Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kamis, 31 Juli 2025

Rupiah Merosot Akibat Memanasnya Konflik Iran dan Israel

* BI Pastikan Stabilitas Rupiah Terjaga
Redaksi - Sabtu, 20 April 2024 09:09 WIB
371 view
Rupiah Merosot Akibat Memanasnya Konflik Iran dan Israel
ANTARA FOTO/Reno Esnir/tom
Petugas menunjukkan uang dolar AS dan uang rupiah di salah satu kantor cabang PT. Bank Mandiri Persero Tbk, Jakarta, Selasa (31/1/2023). Ilustrasi
Jakarta (SIB)
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) jelang akhir pekan merosot akibat memanasnya konflik Iran dan Israel yang menyebabkan para pedagang beralih ke aset safe haven seperti dolar AS.
Pada akhir perdagangan Jumat, kurs rupiah ditutup meningkat 81 poin atau 0,50 persen menjadi Rp16.260 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.179 per dolar AS.
"Pedagang mengalihkan pandangan terhadap aset safe haven mata uang yaitu dolar AS," kata analis Finex Brahmantya Himawan, di Jakarta, Jumat (19/4).
Brahmantya menuturkan, saat ini tren penguatan dolar AS masih terlihat, sehingga rupiah berpotensi akan terdepresiasi lebih lanjut.
Selain konflik geopolitik, ia mengatakan pelemahan rupiah juga dipengaruhi oleh pemangkasan suku bunga kebijakan AS yang berpotensi tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Hal itu dikarenakan target inflasi AS masih jauh dari target Bank Sentral AS atau The Fed yang sebesar 2 persen sementara data ekonomi AS masih cukup solid.
Beberapa rilisan angka fundamental penting AS yang mendukung kekokohan dolar AS, di antaranya berupa angka inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Maret 2024 secara bulanan naik menjadi 0,4 persen dari perkiraan 0,3 persen, sedangkan angka IHK periode tahunan juga meningkat menjadi 3,5 persen dari periode sebelumnya yang hanya 3,2 persen.
Ketua The Fed Jerome Powel masih menanti isyarat dan angka inflasi mengarah ke 2 persen.
Angka penjualan ritel AS yang naik menjadi 0,7 persen jauh di atas perkiraan hanya 0,4 persen, serta klaim pengangguran yang cenderung berkurang, mengukuhkan penguatan dolar AS terhadap rupiah.
Jeda pemangkasan suku bunga yang tidak akan terjadi dalam waktu dekat oleh The Fed, karena inflasi tidak mencapai target membuat mata uang lain di seluruh dunia, tidak hanya rupiah melemah terhadap dolar AS.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat turun ke level Rp16.280 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.177 per dolar AS.


Pastikan
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memastikan stabilitas rupiah terjaga dalam mengantisipasi dampak dari ketidakpastian penurunan suku bunga kebijakan Amerika Serikat (AS) atau Fed Fund Rate (FFR) dan ketegangan geopolitik yang meningkat di Timur Tengah.
"Kami terus memastikan stabilitas rupiah tetap terjaga dengan intervensi valuta asing dan langkah-langkah lain yang diperlukan," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Jakarta, Jumat (19/4).
Hal tersebut disampaikan Perry dalam Sidang G20 dan International Monetary Fund (IMF) di Washington DC pada 18 April.
Selain itu, BI melakukan pengelolaan aliran portfolio asing yang ramah pasar, termasuk operas moneter yang promarket dan terintegrasi dengan pendalaman pasar uang guna mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.
Ia menuturkan, ekonomi Indonesia termasuk salah satu negara emerging market yang kuat dalam menghadapi dampak rambatan global akibat ketidakpastian penurunan Fed Fund Rate dan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Ekonomi Indonesia tetap kuat ditopang oleh kebijakan moneter dan fiskal yang pruden dan terkoordinasi erat.
"Untuk memperkuat ketahanan eksternal, komitmen kuat Bank Indonesia untuk stabilisasi nilai tukar menjadi bagian penting," tuturnya. (**)



Baca Juga:
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru