Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Rabu, 02 Juli 2025
Krisis Argentina Mengerikan

Warga Bongkar Sampah Demi Makan

* Inflasi Meroket, Biaya Hidup Tinggi-Kemiskinan Melonjak
Redaksi - Senin, 18 Maret 2024 08:34 WIB
507 view
Warga Bongkar Sampah Demi Makan
(Foto: REUTERS/Matias Baglietto)
AMBIL MAKANAN SISA: Seorang pria mengambil makanan sisa dari sebuah wadah tempat penyimpanan buah dan sayuran yang dibuang di Mercado Central, pasar pusat grosir terbesar di kota itu, yang menerima hasil bumi dari seluruh negeri, ketika warga Arg
Jakarta (SIB)
Mahalnya biaya hidup kelewat tinggi di Argentina membuat sejumlah warga di sana terpaksa mengais sampah sisa buah dan sayuran untuk dimakan. Hal itu dilakukan karena banyak di antara mereka tidak punya cukup uang untuk membeli kebutuhan sehari-hari.
Melansir Reuters, (16/3), saat ini Argentina tengah dilanda inflasi parah yang membuat biaya hidup di negara itu kian meroket. Berdasarkan data terakhir, tingkat inflasi 12 bulan hingga Februari 2024 masih berada di 276,2%.
Sebelumnya pemerintahan baru yang dipimpin oleh Presiden Javier Milei memang sedang berusaha keras untuk menekan angka inflasi tiga digit ini dengan melakukan berbagai langkah strategis. Termasuk di antaranya melakukan pemotongan belanja negara, menargetkan subsidi untuk berbagai sektor seperti utilitas dan transportasi, serta berupaya menyederhanakan program kesejahteraan.
Cara ini memang meningkatkan keuangan negara dengan sangat efektif. Namun dalam prosesnya kebijakan ini bisa sangat menekan masyarakat. Bahkan dalam sebuah laporan bulan lalu terlihat angka kemiskinan di negara Amerika Selatan itu sudah mendekati 60%, dari 40% pada tahun sebelumnya.
Untuk bertahan hidup, akhirnya banyak warga Argentina mulai mengais kontainer sampah tempat sisa buah dan sayur untuk untuk kemudian dimakan. Mirisnya lagi, banyak di antara para pengais sampah ini merupakan orang lanjut usia.
"Kami memiliki beberapa kontainer di belakang tempat sampah dibuang dan ketika Anda membawa sebuah kotak (sampah buah-sayur), Anda akan didatangi 20 orang untuk melihat apa yang bisa mereka bawa sebagai sepiring makanan ke meja mereka," kata seorang penjual buah dan sayur di Buenos Aires, Sandra Boluch.
"Sebenarnya ini adalah sesuatu yang sangat sulit, sangat menyedihkan karena ada banyak orang (yang mengais sampah) dan banyak (di antara mereka) orang lanjut usia," tambahnya lagi.
Keresahan juga disampaikan seorang warga bernama Ines Ambrosini yang mencoba berbelanja di pasar grosir untuk mendapatkan penawaran harga lebih baik. Namun ia tidak mengelak jika kenaikan harga makanan saat ini sudah sangat parah.
"Dampak dari kenaikan harga makanan sangat brutal," kata pria berusia 62 tahun itu.
"Semuanya membutuhkan banyak uang, makanan, buah-buahan, sayur-sayuran, daging, produk susu. Datang ke pasar-pasar (grosir) ini membantu Anda sedikit lebih menjaga isi dompet," sindirnya.



Terpuruk
Argentina saat ini tengah dilanda krisis ekonomi akibat inflasi yang telah meroket hingga 276%. Kondisi ini membuat biaya hidup di Negara Amerika Selatan tersebut semakin tinggi hingga membuat angka kemiskinan melonjak sampai 57%.
Melansir dari Reuters, Sabtu (16/3), untuk mengatasi ini pemerintah Argentina yang saat ini dipimpin oleh Presiden Javier Milei mengeluarkan 'Dekrit Reformasi Ekonomi' pada Desember 2023 lalu.
Sayang, dekrit tersebut ditolak Dewan Senat Argentina usai melakukan pemungutan suara pada Kamis (14/3). Dekrit yang awalnya berisi lebih dari 600 pasal itu akhirnya ditolak dengan selisih suara 42 menolak 25 setuju dan empat abstain.
"(Alasan penolakan dekrit tersebut) sangat sederhana: tidak konstitusional," kata Martin Lousteau selaku salah satu anggota Senat Argentina yang menolak dekrit tersebut.
Meski begitu, dekrit revolusi ekonomi Milei ini masih berlaku. Sebab aturan itu baru bisa digugurkan atau dibatalkan secara definitif jika majelis (DPR) Argentina ikut menolak.
Sebagai informasi, sebelumnya Presiden Argentina Javier Milei telah menandatangani dekrit reformasi ekonomi selang beberapa hari usai dirinya menjabat pada Desember lalu. Dekrit tersebut berisi sejumlah aturan dan langkah-langkah pemerintah untuk memperbaiki ekonomi negara yang sedang porak poranda itu.
Adapun isi dari dekrit tersebut mencakup kebijakan devaluasi peso lokal lebih dari 50%, melakukan pemotongan belanja negara, menargetkan subsidi untuk berbagai sektor seperti utilitas dan transportasi, mengatur penerimaan pajak negara, perubahan aturan ketenagakerjaan, hingga menyederhanakan program kesejahteraan rakyat.
Dekrit yang sudah berjalan selama kurang lebih tiga bulan ini memang dinilai ampuh menghadapi ketidakseimbangan fiskal Argentina saat ini. Namun di saat yang bersamaan aturan itu juga berdampak buruk pada banyak penduduk. (**)


Baca Juga:


Baca Juga:
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru