mengatakan Legiun Internasional adalah bagian dari Angkatan Bersenjata Ukraina dan dibiayai dari anggaran pertahanan.

"Ini berlaku untuk semua biaya hidup, gaji para petempur, senjata dan amunisi. Kami memiliki dana amal tambahan dari donor swasta, terutama dari Barat," papar Magrou.

Di pihak lain, Rusia juga aktif merekrut orang-orang dari luar negeri serta pasukan bayaran Wagner untuk menyerang Ukraina.

Kremlin telah merekrut hingga 15.000 penduduk Nepal untuk berperang di Ukraina, menurut laporan CNN.

Berbagai media, termasuk New York Times, melaporkan bahwa warga Sierra Leone, Georgia, Kuba, dan Suriah juga ikut menginvasi Ukraina.(**)



SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru