Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Selasa, 17 Juni 2025
* Mengaku Sangat Menderita Atas Perang di Gaza

Paus Desak Perang Iran-Israel Dihentikan

* PBB Desak Semua Pihak Menahan Diri
Redaksi - Senin, 15 April 2024 09:09 WIB
382 view
Paus Desak Perang Iran-Israel Dihentikan
(Foto: AP/Andrew Medichini via postregister)
DOA ANGELUS: Paus Fransiskus memberikan berkatnya saat ia membacakan doa siang Regina Coeli dari jendela studionya yang menghadap ke Lapangan Santo Petrus, di Vatikan, Minggu (14/4). Paus Fransiskus mendesak Iran dan Israel dalam doa Angelus pada
Kota Vatikan (SIB)
Paus Fransiskus mendesak agar Iran dan Israel untuk tidak mengambil langkah-langkah yang dapat memicu lingkaran kekerasan di Timur Tengah.
Dikutip Reuters, Minggu (14/4), Paus mengaku mengikuti berita tentang serangan Iran ke Israel dan merasa prihatin atas kejadian itu.
"Saya dengan sepenuh hati mengajukan permohonan untuk menghentikan tindakan apa pun yang dapat memicu kekerasan yang berisiko menyeret Timur Tengah ke dalam konflik yang lebih besar," kata Paus.
Menurut Paus, tidak ada satupun yang boleh mengancam kehidupan di negara lain. Termasuk, Israel dan Palestina.
"Tidak seorang pun boleh mengancam keberadaan negara lain. Sebaliknya, semua negara harus mendukung perdamaian, dan membantu Israel dan Palestina untuk hidup di dua negara, berdampingan, dengan aman," ujarnya.
Paus juga menyerukan gencatan senjata di Gaza dan negosiasi untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan diberikan kepada rakyatnya. Dia juga ingin sandera Israel yang ditangkap oleh Hamas dalam serangannya pada 7 Oktober terhadap Israel segera dibebaskan.
Dia meminta agar kekerasan di manapun dihentikan.
"Cukup perang, cukup serangan, cukup kekerasan. Ya untuk berdialog, ya untuk perdamaian," katanya.



Menderita
Sebelumnya, Paus Fransiskus pada Jumat (12/4) juga mengatakan bahwa dirinya sangat menderita akibat perang yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas di Gaza.
"Saya sangat menderita karena konflik di Palestina dan Israel," kata Paus berusia 87 tahun itu dalam sebuah pesan yang dikirim ke Al Arabiya Network untuk menandai berakhirnya puasa Ramadan 2024. Ia kembali menyampaikan harapan gencatan senjata di Gaza bisa segera tercapai.
"Semoga ada gencatan senjata segera di Jalur Gaza, di mana bencana kemanusiaan sedang berlangsung. Semoga bantuan diizinkan untuk mencapai orang-orang Palestina yang sangat menderita, dan semoga para sandera yang diambil pada bulan Oktober dapat dibebaskan!" kata Paus Fransiskus.
Dalam pesannya yang dirilis oleh Vatikan, ia juga menyinggung Suriah, Lebanon, dan seluruh Timur Tengah yang dilanda perang.
"Cukup! Hentikan!" kata Paus Fransiskus.
"Tolong, akhiri bentrokan senjata dan pikirkanlah anak-anak, semua anak, seperti Anda memikirkan anak-anak Anda sendiri. Mereka membutuhkan rumah, taman, dan sekolah, bukan kuburan dan kuburan massal," katanya.


Baca Juga:


Rundingkan
Paus Fransiskus pada Minggu (7/4) juga mendesak para pemimpin dunia menengahi dan menegosiasikan jalan menuju perdamaian di wilayah Timur Tengah, utamanya Gaza dan Ukraina. Paus Fransiskus mengajak umat untuk terus berdoa bagi perdamaian dalam amanatnya saat doa Ratu Surga, atau Regina Coeli.
Ia menginginkan perdamaian yang adil dan abadi, terutama bagi Ukraina yang merasakan penderitaan, serta untuk Palestina dan Israel. “Semoga semangat Tuhan Yang Bangkit memberikan pencerahan dan mendukung semua orang yang berupaya mengurangi tekanan, dan mendorong tindakan yang memungkinkan negosiasi,” ujar dia.
Paus telah berulang kali meminta agar kedua konflik di negara tersebut diakhiri, dan mendesak para pemimpin untuk bernegosiasi mengakhiri kekerasan tersebut. Pada Rabu (3/4), Paus memperbarui permintaannya dengan mengatakan kepada penduduk sipil yang kelelahan dan menderita, agar diberikan akses terhadap bantuan kemanusiaan serta agar para sandera segera dibebaskan.


Baca Juga:


Tahan Diri
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres mengimbau semua pihak untuk menahan diri dalam eskalasi konflik terbaru ini, Iran versus Israel. Konflik ini berisiko menimbulkan perang lanjutan yang tak akan mampu ditanggung dunia.
"Saya mendesak semua pihak untuk menahan diri semaksimal mungkin guna menghindari tindakan apapun yang dapat mengarah pada konfrontasi militer besar-besaran di berbagai bidang di Timur Tengah," kata Guterres dalam sebuah pernyataan, dilansir BBC, Minggu (14/4).
Guterres sadar akan bahaya yang nyata dari konflik ini. Permusuhan ini harus disetop secepatnya.
"Saya mengutuk keras eskalasi serius yang ditunjukkan oleh serangan besar-besaran yang dilancarkan Republik Islam Iran terhadap Israel malam ini. Saya menyerukan penghentian segera permusuhan ini," katanya.
"Saya telah berulang kali menekankan bahwa baik kawasan (Timur Tengah) ataupun dunia tidak akan mampu menanggung peperangan lain lagi," kata Guterres.
Dilansir Aljazeera, juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan bahwa Iran meluncurkan lebih dari 200 proyektil ke Israel dan sebagian besar dari proyektil tersebut telah dicegat oleh sistem pertahanan udara dan bantuan dari Sekutu. Tak ada kerusakan serius melainkan kerusakan kecil pada pangkalan militer Israel. Tak ada korban jiwa melainkan hanya anak kecil yang terluka.
Eskalasi serangan Iran ke Israel ini muncul setelah konsulat Iran di Damaskus diserang Israel pada 1 April lalu. Dilansir Reuters, Israel tidak pernah mengonfirmasi atau menepis pihaknya mendalangi serangan di Damaskus itu.
Observatorium Suriah untuk HAM mengatakan 11 orang tewas. Korps Garda Revolusi Islam Iran menyebut Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi dan perwira tinggi lainnya, Brigadir Jenderal Mohammad Hadi Haji Rahimi, termasuk di antara korban tewas.
Dilansir AP, Israel jarang mengakui serangan terhadap sasaran Iran. Juru bicara militer menyalahkan Iran atas serangan pesawat tak berawak pada Senin pagi sebelumnya terhadap pangkalan angkatan laut di Israel selatan.



Belum Selesai
Menteri Pertahanan Israel telah menyimpulkan sementara bahwa serangan Iran terhadap Israel tidak menimbulkan akibat yang parah. Namun demikian, penghalauan serangan Iran belum selesai.
"Operasi militer ini belum selesai. Kita harus tetap waspada dan memperhatikan instruksi yang disampaikan IDF (tentara Israel) dan Komando Front Dalam Negeri," kata Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, dilansir AFP, Minggu (14/4).
"Kita harus siap untuk skenario apapun. Kita telah menghalau gelombang (serangan) paling penting, dan kita sangat sukses," ujarnya.
Dia telah menyelesaikan peninjauan situasi bersama pejabat senior. Dari tinjauannya, dia mengatakan, tidak ada kerusakan berarti akibat serangan 300-an drone dan rudal Iran.
"Bersama Amerika Serikat dan rekan-rekan lainnya, kita berhasil mempertahankan wilayah Negara Israel. Sangat kecil kerusakan yang telah ditimbulkan-ini adalah hasil dari operasi IDF yang mengagumkan," kata dia.



Kutuk Keras
Sementara itu, negara-negara di Eropa Barat plus negara di Amerika Utara membela Israel dan mengutuk keras Iran.
Negara-negara tersebut, selain Amerika Serikat (AS) yang tentu saja membela Israel, adalah Inggris, Jerman, Prancis, dan Kanada. Simak daftarnya sebagai berikut:



Inggris
Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, mengatakan akan melindungi keamanan Israel dan negara-negara tetangganya. Inggris mengupayakan stabilitas keamanan di kawasan Timur Tengah untuk mencegah pertumpahan darah.
"Saya mengutuk sekeras-kerasnya terhadap serangan sembrono rezim Iran terhadap Israel. Iran sekali lagi maksudnya untuk menuai kekacauan di halaman belakang rumahnya sendiri," cuit Sunak di akun X-nya, Mingu (14/4).
"Inggris (UK) akan terus membela keamanan Israel dan semua sahabat regional kami, termasuk Yordania dan Irak," cuit Sunak.



Jerman
Dilansir BBC, Jerman juga "mengutuk sekeras-kerasnya" serangan Iran terhadap Israel. Hal ini disampaikan oleh Kanselir Olaf Scholz lewat juru bicara.
"Dengan serangan yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat dibenarkan ini, Iran mempertaruhkan konflik regional. Jerman berada di sisi Israel," kata juru bicara tersebut.



Prancis
Dilansir AFP, pernyataan disampaikan oleh Menteri Luar negeri Prancis, Stephane Sejourne.
"Prancis menegaskan kembali ikatan terhadap keamanan Israel dan menjamin solidaritasnya," cuit Sejourne di akun X-nya.
Menurut Sejourne, aksi Iran telah membuat Timur Tengah menjadi tidak stabil. Prancis mengecam Iran yang menyerang Israel.
"Prancis mengutuk keras serangan yang dilancarkan Iran terhadap Israel," cuitnya.
"Dengan memutuskan tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya, Iran mengambil langkah baru dalam tindakan destabilisasi dan mengambil risiko peningkatan militer," imbuhnya.
Sampai saat ini, puluhan hingga ratusan serangan drone dan misil Iran dikabarkan pihak Israel hanya menimbulkan kerusakan kecil di pangkalan militer Israel, tidak ada korban jiwa.
Serangan Iran pada Sabtu (13/4) tadi itu meluncur ke Israel usai Iran bersumpah membalas Israel. Pada 1 April lalu, konsulat Iran di Damaskus Suriah diserang dan sejumlah jenderal Iran tewas akibat serangan itu. Israel tidak mengakui dan tidak menepis mendalangi serangan di Damaskus itu.



Kanada
Dilansir CNN, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan negaranya mendukung Israel. Trudeau mengutuk aksi serangan Iran.
"Kanada tegas mengutuk serangan udara Iran terhadap Israel," kata Trudeau. "Kami mendukung Israel. Setelah mendukung serangan brutal Hamas pada 7 Oktober, aksi terbaru rezim Iran dapat mendestabilitasi kawasan dan membuat perdamaian semakin sulit," kata Trudeau.
"Kami mendukung hak mempertahankan diri Israel dan warganya dari serangan-serangan itu," kata Trudeau.
Presiden AS Joe Biden juga mengutuk keras serangan Iran terhadap Israel. Biden menyatakan komitmen AS membantu Israel menghancurkan seluruh drone hingga rudal kiriman Iran.
Dilansir BBC, Minggu (14/4), Biden mengatakan ia telah mengarahkan pesawat militer AS beserta kapal perusak pertahanan rudal balistik ke wilayah tersebut selama sepekan terakhir.
"Berkat pengerahan ini dan keterampilan luar biasa dari anggota militer kami, kami membantu Israel menghancurkan hampir semua drone dan rudal yang masuk," kata Biden.
"Saya mengutuk keras serangan-serangan ini." sambungnya.
Seperti diketahui, Biden telah berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu beberapa saat yang lalu. Biden menegaskan kembali komitmen Amerika yang kuat terhadap Israel.
"Saya mengatakan kepadanya bahwa Israel menunjukkan kapasitas luar biasa untuk bertahan melawan dan mengalahkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Biden.
Dia menambahkan bahwa dengan melakukan hal tersebut, Israel telah mengirimkan "pesan yang jelas kepada musuh-musuhnya bahwa mereka tidak dapat mengancam keamanan Israel".
Presiden Biden mengakhiri pernyataannya dengan mengatakan bahwa dia akan mengadakan pertemuan dengan para pemimpin G7 pada hari Minggu "untuk mengoordinasikan tanggapan diplomatik yang bersatu terhadap serangan kurang ajar Iran".
Dia menambahkan bahwa timnya akan tetap berhubungan erat dengan para pemimpin Israel.
Biden mengatakan bahwa meskipun Amerika belum melihat adanya serangan terhadap fasilitas mereka, namun mereka "tetap waspada terhadap semua ancaman".
"Kami tidak akan ragu mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi rakyat kami," kata Biden



Tak Ada
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI memastikan tak ada WNI yang terdampak atas serangan tersebut.
"Kementerian Luar Negeri terus lakukan komunikasi dan koordinasi dengan KBRI Amman, KBRI Tehran Perwakilan RI lainnya di Timur Tengah, termasuk situasi para WNI yang tinggal di kawasan tersebut," katanya dilansir dari situs resmi Kemlu, Sabtu (14/4).
"KBRI Amman telah menjalin komunikasi dengan para WNI yang menetap di wilayah Israel. Hingga saat ini tidak ada informasi WNI yang terdampak dalam serangan balasan Iran ke Israel pada tanggal 14 April 2024," tambahnya.
Kemlu mencatat ada 115 WNI yang berada di Israel. Sementara, ada 376 WNI yang berada di Iran.
"Database KBRI Amman mencatat terdapat 115 WNI yg berada di Israel. Mayoritas menetap di Jerussalem, Tel Aviv dan Arava," ujarnya.
"Sedangkan KBRI Tehran mencatat terdapat 376 WNI yang menetap di Iran. Mayoritas adalah pelajar/mahasiswa di kota Qom," lanjutnya.



Imbauan
Kemlu dan perwakilan RI di Timur Tengah terus memantau eskalasi buntut perang antara Iran dan Israel. Kemlu memastikan fasilitas diplomatik di kedua negara itu aman.
"Kemlu dan Perwakilan RI di Timur Tengah terus memantau dari dekat eskalasi yang terjadi pasca serangan Israel ke fasilitas diplomatik Iran di Damascus dan serangan balasan Iran ke Israel," tulis Kemlu dalam akun X Mofa Indonesia, Minggu (14/4).
"WNI yang berencana melakukan perjalanan dengan rute penerbangan melewati wilayah udara atau transit bandara di negara-negara Timur Tengah, diimbau untuk mengantisipasi gangguan jadwal penerbangan (flight disruption) dan segera menghubungi maskapai masing-masing untuk mendapat update penerbangan," lanjutnya.
Kemlu juga mengimbau masyarakat yang bertujuan ke Iran atau Israel untuk menunda perjalanan. Kemlu meminta WNI yang mengalami sistem kedaruratan untuk segera menghubungi hotline perwakilan RI di negara masing-masing.
"Kemlu kembali mengimbau seluruh WNI yang berencana untuk bepergian ke Iran dan Israel untuk menunda rencana perjalanan," ujarnya.
"Jika menghadapi situasi kedaruratan agar segera menghubungi nomor hotline Perwakilan RI terdekat atau mengakses aplikasi bergerak Safe Travel Kemlu," lanjut Kemlu. (**)



SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru