
Kantor Bawaslu Labura Terbakar
Aekkanopan(harianSIB.com)Kantor Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) di Kelurahan Aekkanopan, Kecama
"Saya tidak memaksakan harus sekarang. Masih butuh waktu dan tidak usah terburu-buru," kata Laksana seusai mendengarkan penjelasan dan keterangan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Keluarga Besar Masyarakat (Gabema) Tapanuli Tengah - Sibolga, Masriadi Pasaribu, Prof Dr H Rusmin Tumanggor MA, tokoh asal Barus yang juga dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, dan Prof Dr Muhammad Yunan Yusuf Tandjung MA, tokoh asal Sorkam yang juga dosen UIN Syarif Hidayatullah.
Melalui siaran persnya, Laksana Tri Handoko mengatakan, Perwakilan Keluarga Besar Masyarakat Tapanuli Tengah - Sibolga melakukan audiensi dengan Kepala BRIN di Ruang Inovasi Gedung BJ Habibie lantai 24 Jl MH Thamrin No 8 Jakarta Pusat, Senin (24/6/2024) lalu.
Baca Juga:
Selain Masriadi, Rusmin, dan Yunan, perwakilan lainnya ialah Ikhwan Mansyur Situmeang (Analis Kebijakan Sekretariat Jenderal DPD RI/Sekretariat Ketua DPD RI, pengurus DPP Gabema Tapanuli Tengah - Sibolga), Sulaiman [Kepala Bagian Hubungan Masyarakat STAIB (Sekolah Tinggi Agama Islam Barus], Fahriany Sitanggang (dosen UIN Syarif Hidayatullah), Sunardi Panjaitan (pengurus DPP Gabema Tapanuli Tengah – Sibolga), dan Andreas Budi [Sekretariat Yayasan Maju Tapian Nauli (Matauli)].
Sedangkan pendamping Laksana adalah Deputi Bidang Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN Iman Hidayat, Direktur Pengelolaan Koleksi Ilmiah BRIN Ratih Damayanti, Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra BRIN Herry Jogaswara, Kepala Pusat Riset Arkeometri BRIN Sofwan Noerwidi, Kepala Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah BRIN Muhammad Irfan Mahmud, serta Kepala Pusat Riset Arkeologi Lingkungan, Maritim, dan Budaya Berkelanjutan BRIN Marlon Nicolay Ramon Ririmasse.
Baca Juga:
Di awal acara, Masriadi menyerahkan pernyataan sikap, Keluarga Besar Masyarakat Tapanuli Tengah-Sibolga yang isinya menyayangkan upaya BRIN untuk melakukan migrasi koleksi arkeologi dari Laboratorium Arkeologi Barus ke Gedung Koleksi BRIN Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Soekarno di Cibinong.
Sebagai unsur perwakilan masyarakat, DPP Gabema Tapanuli Tengah - Sibolga bersama tokoh-tokoh asal Tapanuli Tengah - Sibolga mendesak pembatalan kegiatan tersebut demi menghindari kemarahan masyarakat Tapanuli Tengah - Sibolga di ranah dan di rantau.
Keluarga Besar Masyarakat Tapanuli Tengah - Sibolga mengusulkan penetapan Barus dan Bongal di Kabupaten Tapanuli Tengah sebagai kawasan riset penelitian arkeologi BRIN dengan membangun museum di lahan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) di Jl KH Zainul Arifin yang disepakati bersama masyarakat dan Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Barus sebagai destinasi penelitian bagi perguruan tinggi dan stakeholders di dalam negeri dan luar negeri, bahkan disebut menjadi "surga" destinasi penelitian arkeologi di Sumatera Utara dan Indonesia.
Khusus temuan arkeologi di situs Bongal membuka perspektif baru kesejarahan Indonesia, karena mengindikasikan interaksi penduduk Nusantara melalui perdagangan dan pelayaran dengan mancanegara (Timur Tengah, India, serta China) pada abad ke-7 hingga ke-10 Masehi atau 200 tahun lebih tua dari temuan arkeologi di situs Barus yang memerlukan analisa kritis karena ribuan tahun yang lalu diduga pelayaran tidak langsung menuju Sijagojago tanpa melalui Barus.
Karena itu, benda situs Barus dan situs Bongal dikaji holistik dan sistemik. Pada zaman digital, pengelolaan koleksi benda arkeologi tidak mesti dikumpulkan terpusat di lokasi tertentu, karena ribuan sumber tempat artefak dari Sabang ke Merauke, di desa, kecamatan, kabupaten, kota, dan provinsi di seluruh Indonesia.
Dikatakan, kebijakan tersebut melanggar prinsip otonomi daerah "desentralisasi", termasuk pemanfaatan riset untuk konservasi, penelitian, pendidikan, dan pariwisata di daerah, termasuk Barus dan Bongal.
Keluarga Besar Masyarakat Tapanuli Tengah - Sibolga mendorong BRIN semakin menghargai dan mengakrabkan diri dengan masyarakat setempat sebagai "ekosistem sejarah arkeologi", dalam upaya penguatan pengambilan kebijakan berbasis bukti hasil riset di daerah asalnya.
Selain itu, BRIN perlu semakin menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, baik dalam negeri maupun luar negeri, sebagai upaya diseminasi pemanfaatan riset seperti organisasi pemerintahan daerah (dinas kebudayaan, dinas pendidikan, dinas pariwisata), lembaga riset, universitas, dan lembaga swadaya masyarakat. Sebab, kolaborasi sebagai kunci untuk mengatasi kendala personel, anggaran, dan infrastruktur.
"Saya mohon maaf, atas kejadian di Barus itu karena kami kurang sosialisasi," kata Laksana Tri Handoko sambil menambahkan, penundaan dilakukan setelah mendengar pernyataan Rusmin.
Laksana mengharapkan kerjasama dengan DPP Gabema Tapanuli Tengah - Sibolga di masa depan agar kegiatan riset arkeologi BRIN di Barus terlaksana secara lancar. Selain situs Barus, ia juga menyinggung situs Bongal (Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara). (*)
Aekkanopan(harianSIB.com)Kantor Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) di Kelurahan Aekkanopan, Kecama
Medan(harianSIB.com)Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati), Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi (Wakajati), hingga sejumlah Kepala Kejaksaan Negeri (Kaj
Aekkanopan(harianSIB.com)Pebulutangkis PB Djarum, kelahiran Aekkanopan, Kabupaten Labuhan Batu Utara (Labura), Nurul Tetra Junia Br Matondan
Medan(harianSIB.com)Perayaan ulang tahun ke13 Punguan Silalahi Raja sektor Medan Belawan berlangsung meriah di Wisma Rata, Belawan, Sabtu (
Medan(harianSIB.com)Wakil Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan, M. Alinafiah Matondang SH, MHUM, menyatakan bahwa aparat penegak hukum